Part 154

736 63 7
                                        

Author Pov

Keluarga dari pihak Alina sudah tiba di kota ini. Alina ditemani kedua orangtua dan kakaknya menuju ke kediaman Alfandy. Alina sudah mengadukan semuanya ke keluarganya, tentu dengan aduan yang berbeda. Dia mengatakan Alfandy memperkosanya.

"Maaf cari siapa?" Halang Mang Kardi dan Arif.

"Saya cari Alfandy" Jawab bapak-bapak itu.

"Tuan Alfandy sedang tidak ada di rumah, beliau sedang keluar" Jawab Mang Kardi.

"Jangan bohong kamu! Minggir!" Bentaknya.

"Saya rasa bapak terlalu kurang ajar, ini rumah orang dan sudah dikasih tau yang punya rumah tidak ada" Arif yang maju menahan.

"Kamu jangan ikut campur, ini masalah keluarga saya dan bos kamu! Cepat panggilkan!" Kakaknya Alina.

"Sudah dikatakan bos saya tidak ada di rumah. Rumah ini kosong" Jawab Arif mulai terpancing emosi.

"Bapak kalau masih memaksa terpaksa kami telepon keamanan komplek" Ucap Mang Kardi.

"Telpon sana biar sekalian orang di sini tau kalau bos kalian itu bajingan!" Kakak Alina.

"Bajingan seperti apa yang anda katakan? Tanya adik anda sesuci apa dia" Sindir Arif.

Arif memang tau profesi Alina, karena dia beberapa kali melihat Alina di club malam. Arif bukan munafik tapi dia sebelum menikah sudah sering ke club itu.

Alina yang ditunjuk hanya diam menunduk. Perutnya pun sudah sangat besar, sudah sama besar dengan perut Almeera.

"Lebih baik kalian sekarang pergi dari sini, saya tidak mau terjadi keributan dan yang malu bukan hanya bos saya tapi juga anak kalian" Ucap Arif.

Akhirnya mau tidak mau Alina membujuk keluarganya untuk pergi.

"Kenapa kamu malah ngajak kita pergi? Laki-laki itu harus bertanggungjawab" Bentak bapaknya.

"Sabar dulu pak, kayaknya memang Mas Alfandy tidak di rumah" Jawab Alina.

"Maksud yang laki-laki itu tadi apa? Kamu gak sedang membohongi kami kan Alina!" Bentak kakaknya.

Alina gugup tapi dia berusaha menutupi kegugupannya.

"Kalian percaya omongan laki-laki itu atau aku? Aku mana mungkin macam-macam" Ucap Alina membela diri.

Sedangkan dikediaman Bu Rahimah Alfandy sedang membujuk Almeera. Almeera sudah bulat dengan keputusan untuk berpisah. Akan tetapi karena dia masih mengandung maka tidak boleh untuk berpisah.

"Lebih baik untuk 4 bulan ke depan kita gak usah berhubungan dulu mas. Urus saja perempuan yang akan jadi istri barumu dan juga calon anak kalian" Ucap Almeera.

"Gak sayang aku gak akan menikahinya. Aku gak cinta dia dan aku juga gak yakin itu anak aku" Bela Alfandy.

"Tapi anak itu kembar mas, gen kembar kamu kuat. Gak mungkin bukan anakmu" Jawab Almeera.

Almeera sebenarnya sama sekali tidak mau berpisah dengan Alfandy. Dia sangat mencintai dan menyayangi suaminya ini. Tapi dia juga tidak mau dimadu dan berbagi kasih.

"Kasih aku waktu membuktikan kalau itu bukan anakku" Ucapnya.

"Dengan cara apa mas?" Tanya Almeera.

"Aku akan tes DNA bayi itu. Nanti diusia kandungan 5 bulan sudah bisa dilakukan tes DNA" Jawab Alfandy.

"Aku mohon kamu tunggu sampai usia kandungan perempuan itu 5 bulan. Aku pastikan itu bukan anakku. Kamu tolong percaya aku yang, aku lagi terpuruk dan tertuduh. Aku butuh support kamu dan dukungan kamu" Ucap Alfandy melemah.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang