Part 57

2.4K 112 4
                                    

Almeera Pov

Aku bangga dengan diriku sendiri, aku bisa menghidupi diriku dan juga kedua anakku. Aku masih tidak percaya kalau anak-anak sudah sebesar sekarang.

"Mama kenapa?" Arfan menyadari kalau aku melamun.

"Gak papa" Jawabku cepat.

"Mama sakit? Pusing? Capek? Abang pijitin ya" Ucapnya.

"Mama gak papa bang, udah lanjutin pr nya sana. Bantuin adeknya kalau dia gak ngerti" Suruhku.

"Bener gak papa? Kalau ada apa-apa kasih tau abang ya" Dia menatapku serius.

Aku tertawa saat dia menatapku seperti itu. Seperti laki-laki yang menyuruh pacarnya berjanji.

"Iya serius. Dah sana belajar lagi mama masih mau masak buat makan malam" Suruhku.

Aku beranjak ke dapur untuk mempersiapkan bahan masakan. Agak bingung masak apa lagi hari ini, aku sekarang mudah bosan dengan menu lauk yang itu-itu saja. Padahal aku sendiri yang memasaknya.

"Mau masak apa Bu?" Tanya bibi yang baru keluar dari kamarnya.

"Bingung bi, bosen masak itu-itu mulu. Ada rekomendasi gak untuk makan malam nanti?" Tanyaku.

"Udah aja Bu" Sarannya.

"Aku alergi Bi, Arfan juga alergi" Ucapku.

"Kalau gitu cumi Bu" Sarannya lagi.

"Kalau itu Arhan yang alergi" Jawabku malas.

"Hm kepiting!" Antusiasnya.

"Saya juga alergi kepiting dan kamu juga alergi kepiting kan ya" Kesalku.

Lama-lama ku getok ini kepala si bibi pakai centong nasi. Nyaraninnya yang semua alergi. Bahkan alergi diri sendiri aja gak inget.

Tapi aku jadi aneh sama diriku kenapa bisa alergi udang dan kepiting. Padahal sebelumnya tidak pernah alergi, tapi semenjak lahiran jadi alergi dan gak bisa makan 2 seafood itu.

"Mama ada telepon!" Arhan berlari membawa hpku.

"Jangan lari-lari abang" Perintahku.

"Sorry hehe. Soalnya berisik banget bunyi terus" Jawabnya.

Siapa juga yang telepon sore-sore gini mana udah jam 5. Biasanya semua customer gak ada yang chat lewat dari jam 5. Aku sudah memberitahu mereka sebelumnya.

"Hah! Rio! Kenapa ini!" Rupanya suami Ria yang menelpon.

"Angkat Rio angkat" Panik ku.

Aku panik kalau terjadi apa-apa dengan Ria. Seingatku Ria akan lahiran beberapa hari lagi.

"Halo assalamualaikum Rio kenapa kamu telpon aku?" Dengan cepat aku tanya.

"Waalaikumussalam Ra, ke rumah sakit bunda sekarang bisa gak? Ria mau operasi soalnya ketubannya udah pecah. Ria mau nunggu kamu baru mau masuk ruang operasi" Ucapnya.

Terdengar dari suaranya kalau Rio gugup dan cemas.

"Iya aku ke sana sekarang, kamu tenangin diri kamu dan jangan keliatan cemas di depan Ria. Kasian dia nanti ikut cemas juga" Jawabku.

"Makasih ya aku tunggu" Dia mematikan telepon.

"Tolong masak dulu ya bi, masak apa aja gak papa. Saya mau ke rumah sakit sahabat saya mau lahiran" Pesanku ke bibi.

"Kita gimana?" Tanya Arhan yang masih berdiri.

"Beresin bukunya ikut mama. Eh pr sudah?" Tanyaku memastikan.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang