Part 97

2K 109 4
                                        

Author Pov

Sudah sebulan lebih kepergian Hana dan sudah sebulan lebih juga Sisi menghilang. Dia merantau ke sebuah kota yang berbeda provinsi dengan keluarga Almeera. Sisi tidak ingin terlalu banyak merepotkan Almeera dan keluarganya lagi.

"Mama masak apa?" Arfan menghampiri Almeera yang sedang memasak.

"Mama bikin pempek ini" Jawab Almeera.

Almeera sekarang memang rajin membuat makanan ringan untuk camilan. Dia juga mengurangi aktivitas di luar rumah karena dia ingin menghabiskan waktu bersama anak-anaknya di rumah.

Cafe dan florist nya juga sudah dia serahkan ke managernya dan juga Ria. Ria juga tidak keberatan karena Ria pun mencari alasan agar sibuk di luar rumah.

"Abang bantuin boleh?" Tanya Arfan.

"Abang ke dalam aja bantu Arhan buat pr gih, nanti sore berangkat ngaji" Jawab Almeera.

Dia bukan tidak mau dibantu Arfan tapi pekerjaannya sudah hampir selesai. Lebih baik Arfan membantu saudara kembarnya belajar daripada di dapur seperti ini.

"Oke ma" Arfan menurut.

Almeera masih teringat sesekali ke Hana, mungkin kalau masih ada Hana dia sekarang sedang bermain dengan Hana tidak menyibukkan diri di dapur.

"Maaf nyonya biar saya aja yang rebus dan goreng" Bi Minah memecah lamunan Almeera.

"Saya aja gak papa bi" Tolak Almeera.

"Gak papa bibi aja, bibi gak ada kerjaan ini. Nyonya ke dalam aja sama anak-anak" Ucap bibi.

Almeera mencuci tangannya dan kemudian melepas apronnya.

Sementara itu ditempat lain Arumi sedang sibuk mempersiapkan acara 40 harian untuk Farish anak bungsunya. Farish sudah berusia 40 hari beberapa hari yang lalu. Acaranya diundur karena beberapa hari yang lalu juga 40 harian Hana.

"Telpon Ara sekarang apa nanti sore aja mas?" Tanya Arumi ke Bagas.

"Sekarang aja deh ma, biar nanti Ara bisa ke sini. Kasian dia di rumah pasti kepikiran Hana sama Sisi. Mendingan dia ke sini bisa ngumpul dan ngobrol sama kamu" Jawab Bagas.

Almeera memang sedang melamun sambil menemani anak-anaknya belajar. Beberapa kali Arfan atau Arhan memanggil tapi Almeera selalu lama merespon.

"Ya assalamualaikum mba" Telepon dari Arumi.

"Waalaikumussalam Ra. Kamu di rumah?" Tanya Arumi.

"Iya mba ini di rumah mba, kenapa mba?" Almeera.

"Ke rumah mba gih, kan nanti malem ada acara 40 harian Farish sambil aqiqah. Ajak Al sama anak-anak" Arumi.

"Bentar ya mba anak-anak selesaikan tugas sekolah dulu, aku nunggu Mas Al pulang nanti sama-sama ke sana" Almeera.

"Oke mba tunggu ya" Arumi.

Setelah menerima telepon dari Arumi, Almeera langsung mengajak anak-anaknya untuk merapikan buku dan menyimpannya.

"Pempek tadi cukup kayaknya dibawa untuk cemilan kayaknya" Gumam Almeera.

Dia ke dapur untuk melihat pempek yang dibuatnya tadi. Almeera memang kalau bikin makanan sekali bikin gak nanggung sekali banyak. Dia suka membagikan dengan tetangga atau saudara.

"Udah kelar bi?" Tanya Almeera yang melihat Bi Minah telah merapikan penggorengan.

"Udah ini nya, saya gak goreng semua soalnya nanti gak ke makan" Bibi memperlihatkan hasil gorengannya.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang