Part 160

945 61 5
                                        

Guys aku mau tanya nih, kira-kira cerita ini mau ditamatin di part berapa? Komen ya !!!

Happy reading❤️
______________________________________

Alfandy Pov

Aku menggendong Najwa keluar kamar dan rencananya sekalian ke depan mau melihat orang itu mau apa dengan Almeera. Karena tadi ku tanya malah jawabnya sewot dan bilang cuma mau ngomong sama Almeera.

"Udah masuk tamunya bi?" Tanyaku ke Bi Minah yang kebetulan sedang membawa nampan berisi teh dan camilan.

"Udah tuan, udah di ruang tamu sama nyonya" Jawabnya.

Aku mengikuti bibi berjalan dibelakangnya. Bi Minah menaruh teh dan camilan itu kemudian ku titip Najwa dengannya.

Bi Minah menaruh nampan ke dapur dan baru mengambil Najwa.

"Kenalin ini suami saya Bu, Pak" Almeera langsung mengenalkan ku dengan kedua orang ini.

Kedua orang itu diam dan hanya melirik sekilas.

"Jadi gimana nduk? Bisa gak pakde pinjem duitnya?" Tanya laki-laki itu.

Aku seketika mengingat siapa perempuan yang satunya ini. Dia adalah orang yang kami temui di makam dan mengaku bude Almeera.

"Saya kan udah pernah bilang pak ke ibunya, saya gak bisa sembarang minjemin uang ke orang. Saya harus izin suami dan saya sebelum ini sudah diskusi dan suami saya tidak memberikan izin" Ucap Almeera sambil melirikku seperti menyuruhku untuk menyetujui ucapannya.

"Tolong nak saya butuh uang buat biaya berobat, sekolah dan kuliah anak-anak saya. Saya udah gak punya apa-apa yang mau dijual" Barulah lelaki itu memohon padaku. Tadi aja sinis betul tatapannya.

"Maaf ya sebelumnya untuk ibu dan bapak. Saya tidak tau kenapa tiba-tiba kalian bisa tau rumah kami. Kalian juga tiba-tiba muncul dan langsung minjam uang ke istri saya. Saya jujur tidak biasa meminjamkan uang ke orang, apalagi orang yang gak saya kenal sama sekali. Jadi disini saya cuma mau bilang, saya gak bisa meminjamkan karena pertama saya tidak kenal kalian dan yang kedua saya tidak mau karena pinjam meminjam uang bisa terjadi perselisihan" Jelasku.

"Saya mohon Nak Alfandy sekali ini saja bantu kami. Kami sudah tidak tau mau meminjam ke mana lagi" Ucap si perempuan.

"Mohon maaf Bu saya benar-benar tidak bisa meminjamkan" Jawabku tegas.

"Saya mohon sekali nak, bila perlu saya sujud dan mencium kaki kalian" Sambung si laki-laki.

"Maaf pak percuma saja apapun yang kalian lakukan keputusan saya bulat. Lagipula kenapa tiba-tiba kalian bisa ke sini dan meminjam ke Almeera. Selama ini bukannya kalian tidak mengenal Almeera. Ketika dia kehilangan orangtuanya pun kalian tidak ada yang bersimpati menampungnya. Jadi untuk apa sekarang saya membantu kalian kalau kalian tidak ada kontribusi dikehidupan istri saya" Ucapku sedikit menyindir.

Aku ingin kedua orang ini sadar dan cepat pergi dari rumahku ini. Aku juga melirik Almeera yang mukanya susah gregetan. Mana tadi dia baru saja marah-marah ke anak-anak dan nangis-nangis ke aku. Pasti sekarang mood dia lagi campur aduk.

"Astaghfirullah nak kita bukan tidak mau menampung Almeera. Kita dulu mencari Almeera kemana-mana tapi tidak ketemu" Alasan si perempuan.

"Apapun alasan ibu dan bapak saya tetap tidak bisa meminjamkan. Ibu dan bapak bisa pergi dari rumah saya sekarang. Istri saya butuh istirahat karena baru saja bersalin. Jadi saya minta ibu dan bapak bisa meninggalkan rumah saya ini" Mau tidak mau aku harus mengusir mereka.

"Oh iya satu lagi, tolong jangan pernah datang ke sini lagi ataupun menemui istri saya dimanapun itu" Sambungku.

"Tega kamu sama pakde mu ini Almeera. Pakde dan papa kamu itu saudara kandung. Kami sedarah tapi kamu sama sekali tidak mau membantu" Ucap si lelaki.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang