Alfandy Pov
Kami sudah tiba di rumah sakit tempatku bekerja. Beberapa anggota yang akan berangkat juga ditemani oleh keluarga mereka. Rata-rata semua yang pergi sudah menikah jadi rata-rata juga bersama istri dan anak-anaknya. Aku juga senang sekali berangkat kali ini, biasanya Erin tidak mau mengantarkanku. Hanya pada saat Almeera kembali lagi ke kehidupanku baru dia mau menjemputku.
"Papa pergi dulu ya, jaga mama dan jangan biarin mama kecapekan" Pesanku ke Arfan dan Arhan.
"Jaga adek juga dong pa" Jawab Arfan.
Aku tidak menggubris dan berpindah pamitan ke Mba Arumi dan kedua keponakan ku.
"Pamit ya mba, mba jangan capek-capek udah gede gini. Nanti kalau lahiran sebelum aku pulang kabarin ya. Semoga dapet jagoan" Ucapku sambil salaman ke Mba Arumi.
"Hati-hati kamu dinasnya, mba denger lagi konflik kan ya. Walaupun kamu tim medisnya tapi tetep aja bahaya" Pesan Mba Arumi.
"Om berangkat ya, kalian jagain mama kalian jangan main aja. Bantu-bantu mama jangan nunggu disuruh" Pamitku ke Rahma dan Lea.
Aku senang melihat keduanya menurut Mba Arumi mengenakan hijab. Keduanya memiliki muka perpaduan Mba Arumi dan Kak Bagas.
"Siap om, nanti Lea izin main sama Arfan, Arhan dan Hana ya" Lea.
"Main aja tapi ingat waktu, temenin mama jangan kebanyakan main" Ku usap kepalanya.
"Aku pamit ya, jaga diri jangan capek-capek. Kalau kurang yang bantu-bantu di rumah kasih tau aku biar nanti aku cariin lagi. Kalau mau cek cabang cafe jangan bawa mobil sendiri, minta temenin karyawan kamu yang di sini" Aku beralih ke Almeera.
"Iya bawel banget sih jongor bebek ini" Dia menarik bibirku.
"Eh enak aja ngomongin bibir aku jongor bebek. Bibir kamu itu yang jongor bebek. Apalagi kalau lagi ngomel, beh MasyaAllah panjangnya. Ya kan bang" Aku meminta persetujuan anak-anak.
"Haha iya bener banget, kalau mama ngomel tu abang bukan takut denger omelan mama pa. Tapi abang itu takut liat bibir mama, takut jatoh bibirnya maju banget" Bela Arhan.
"Okey kamu tim papa ya, awas aja minta masakin sama mama. Abang Arfan tim papa juga?" Tanya Almeera.
"Aku tim mama, Hana tim mama juga kan dek" Dia mengalihkan ke Hana.
Hana yang ditanya hanya tertawa saja, dia tidak mengerti apa yang kami bicarakan. Dia baru berusia 5 bulan dan bulan depan dia baru belajar makan. Aku menatap Almeera, pasti akan sangat kerepotan nanti kalau Hana sudah belajar makan.
"Pamit ke adek dong pa" Pinta Arhan saat aku akan berangkat.
Aku diam dan berbalik ke arah mereka. Aku menatap Almeera yang menunggu tanggapanku. Aku berbalik lagi dan mendekat.
"Papa berangkat ya" Ucapku sambil mengusap kepala Hana.
Aku belum bisa benar-benar menerima dan menyayangi dia.
Hana yang ku usap kepalanya menjadi kegirangan dan bahkan menggoyangkan tubuhnya digendongan Almeera.
"Awas jatoh nak" Ucap Almeera sambil mempererat gendongannya.
Hana berhenti dan tertawa menatapku, aku mau saja menciumnya tapi masih ada gengsi dalam diriku.
"Pamit ya, assalamualaikum" Aku membawa barangku menuju anggota yang lain.
Kami persiapan dan mendapat briefing sebentar dan kemudian masuk ke dalam bus yang akan mengantarkan ke kota tujuan.
Almeera Pov
![](https://img.wattpad.com/cover/313742638-288-k921969.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
Ficción GeneralMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.