Almeera Pov
Setelah menempuh perjalanan lumayan jauh bagiku, sekarang aku berada tepat di depan sebuah rumah mewah menurutku. Aku turun dan berdiri mematung memandang rumah itu.
"Mama kenapa diam? Ayok masuk" Ajak anak perempuan ini.
"MasyaAllah nak, alhamdulilah akhirnya Nak Ara balik lagi ke rumah ini. Bibi khawatir nak, Nak Ara apa kabarnya? Sehat?" Tanya seorang ibu-ibu yang lumayan berumur padaku.
"Maaf ibu siapa?" Tanyaku sopan.
"Nak Al" Ibu itu malah mengalihkan pandangannya ke laki-laki yang bernama Alfandy.
"Almeera amnesia bi, awal ketemu aku dan anak-anak saja dia tidak ingat bahkan namanya pun dia tidak ingat" Jawab laki-laki itu.
Tidak ku pungkiri memang aku sama sekali tidak mengingat namaku sendiri ataupun mereka. Aku telah mempercayai mereka keluargaku karena berdasarkan bukti yang dia tunjukkan dan juga karena ingatanku belum pulih.
"Udah jangan berdiri di sini, bawa Ara masuk Al kasian dia pasti capek" Potong bapak-bapak yang ku ketahui itu adalah ayahnya Alfandy.
"Ayo Ra mama bantu" Ibu dari Alfandy menggandengku.
Aku ikut saja masuk bersama mereka dan anak-anak itu juga memegang tanganku.
Ketika baru masuk ke dalam rumah aku langsung disambut lagi dengan 2 orang wanita. 1 masih muda dan 1 sudah berumur.
"Alhamdulillah Mba Ara" Perempuan muda itu memelukku.
"Eh!" Kagetku.
"Gak papa ini Anggun, pengasuh anak-anak dan sudah kita anggap keluarga kita sendiri. Dan ini Bu Yani yang baru-baru ini bantu jaga anak-anak" Alfandy menjelaskan padaku.
"Oh maaf saya tidak ingat" Jawabku.
Perempuan itu melepaskan pelukannya dan melirik ke Alfandy.
"Amnesia" Jawab Alfandy.
Perempuan itu mengangguk melepaskan pelukannya kemudian menatap sayu padaku.
Aku kembali diajak berjalan masuk menuju anak tangga. Aku terkagum dengan bagian dalam rumah ini. Sangat rapi, wangi dan mewah bagiku. Di beberapa dinding ruang tengah terdapat foto anak-anak dan juga fotoku. Bahkan ada foto pernikahan aku dan Alfandy di sana.
"Kalian berdua harus akad lagi karena sudah beberapa bulan tidak bersama kalian bukan muhrim secara agama" Ucap ayahnya Alfandy.
"Kapan pa?" Tanya Alfandy.
"Kalau bisa hari ini agar kalian bisa tidur bersama" Jawabnya.
Aku hanya diam mendengar obrolan mereka karena aku tidak ingat apapun jadi menurut saja pikirku. Ku lihat juga mereka orang baik dan tak mungkin juga anak-anak ini diajak menipu.
"Mba Ara!" Teriak seseorang.
Aku menoleh ke arah teriakan itu dan terlihat 2 orang perempuan kira-kira seumuran denganku.
Mereka berdua mendekat dan memelukku erat. Aku membalas pelukan mereka.
"Ini Mba Arumi kakak aku dan ini Anisa adik aku" Alfandy menjelaskan sebelum aku bertanya.
"Oh hai" Ucapku.
Keduanya tampak bingung kenapa aku menyapa seperti itu.
"Almeera amnesia mba" Belum ditanya Alfandy sudah menjawabnya.
"Cepat bawa Almeera berobat ya Al, mba gak mau Almeera begini terus" Ucap salah seorangnya.
"Iya mba, habis Almeera istirahat aku mau ke KUA terus ke rumah sakit" Jawab Alfandy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
General FictionMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.