Author Pov
Karena menunggui anaknya tidur Almeera ikut tertidur juga. Almeera sudah tidak bisa menahan kantuknya karena tadi dia tidak jadi istirahat di rumahnya.
"Kamu gak nginep aja Rum?" Tanya Bu Rahimah ke Arumi.
"Gak bisa ma besok Mas Bagas ada seminar, pagi-pagi mau bangun nyiapinnya sama anak-anak juga kan mau sekolah" Jawab Arumi.
"Sendiri lagi dong mama" Jawab Bu Rahimah.
"Mama ajak Ara nginep coba" Saran Arumi.
"Mana mau Ara Rum ya udah deh hati-hati dijalan kalian ya" Ucap Bu Rahimah.
"Salamin ke Ara ya ma" Arumi menyalami ibunya.
"Pulang ya ma" Bagas juga bersalaman.
Setelah Arumi sekeluarga pulang Bu Rahimah berniat menengok Almeera dan anak-anaknya di kamar.
"Mama rindu kamu jadi mantu mama Ra" Ucap Bu Rahimah ketika melihat Almeera tidur bersama anak-anaknya.
Bu Rahimah duduk di kursi meja rias kamar ini. Kursi yang dulu Almeera gunakan saat menginap di sini.
"Eh mama" Almeera terbangun.
"Udah bangun Ra? Maaf ya mama ganggu tidur kamu" Ucap Bu Rahimah.
"Gak papa ma, Ara juga ketiduran ini. Udah jam berapa ya ma"? Tanya nya.
"Jam 5 Ra" Jawabnya.
"Ara harus pulang ma nanti magrib dijalan" Almeera merapikan hijabnya yang sedikit berantakan.
Alfandy Pov
Aku tadi ke cafe punya Almeera berencana menemui anak-anakku tapi rupanya Almeera tidak ke cafe hari ini. Aku mau pulang tapi bosan dengar Erin mengoceh terus.
"Mama ada Bi?" Ya aku ke rumah mama.
Setidaknya di rumah mama aku bisa istirahat tenang tanpa dengar ocehan Erin.
"Ada didalam den" Jawab bibi.
Aku mencari mama kemana-mana tapi tidak ketemu, sepertinya mama istirahat di kamarnya. Biar sajalah aku juga capek pengen istirahat.
"Arfan? Arhan?" Kedua anakku sedang tertidur pulas dikasurku.
Aku mendekati mereka yang masih pulas di alam mimpinya. Mungkin ini takdir Allah karena tadi aku rindu mereka akhirnya aku bertemu mereka.
"Mama" Arhan menggeliat.
Mungkin kalian berpikir kenapa aku tiba-tiba bisa membedakan mereka padahal baru beberapa kali bertemu. Aku bisa membedakan mereka berdua karena Arfan ini mirip denganku dan Arhan mirip dengan Almeera. Walaupun mereka kembar dan wajahnya sangat mirip tapi iras wajahnya berbeda. Eh tapi apa aku dan Almeera mirip sampai mereka berdua jadi bisa mirip kami satu-satu.
"Ini papa Han" Jawabku.
Arhan mengucek matanya dan duduk melihatku.
"Papa!" Dia memelukku.
"Eh jangan berisik kasian Arfan masih tidur" Peringatku.
"Abang Alfan papa bukan Alfan aja" Protesnya.
"Hehe iya Abang Arfan" Jawabku.
Entah kenapa Almeera menyuruh anak-anak saling memanggil abang ke masing-masing mereka. Padahal bakal punya adik juga gak kan ya, Almeera kan cintanya sama aku gak mungkin dia menikah dengan laki-laki lain.
"Sama siapa ke sini?" Tanyaku.
"Sama kakek" Jawabnya.
Berarti papa sudah bertemu dengan mereka. Pasti papa sangat senang dan bahagia memiliki cucu laki-laki.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
Ficción GeneralMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.