Part 102

1.5K 81 5
                                    

Sekali lagi author mau bilang kalau gak suka cerita ini atau gak pas sama kemauan kalian, SKIP AJA!! Gak usah ribet komen gak bermutu! Terima kasih
______________________________________

Almeera Pov

Selesai bersih-bersih aku ke kamar anak-anak sebelum ke ruang keluarga. Anak-anak sudah mandi dan wangi, mungkin tadi mereka juga merasa gerah habis main.

"Assalamualaikum" Ku ketok terlebih dahulu baru masuk.

Rupanya tak ada juga mereka di sana, aku yang tadinya sudah kesal jadi merasa bersalah menuduh mereka.

"Mama cari siapa sih?" Tanya Arfan.

"Nyari nenek sama yang lain bang, itu kan diluar ada mobil mereka" Jawabku.

"Mungkin di taman belakang ma" Jawab Arhan.

Aku juga tidak terpikir ke sana, kan di sana ada kolam renang dan juga ada beberapa pondok dibuat Mas Alfandy. Katanya biar berasa kayak di sawah padahal pemandangan depan hanya kolam berenang dan beberapa tanaman bunga.

"Ya udah ayok ke belakang" Ajakku ke mereka.

Dan benar saja mereka semua berkumpul di sana. Mereka tampak menikmati makanan ringan dan beberapa minuman dingin.

"Nah itu tuan rumahnya" Kak Bagas melihat ke arahku dan semua juga tertuju padaku.

"Assalamualaikum" Aku langsung bersalaman ke mama papa dan yang lain.

"Dari florist Ra?" Tanya mama.

"Gak jadi ke florist ma tadi ajak anak-anak mampir ke panti asuhan" Jawabku.

Aku duduk di samping mama dan anak-anak sudah bermain lagi dengan Rahma, Lea dan Ira.

"Panti asuhan? Ngapain Ra?" Tanya Mba Arumi.

"Main aja mba ngajak anak-anak" Jawabku.

Aku rasanya capek sekali dan pengen rebahan tapi tidak mungkin aku rebahan kalau mereka ada di sini.

"Kamu gimana keadaannya? Sehat kan ya?" Mama memegang tanganku.

"Alhamdulillah sehat aja ma" Jawabku.

"Alhamdulillah kalau sehat" Jawab mama.

Kemudian semuanya sibuk bercengkrama dan bercerita-cerita. Mereka juga bercerita tentang masa kecil Mas Alfandy, Mba Arumi dan Anisa.

"Mba Ara pucet banget, udah makan belum?" Tanya Nisa.

Aku kaget kok Nisa bilang aku pucat, mungkin karena gak pake make up atau liptin jadi keliatan lebih pucat.

"Udah makan Nis, mungkin karena gak bedakan sama pake liptin" Jawabku.

"Ashar barengan yok" Ajak papa.

Rupanya memang sudah lewat waktu ashar. Kami tidak menyadari karena asik ngobrol. Kemudian kami semua menuju musholla yang memang ada di halaman belakang ini juga

"Mba lagi sholat ini, mba tunggu sini aja ya" Ucap Mba Arumi.

"Ara juga gak mba, Ara bareng Mba Arumi di sini" Ucapku.

Sedangkan yang lain langsung menuju musholla untuk sholat ashar berjamaah.

"Kamu sehat Ra?" Balik lagi Mba Arumi bertanya.

"Alhamdulillah sehat mba" Jawabku.

Farish anak Mba Arumi sudah besar sekali badannya, umurnya masih 2 bulan tapi badannya sudah seperti 5 bulanan. Bahkan kepalanya sudah berdiri tegap kalau digendong.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang