Almeera Pov
Saat diperjalanan menuju rumah aku menjadi curiga dengan sebuah mobil yang selalu mengikuti ku. Sedari lampu merah pertama dekat cafe mobil ini selalu mengikuti. Aku yang merasa diikuti langsung mutar menuju mall terdekat.
"Kok kita ke mall ma?" Tanya Arfan.
"Kita beli minuman bentar mama haus. Kalian juga mau jajan kan?" Sengaja aku tak jujur ke mereka agar mereka tak banyak tanya.
Aku masuk ke kedai minuman di dalam mall dan ternyata mobil yang mengikuti tadi itu adalah Erin dan mamanya.
"Ma ada nenek lampir dan tante lampir" Ucap Arfan berbisik.
"Mana bang?" Tanya Arhan penasaran.
"Gak usah diliat" Jawabku.
"Oh itu, oke pura-pura gak liat aja kan ma" Ucap Arfan.
Aku mengangguk dan memang antrinya cukup panjang jadi kesempatan untuk mengecoh Erin dan mamanya.
Aku tadi juga sudah mengirimkan chat ke Mba Arumi kalau agak telat pulangnya dan meminta mereka menunggu sedikit lama.
Sekitar 15 menitan aku sudah mengambil pesananku. Aku memesankan untuk Mba Arumi, mama dan si mba juga.
"Kita nanti muter-muter dulu di jalan ya biar mereka gak ngikutin lagi" Ucapku ke anak-anak.
Untunglah anak-anak mudah diarahkan dan mudah diajak kerjasama.
"Ma masih ngikutin" Ucap Arfan saat kami sudah di jalan.
"Kita mampir pos polisi biar mereka diciduk sekalian" Kesalku.
Sengaja aku mencari pos polisi yang biasa berada di dekat lampu-lampu merah. Aku gedeg diikutin mulu dari tadi.
"Maaf Bu ada yang bisa kami bantu?" Tanya salah seorang polisi yang menghampiri mobilku.
"Maaf ganggu pak, itu mobil di belakang dari tadi ngikutin saya terus saya sudah berkeliling hingga masuk ke mall tetap saja diikutin. Tolong ya pak, saya punya 2 anak kecil takut nanti orang di mobil itu orang jahat" Jelasku.
Padahal aku tau jelas yang di dalam mobil adalah Erin dan mamanya.
"Baik Bu kami akan memberhentikan mobil itu. Ibu bisa menepi dan menunggu di pos saja" Ucapnya.
"Saya mau langsung pulang saja pak, saya minta tolong diberhentikan saja mereka agar tak mengikuti saya pak" Jawabku.
"Baik Bu, hati-hati diperjalanan" Setelah mengucapkan terima kasih ke polisi aku langsung tancap gas agar tak tersusul mereka.
Bodo amat polisi mau ngapain ke mereka asal mereka tak mengikuti lagi dan tak tau tempat tinggalku.
Rumah Almeera
Akhirnya sampai di rumah dengan selamat dan tak diikuti lampir 2 itu.
"Assalamualaikum" Aku dan anak-anak masuk.
"Waalaikumussalam, eh Bu ada Bu Rahimah sama Bu Arumi di ruang tengah" Ucap bibi.
"Eh iya mba udah tau, makasih ya udah disiapkan minum dan camilan" Jawabku.
"Ini buat bibi" Aku menyerahkan satu minuman untuknya.
"Makasih Bu" Dia menerimanya.
Si mba memang udah biasa kalau aku beli makanan atau apapun dia pasti ku kasih jadi tak canggung lagi menerimanya.
"Ganti baju ke kamar gih biar gak bauk" Ucapku ke anak-anak.
Mereka menurut dan langsung ke kamarnya.
"Assalamualaikum, ma mba" Sapaku.
"Waalaikumussalam hai Ra" Mba Arumi langsung menghampiri.
Sedangkan mama terlihat sedang tiduran. Aku merasa bersalah karena sepertinya mama kecapekan menungguku.
"Ya Allah mama ketiduran nungguin aku sama anak-anak ya mba? Maafin ya jadi bikin mama sama mba kelamaan" Aku menjadi tidak enakan dengan mereka berdua.
