Part 149

611 42 9
                                    

Alfandy Pov

3 bulan setelah kejadian malam itu, perempuan yang bernama Alina itu terus saja menghubungi dan mengusikku. Dia mengancam akan memberitahu Almeera foto-foto kami malam itu. Mau tidak mau aku menuruti permintaannya.

"Assalamualaikum Mas Al" Alina.

"Waalaikumussalam, ngapain ke sini?" Tanyaku kesal.

Dia sering sekali menghampiri ku baik di rumah sakit atau di toko ku.

"Galak bener sih pak" Jawabnya.

"Mau apa lagi?" Tanyaku malas.

"Gak papa, aku kangen aja sama kamu" Jawabnya lagi dengan gaya centilnya.

"Saya banyak kerjaan dan saya minta kamu jangan sembarangan menghampiri saya" Ucapku padanya.

"Aku sih gak mau sebenernya sering-sering menghampiri kamu, tapi anak kita ini yang mau deket sama papanya" Ucapnya.

Aku kaget dan langsung menyeretnya ke dalam ruanganku.

"Maksud kamu?" Tanyaku.

"Ya aku hamil, anak kamu" Jawabnya.

"Jangan asal bicara kamu ya, kita cuma sekali melakukan itu dan bisa jadi itu anak dari laki-laki lain" Kesalku.

"Kamu yang tidur terakhir bersamaku. Nih!" Dia menyerahkan selembar kertas padaku.

Di kertas itu tertulis bahwa dia positif hamil dan usia kandungannya 3 bulan. Tepat dengan waktu terakhir aku dan dia melakukan itu.

"Jangan main-main kamu!" Bentakku.

"Aku gak main-main mas, ya itu anak kamu" Jawabnya enteng.

Aku tak bisa berpikir jernih lagi. Saat ini kondisi kehamilan Almeera sudah 5 bulan dan Almeera juga sering badmood.

"Mau apa kamu?" Tanyaku.

"Ya mas tanggungjawab lah" Jawabnya.

"Saya gak akan menikahi kamu" Ucapku.

"Ya udah aku samperin aja istri kamu" Jawabnya.

Dia keluar dari ruanganku dan entah pergi ke mana. Aku yang kelamaan atau memang dia berlari agak cepat.

Almeera Pov

Kehamilan ketiga anak kelima. Kehamilan kali ini ringan diawal dan berat dipertengahan, entah nanti diakhir bakal berat atau bagaimana.

"Mama mau pegang adek" Nayla.

"Ayok sini" Aku menggeser duduk ku.

Nayla dan Naysa alhamdulilah sudah menerima kehamilan ini dan sudah mulai menyayangi adik dalam perutku.

"Abang kemana ma?" Tanya Nayla.

"Abang pergi ngaji mba" Jawabku.

"Kok kita belum boleh ngaji?" Tanya Naysa.

"Bukan belum boleh tapi mba berdua ngaji di rumah aja dulu sama mama" Jawabku.

"Okedeh" Jawab Naysa.

Naysa kembali bermain mainannya dan Nayla tetap mengusap perutku.

"Assalamualaikum" Suara salam dari luar.

"Waalaikumussalam. Liat gih siapa yang datang" Suruhku ke Nayla atau Naysa.

Keduanya kompak bangun dan berlari ke arah pintu.

"Mama" Nayla dan Naysa masuk membawa seorang perempuan muda.

"Silakan duduk" Ucapku.

Perempuan itu duduk dihadapanku. Dia tampaknya seumuran dengan Anggun.

"Maaf saya mengganggu waktu istirahat mba" Ucapnya.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang