Part 88

2K 118 4
                                        

Author Pov

Selepas isya penanganan untuk Almeera telah selesai. Semua alat diletakkan ditubuh Almeera. Almeera hampir saja mengalami gagal napas akibat banyaknya air yang masuk ke dalam paru-paru. Alhamdulillah atas kehendak Allah SWT. Almeera selamat.

"Alhamdulillah ya Al Almeera bertahan" Bu Rahimah mengusap pundak Alfandy.

"Kamu berdoa untuk kesembuhan istri kamu" Pak Hartowi juga menasehati anaknya.

"Doakan kesembuhan untuk Almeera ya ma, pa. Al rasanya gak kebayang dan gak sanggup kalau harus kehilangan Almeera. Wanita yang sangat tulus menyayangi Al dan anak-anak" Tangis Alfandy ke pelukan mamanya.

3 Hari Kemudian

Almeera belum juga sadar dari koma. Kata dokter daya tangkap Almeera sedang terganggu, maka dari itu alasan kenapa dia belum sadar juga sampai hari ini.

Alfandy setiap harinya sangat telaten merawat Almeera. Mulai dari memandikan dan memakaikan pakaian Almeera dia lakukan sendiri. Dia tidak mau orang lain menyentuh tubuh istrinya.

Alfandy juga dibantu Sisi adik dari almarhumah Erin. Sisi sekarang sudah menjadi bagian dari keluarga Alfandy. Almeera bahkan sudah menganggapnya sebagai adik sendiri.

"Saya mau jemput anak-anak di rumah Si, kamu tolong jagain Almeera sebentar ya" Ucap Alfandy.

Arfan dan Arhan memang belum Alfandy suruh masuk sekolah. Alfandy masih trauma dan takut kalau anak-anaknya berada di luar pengawasannya.

Untuk Mang Kardi alhamdulilah nyawa beliau terselamatkan dan sekarang tengah tahap pemulihan.

"Iya kak aku di sini aja gak kemana-mana" Jawab Sisi.

Alfandy mengambil jaketnya dan berjalan keluar ruangan. Tinggallah sekarang hanya Sisi dan Almeera berdua.

"Maafin keluargaku ya mba, mereka jahat banget sampe buat kakak dan anak-anak kakak begini. Aku gak tau kenapa mereka bisa sejahat itu kak. Aku benar-benar minta maaf atas nama mereka" Sisi memegang tangan Almeera yang dingin.

Suhu tubuh Almeera dari hari pertama sampai sekarang selalu begini. Dingin dan seperti berada didalam lemari es.

"Mba cepet sembuh ya mba, kasian Kak Alfandy dan anak-anak mba sudah merindukan mba" Diusapnya punggung tangan Almeera yang terkena air matanya.

"Hangat" Seketika Sisi kaget dengan perubahan suhu badan Almeera.

Sisi buru-buru menekan tombol untuk memanggil dokter. Tak lama kemudian pun dokter bersama 2 perawat masuk.

"Ada apa Bu?" Tanya perawat.

"Suhu tubuh Mba Almeera berubah tiba-tiba" Jawab Sisi sejujurnya.

"Kita periksa dulu ya" Dokter itu mendekat.

Selesai diperiksa ternyata tubuh Almeera memiliki respon yang cepat. Dia diperkirakan akan koma selama 1 sampai 2 minggu dan alhamdulilah sekarang suhu tubuhnya sudah kembali normal.

Sisi berucap syukur karena Almeera sudah membaik. Dia menyayangi Almeera sama seperti kakak kandungnya sendiri. Karena hanya Almeera yang mengerti dia dan tau perasaannya.

"Terima kasih dokter" Ucap Sisi.

Dokter dan perawat keluar sehingga Sisi berdua lagi dengan Almeera. Sisi terus menggenggam tangan Almeera untuk menyalurkan rasa hangat tubuhnya ke Almeera.

"Assalamualaikum" Bu Rahimah dan Anisa.

"Waalaikumussalam" Sisi melepaskan tangan Almeera dan beranjak dari sisi kasur.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang