Alfandy Pov
Sesuai dengan janjiku ke anak-anak aku hari ini deal kontrak untuk mengambil mobil dan rumah. Ini hanyalah hal kecil bagiku, bukan karena sombong tapi jujur memang selama ini aku sisihkan uang hasil toko dan usaha lain untuk tabungan masa depan. Rencana awal uang ini akan aku kasih ke anak-anakku dan Erin dimasa depan, tapi mengingat sampai saat ini kami belum juga dikaruniai anak jadi uang ini aku gunakan untuk kado anak-anakku saja.
"Assalamualaikum Al aku udah di cafe kamu, kamu ke cafe jam berapa? Aku mau menuhin janjiku ke anak-anak" Ku kirim chat padanya.
Cukup lama juga Almeera tidak menjawabnya, aku masih setia nunggu di dalam mobilku. Sedangkan mobil baru untuk anak-anak sudah terparkir di parkiran cafe.
"Waalaikumussalam aku ke cafenya sore, ada keperluan dulu ke florist. Maaf merepotkan dan aku rasa tidak perlu sampai dituruin permintaan anak-anak" Balasnya.
"Aku tidak bisa tidak menuruti permintaan mereka Al, mereka anak-anak aku dan aku tidak punya anak lain. Aku minta maaf kalau ini buat kamu tidak nyaman, tapi jujur ini aku turuti demi agar anak-anak mau menerima maafku" Balasku padanya.
Lama Almeera tidak menjawabnya dan aku rasa Almeera tersinggung dengan pemberianku ini. Aku tidak punya pilihan, anak-anak yang meminta dan ini cara satu-satunya agar anak-anak memaafkan ku.
"Maaf pak nunggu siapa ya? Kalau masih lama nunggu di dalam saja tapi karena ini mobil lain mau masuk gak bisa" Tukang parkir cafe menghampiri ku.
Memang luas parkiran cafe Almeera tidak terlalu besar, hanya muat 5-6 mobil dan beberapa motor. Sekarang jam istirahat kantor dan anak kuliahan, otomatis ramai.
"Baik pak saya masuk aja mau nunggu yang punya cafe" Jawabku.
"Oh baik pak, terima kasih" Dia pergi.
Aku terpaksa turun untuk menunggu Almeera dan anak-anak. Aku mengambil meja di lantai 2 dan sekalian memesan makan siang.
"Aku tau maksud kamu baik mau anak-anak berdamai dan memaafkan kamu. Tapi cara kamu menuruti kemauan mereka itu tidak benar. Anak-anak masih terlalu kecil untuk dihadiahkan mobil dan rumah. Juga kamu itu suami orang dan punya istri yang harus kamu nafkahi. Apapun yang kamu lakukan haruslah izin istri dan ridho istri kamu. Karena ridho istri juga berguna untuk kelancaran apapun pekerjaan yang dilakukan suaminya. Kamu juga secara tidak langsung mengajarkan anak-anak untuk manja dan boros. Sekali saja kamu turuti mereka akan meminta lagi ke depannya. Kamu gak mikir hal itu mas, aku tau uang kamu banyak dan bisa beli apapun itu. Tapi aku tidak seberada kamu, kalau sekarang kamu turuti kemauan mereka dan nanti ke depannya mereka minta yang lain dan lebih mahal aku bisa apa? Aku gak punya uang sebanyak kamu. Aku mohon maaf kalau ini menyinggung perasaan kamu tapi aku jujur tidak bisa menerima itu semua" Panjang sekali balasan dari Almeera.
Aku tidak bermaksud untuk membuat anak-anak menjadi manja dan boros. Tapi aku baru sekarang dimintai hadiah oleh anak-anakku jadi aku terlalu excited memberikannya.
"Al aku benar-benar minta maaf atas kelancanganku ini. Tapi jujur aku hanya ingin menuruti permintaan anak-anak kali ini saja. Sudah 4 tahun umur mereka dan aku tidak pernah memberi nafkah ke mereka, ini sebagai balasanku untuk mereka Al. Aku ingin menafkahi anak-anakku juga. Aku tidak ingin hanya kamu yang susah menafkahi mereka. Aku memberikan ini sebagai hadiah ulang tahun mereka dan juga sebagai ganti selama ini aku tidak pernah memberi mereka nafkah" Balasku.
Aku tidak tenang menunggu jawaban dari Almeera. Bahkan makanan yang ku pesan tadi belum sempat ku makanan sangking gugupnya.
"Mas aku ngerti kamu mungkin merasa bersalah dengan mereka. Kamu menganggap ini untuk memberi nafkah mereka, aku tidak masalah kamu tidak memberi mereka nafkah selama ini. Aku tidak menuntut apapun dari kamu. Aku hanya ingin kamu bisa kontrol diri kamu dan juga aku ingin kamu menjadi suami yang baik untuk Erin. Izin padanya untuk apapun yang kamu lakukan dan berikan ke orang. Aku tau ini bukan orang lain tapi anak kamu sendiri, bagaimana pun juga tetap kamu harus minta izin Erin. Dia istri kamu, teman hidup suka duka kamu. Aku akan menerima itu semua kalau Erin sendiri yang bilang kalau dia ikhlas kamu memberikan itu untuk anak-anak" Balas Almeera.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
Ficción GeneralMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.