Author Pov
Sebulan kemudian
Sudah sebulan Almeera dan Alfandy LDR. Setiap hari Alfandy selalu memberi kabar ke Almeera dan anak-anaknya. Cafe Almeera juga semakin ramai baik yang di tempatnya tinggal ataupun yang di Bandung.
Almeera dan Ria juga memiliki rencana membuka cabang baru di Yogyakarta. Mereka sudah lumayan banyak mendapat keuntungan dari usaha mereka ini. Usaha florist Almeera pun makin besar dan berkembang.
Alfandy juga sangat sibuk sekali dengan pekerjaannya. Dia mendamaikan konflik di daerah tempat dia ditugaskan ini. Konflik perang antar saudara ini sudah berlangsung lama. Sekarang para pelindung negara bersama-sama mencoba mendamaikan kedua daerah tersebut.
Anak-anak dari Almeera dan Alfandy juga bertumbuh dan berkembang dengan baik. Si kembar sudah sangat pintar dalam hal akademik dan si bungsu juga pintar untuk anak seusianya.
"Ra tolong kontrol cafe di Bandung dulu ya, aku kontrol yang di sini. Mau event ini di sana, disini juga kan 2 hari sesudah di sana. Kita bagi tugas aja ya biar fokus ke masing-masing cafe" Ucap Ria ke Almeera.
Mereka berdua sedang berada di cafe utama dan tengah mempersiapkan untuk acara meeting dari perusahaan besar.
"Boleh Ri, aku izin ke Mas Alfandy dulu ya terus aku nitip anak-anak dulu ke bibi" Jawab Almeera.
Mereka memang bersahabat sudah sangat dekat sehingga tidak ada kata saling merepotkan. Mereka juga selalu saling menolong dan berbagi tugas dengan adil. Baik Almeera atau Ria keduanya tidak ada yang egois. Jika ada masalah mereka pasti bicarakan baik-baik berdua. Di mana lagi menemukan sahabat seperti mereka berdua.
"Aku juga mau izin ke Rio buat balik telat malam ini. Ini kamu ntar malam gak papa pulang aja istirahat, aku aja yang handle malam ini. Kamu besok otw ke Bandung aja langsung Ra" Ucap Ria lagi ke Almeera.
"Yakin nih bisa sendiri aja? Aku balik aja nih?" Tanya Almeera.
Almeera mengkhawatirkan kondisi kesehatan Ria. Pasca anaknya meninggal hari itu Ria sedikit berubah. Walau di depan Almeera dan yang lain dia terlihat tegar dan ceria, tapi saat sendiri dia sering menangis.
Ibu mana yang tak sedih kehilangan buah hati yang selama 9 bulan ini kandung. Dinanti-nanti kehadirannya dan tiba-tiba langsung diambil sama yang maha kuasa.
"Yakin Ra, kamu itu punya anak-anak yang nungguin kamu pulang di rumah. Mereka pasti nungguin kamu mau tidur bareng kamu, nah aku siapa yang nungguin. Haha" Ucap Ria sambil tertawa ringan menutupi rasa sedihnya.
"Yah jangan gitu dong Ri aku merasa bersalah ini sama kamu" Almeera menghentikan aktivitas mengetiknya dan merangkul Ria
"Eh ngapain kamu minta maaf Ra, aku yang gak bisa jadi ibu bukan salah kamu juga. Aku tuh gak becus jaga anak aku sampe baru lahir aja Allah udah ambil lagi. Artinya Allah tu gak percaya aku jaga amanahnya" Ucap Ria pesimis.
"Astaghfirullah Ri istighfar, Allah tuh bukan gak percaya kamu jaga amanahnya. Allah itu justru sayang ke kamu dan anak kamu. Allah ngasih kamu ujian gini tuh tandanya Allah sayang kamu, kamu tau kan Allah menguji hambanya gak akan di luar kemampuan hambanya itu. Allah kasih ujian ini ke kamu itu artinya Allah percaya kamu mampu. Allah juga menaikkan derajat kamu dengan cara menguji kesabaran kamu. Kamu jangan berpikir Allah gak percaya kamu bisa jaga amanah dia Ri" Almeera menenangkan sahabatnya.
