Part 62

2.8K 128 3
                                    

Erin Pov

Aku makin kesal dengan sikap Alfandy, makin hari Alfandy makin berubah sikapnya. Dulu dia tidak pernah membentakku, tidak pernah sekalipun juga menolak permintaanku. Tapi sekarang dia bahkan sudah selalu memarahiku dan juga meninggalkanku kalau aku lagi merajuk.

"Ini gak bisa dibiarin Rin, nanti bisa-bisa cinta Alfandy bersemi lagi untuk perempuan itu" Ucap mama.

Aku sekarang di rumah mama untuk mengadukan semua perubahan sikap Alfandy.

"Mereka gak pernah saling cinta ma gimana mau bersemi lagi" Bantahku.

"Kamu yakin Alfandy dulunya gak cinta sama si Almeera itu? Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau Alfandy gak akan hubungan badan kalau gak cinta? Noh jadi anak itu hasil hubungan badan. Berarti dia cinta sama tu perempuan" Ucap mama.

"Ih mama mah jangan bikin aku tambah parnoan dah. Aku tuh niat ke sini biar fresh gitu otak ku, ini malah ditambah dengan ucapan mama barusan. Jadi negative thinking aku" Kesal aku mama bicara begitu.

"Singkirkan aja udah tu perempuan" Ucap mama menghasutku.

Aku memang mau menyingkirkan Almeera tapi aku masih mencari cara yang tepat untuk menyingkirkannya. Aku tidak mau sampai mengotori tanganku sendiri.

Sisi Pov

Aku baru pulang dari ekskul sekolah, di rumah biasanya jam segini hanya ada Kak Siska sama mama tapi aku mendengar suara Kak Erin.

Aku mencoba menguping pembicaraan mereka berdua. Aku takut mama menghasut Kak Erin dan melakukan hal-hal yang tidak baik. Walaupun memang Kak Erin jahat tapi dia tidak akan bertindak berlebihan kalau tidak dihasut dan didukung mama.

"Culik aja dia sama anak-anaknya terus kamu buang ke hutan kek atau ke mana. Eh atau gak biar dia makin hancur dan dibenci orang-orang, kamu bayar orang culik dan perkosa dia di depan anak-anaknya. Mama pastiin dia akan sangat hancur saat itu. Anak-anaknya juga pasti akan jadi terganggu psikologisnya" Aku kaget mendengar hasutan mama ke Kak Erin.

Aku berharap Kak Erin tidak menuruti dan mengiyakan hasutan dan saran jahat mama ini. Ini sudah sangat keterlaluan dan sangat membahayakan Mba Almeera dan anak-anaknya.

Selama ini perasaanku Mba Almeera dan anak-anaknya tidak pernah mengusik mama dan Kak Erin tapi mereka sangat membenci Mba Almeera dan anak-anaknya.

"Ide bagus itu ma, tapi aku harus cari waktu yang pas. Almeera ini licin ma, susah buat ditangkap" Makin kaget aku karena Kak Erin mengiyakan hasutan mama.

Ini tidak boleh dibiarkan, mama dan Kak Erin sudah keterlaluan kalau sampai berbuat nekat seperti yang dibicarakan tadi. Aku harus melindungi Mba Almeera dan anak-anaknya. Bagaimanapun Mba Almeera tidak bersalah dan jangan sampai hal ini terjadi padanya.

Aku masuk ke kamar dan mengunci pintu dari dalam. Aku berjalan masuk ke kamar mandi karena ini tempat yang aman untuk menghubungi Mba Almeera.

"Assalamualaikum mba" Alhamdulillah nomor Mba Almeera aktif dan langsung diangkatnya.

"Waalaikumussalam, ini Arfan. Ini siapa ya?" Tanya Arfan.

Mungkin Mba Almeera sedang sibuk kerja jadi hp nya di anaknya. Mungkin juga Mba Almeera lupa menyimpan nomorku.

"Halo Arfan ini Kak Sisi. Bisa minta tolong kasih teleponnya ke mama kamu" Pintaku.

"Mama lagi mandi kak, eh iya Arfan baru liat namanya. Maaf ya tadi Arfan langsung angkat aja gak liat nama" Jawabnya.

Aku menunggu beberapa saat sampai Mba Almeera selesai mandi. Aku tidak bisa lama-lama juga berada dalam kamar mandi. Pasti mama akan mengetuk pintu kamar dan mencariku.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang