Ayumu berkunjung ke rumah sakit tempat dimana dokter Hide bekerja, dia membawakan bekal makan siang untuk dokter Hide.
"Wah! Dokter enak sekali dibawain bekal!"
Goda suster yang selalu membantu dokter Hide. Dia tertawa,
"Calon istriku memang yang terbaik."
Pujinya, Ayumu hanya tertawa kecil. Saat dia akan memakannya panggilan mendadak segera membuat Hide meninggalkan ruangannya.
"Tunggulah di sini, aku harus ke ruang operasi."
Pesannya dan segera berlari pergi.
"Dokter pergi mama,"
Ucap si kecil.
"Dokter sibuk, bagaimana kalau kita pergi juga?"
"Mama beliin ice cream!"
"Tentu, mama masih ada sisa uang. Hiroi mau apa? Mama beliin mau?"
"Aku hanya mau ice cream mama!"
Balasnya dan Ayumu segera mengiyakan. Mereka pun pergi tanpa menunggu dokter Hide, dia tahu dokter akan lama dalam ruang operasinya.
Keduanya bersenandung kecil sambil berjalan di tepi trotoar, banyaknya orang tidak membuat mereka terdesak.
Si kecil terkadang tertawa kecil dan melangkah,
Hiroi sangat senang karena waktu bersama mereka semakin banyak dan Ayumu sering membawanya jalan bersama dokter Hide saat dia libur.
Tapi langkahnya terhenti saat menabrak seseorang.
"Maaf,"
Ucapnya meminta maaf, sebenarnya bukan Ayumu yang salah.
"Kau buta?!"
Marahnya dan terkejut melihat Ayumu. Begitu juga sebaliknya.
"Ayumu?"
Panggilnya dan segera dia menarik Hiroi menjauh. Segera dia melangkah mundur dan berjalan pergi.
"Ayumu! Tunggu! Ayumu!!"
Pekiknya mengejar Ayumu dan Hiroi. Karena si kecil mereka jadi terkejar, dia menarik Ayumu ke tempat sepi. Ayumu pun memeluk Hiroi dengan erat.
"Ka-kau mau apa??"
"Siapa anak itu?!"
"Itu bukan urusanmu!"
"Bukankah aku memintamu untuk menggugurkannya?!"
"Itu bukan urusanmu! Pergi dari hadapanku! Dia bukan anakmu!"
Balasnya.
"Kau benar-benar keras kepala!"
"Mama Hiroi takut!"
"Jangan takut Hiroi, mama di sini."
"Dokter! Dokter!"
Jerit si kecil pada Hide. Ayumu memeluknya semakin erat.
"Dokter? Di sini tak ada dokter! Apa sekarang kau bersama seorang dokter?!"
"Kubilang itu bukan urusanmu! Pergi dari hadapanku!"
"Aku bertanya baik-baik padamu!"
"Aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu! Kau bukan siapa-siapa kami! Itu bukan urusanmu!"
Balasnya berjalan pergi, tapi kembali orang ini menariknya dan memukul Ayumu hingga terjerembab ke tanah. Hiroi mulai takut, dia memeluknya.
"Tidak apa-apa Hiroi, tutup matamu."
Pesan ibunya dan dia menurut.
"Pergi dari sini sebelum aku berteriak pencuri!"
Ancamnya dan membuatnya melihat sekitar. Dia pun pergi sebelum benar-benar dipikir seorang pencuri.
Ayumu menghela napas lega dan mencari taksi untuk pulang ke apartemennya.
"Hiroi kau baik-baik saja?"
"Apa mama sakit?"
Dia menyentuh bibir ibunya yang memerah.
"Aku tidak apa-apa, jangan katakan pada dokter tentang hal ini."
"Kenapa?"
"Aku tidak mau dia khawatir."
"Baiklah mama. Hiroi akan menutup mulut."
"Tapi dia siapa mama"
"Bukan siapa-siapa, hanya orang gila."
"Orang gila yah. Serem sekali dia mama."
"Iya, aku menyesalinya."
"Mama?"
"Bukan apa-apa, beli ice creamnya lain kali saja yah. Mama jus kan buah melon."
"Hmm! Aku suka melon!"
"Iya! Kita minum jus melon!"
Keduanya pun masuk ke dalam apartemen dan menguncinya rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.