"Gak papa Ra kamu ganti baju dulu atau bebersih dulu gih gak papa. Mama juga masih tidur kan ya. Mama tuh kalau di rumah jarang banget dan bahkan gak pernah tidur siang. Ini alhamdulillah pas di rumah kamu mama tidur siang, jadi bisa istirahat" Jelas Mba Arumi.
"Iya ya mba? Mama mungkin sibuk banget sama toko jadi lupa istirahat. Nanti mba nasehatin mama ya mba biar gak kecapekan. Nanti mama sakit aku gak tega" Ucapku.
"Udah ribuan kali rasanya mba nasehatin gak juga mama dengerin. Eh coba nanti kamu yang nasehatin deh siapa tau nurut" Sarannya.
"Hehe iya mba, eh aku izin ganti baju bentar ya mba" Aku pamit ke kamar.
"Nenek sama tante di mana ma?" Tanya Arhan dan Arfan yang sudah berganti pakaian.
"Di ruang tengah bang, jangan berisik ya nenek lagi tidur" Ucapku.
Oh iya mungkin kalian bertanya kenapa aku gak nyaranin mama pindah tidur di kamar kan lebih nyaman. Alasannya yang pertama kasian kalau dibangunin nanti mama gak mau tidur lagi dan mau main sama anak-anak. Kedua, kebetulan di ruang tengah tepatnya ruang keluarga aku memang nyediain kasur yang benar-benar untuk tidur. Anak-anak kalau nonton suka sambil tiduran jadi sekalian aku taruh kasur. Jadi kalau malem mereka nonton dan ketiduran aku gak khawatir dan gak repot mindahin ke kamar, karena di sana juga nyaman.
"Oke ma, ini abang ambil jajanan mu bagi sama Tante Arumi dan nenek. Boleh kan ma?" Mereka menunjukkan stok jajanan mereka yang memang masih ada.
"Boleh, dah gih sana temenin Tante Arumi. Mama ganti baju bentar ya" Pamitku ke mereka.
Mereka langsung menuju ke ruang tengah menemui tante dan neneknya.
Alfandy Pov
Tinggal sebulan lagi aku akan selesai tugas di sini. Itu artinya semakin cepat bertemu dengan anak-anak. Aku sangat merindukan mereka, tiap hari aku selalu meminta Almeera mengirimkan foto atau video kegiatan mereka. Kayaknya gak bisa satu hari aja gak ada foto aktivitas mereka.
"Ya assalamualaikum kenapa yang?" Aku mengangkat telepon dari Erin.
"Eh mas kamu lagi ngapain? Ini aku mu minta tolong sama kamu. Masa aku sama mama diberhentiin polisi di jalan. Katanya aku sama mama nguntit Almeera, padahal kan aku gak ngelakuin itu" Dia baru saja menelepon sudah membuat moodku hancur dengan menuduh Almeera.
"Menuduh gimana? Emang kamu punya bukti Almeera yang melaporkan? Emang kalian lagi di mana mau ke mana? Kamu gak ada chat izin ke aku perginya" Jawabku.
"Ya itu itu tu karena aku nemenin mama cek kesehatan ke rumah sakit. Aku sama mama kebetulan berhenti di lampu merah eh malah disuruh minggir sama polisinya. Kamu bisa bantu gak nih?" Gerutu Erin.
"Kasih hp ke polisinya" Pintaku.
"Nih suami saya mau bicara!" Suara Erin ketus sekali.
"Selamat siang bapak, apa benar anda suami dari ibu Erin?" Suara polisi itu.
"Benar pak saya suaminya, saya mau menjamin kalau istri saya tidak menguntit siapapun" Langsung aku to the point.
"Maaf bapak tadi kami mendapat laporan dari seorang pengendara perempuan. Beliau membawa kedua anaknya dan bilang anaknya ketakutan saat istri bapak menguntit mereka" Jelas polisi.
Aku mikir pasti memang Erin mengikuti Almeera karena ingin tau tempat tinggalnya.
"Itu salah paham pak, saya minta tolong untuk dilepaskan istri saya. Saya jaminannya kalau dia berbuat seperti itu saya akan menggantikan tempatnya menerima hukuman"
"Apa bapak bisa menjamin istri anda tidak berbuat kesalahan yang sama?" Tanya polisi tegas.
"Iya pak saya tidak akan berusaha menjaga istri saya. Terima kasih banyak sebelumnya"
Akhirnya drama Erin selesai dan aku bisa sedikit lega untuk hari ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
Fiksi UmumMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.