"Aku capek Ra gini terus, tiap hari Rio selalu marah-marah ke aku. Dia selalu menyalahkan aku atas meninggalnya anak kami. Aku kalau bisa milih mending aku yang mati Ra" Tangisnya dipelukan Almeera.
"Udah ya Ri, istighfar dan kamu harus sabar. Kasih pengertian juga ke Rio, ajak dia bicara baik-baik" Almeera mengusap punggung Ria agar dia sedikit lebih tenang.
"Udah deh Ra aku rasanya mau nyerah aja sama pernikahan ini. Rio kayaknya juga udah punya orang lain" Jawabnya ke Almeera.
"Huss! Jangan ngomong gitu Ria. Nanti beneran kejadian loh Rio punya perempuan lain. Kamu ngomong jangan sembarangan gitu ih" Tegur Almeera karena sahabatnya ini ngomong ngelantur.
Setelah agak tenang, Almeera dan Ria kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Hari juga menunjukkan pukul 4 sore. Mereka menyudahi acara tangis-menangisnya.
"Permisi Bu Almeera, Bu Ria" Seorang karyawan masuk.
Karyawan ini membawa berita yang cukup membuat Almeera dan Ria menjadi terkejut dan kecewa.
"Ada apa? Tanya Ria.
Sedangkan Almeera tidak menyahut karena masih fokus mengetik informasi.
"Pak Ridwan membatalkan acaranya di cafe Bu. Beliau barusan menelpon dan meminta uang mukanya dikembalikan" Ucap si karyawan.
"Kenapa bisa main batalin gitu sih?" Celetuk Almeera.
Ria dan karyawannya terkejut dengan jawaban dari Almeera. Almeera yang dikenal lemah lembut tiba-tiba nyeletuk agak emosi.
"Maaf Bu saya tadi hanya diminta tolong menyampaikan ke Bu Almeera dan Bu Ria" karyawan itu nampak agak takut dengan perubahan sikap Almeera.
"Ya udah kamu balik lagi ke bawa gih, nanti biar sama sama Almeera yang selesai kan" Jawab Ria ke karyawannya.
Dia tau karyawannya ini takut dengan jawaban Almeera barusan.
"Permisi Bu" Dia keluar.
Ria mendekati Almeera yang masih dimejanya sambil mengetik.
"Kamu kenapa marah Ra?" Tanya Ria.
"Emosi aja aku Ri, masa udah deal dan bayar dp malah batal dan minta balik duitnya" Omel Almeera.
Sekarang gantian Ria yang menenangkan Almeera dari amarahnya.
"Sabar Ra mungkin ini buka rezeki kita. Nanti aku aja yang temui pihak Pak Ridwan ya. Kamu gak usah ke Bandung kan mereka ngebatalin ini juga" Ucap Ria menenangkan Almeera.
"Iya Ri maaf ya aku emosian, lagi datang bulan ini makanya mau marah-marah aja" Jawab Almeera.
"Aku kira kamu sensian karena lagi isi Ra" Goda Ria ke Almeera.
Almeera langsung melototi Ria, bagaimana bisa dia bunting padahal bikinnya aja belum.
"Eh bacod kamu sembarangan ya Ri" Sahut Almeera.
"Lah sembarangan apaan coba. Kan kamu udah nikah sekarang Ra, gak nutup kemungkinan kan kalau hamil. Hamil juga kamu sekarang kamu udah ada suami, lain kalau masih status lama kamu hamil pasti heboh orang dengernya" Canda Ria.
Almeera sebenarnya rada emosi dengan ucapan Ria tapi dia tahan karena dia tau suasana hati Ria baru saja sejuk.
"Hadeh Riaaa, aku bikin aja belum sama Mas Alfandy mana bisa jadi. Ya kali cuma dari hp langsung jadi kan aneh" Celetuk Almeera.
Almeera yang menyadari ucapannya sendiri langsung menutup mulutnya.
"Cie chat ehem-ehem ya sama Alfandy. Ih kamu aku kira sholehah banget loh Ra, ternyata kamu sholehot" Tambah Ria menggodanya.
"Eh kan udah sah juga ege, elu kayak gak pernah aja Ri chat gituan ama Rio" Balas Almeera.
Keduanya tertawa lepas bersama dan kembali melanjutkan pekerjaan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
Fiksi UmumMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.