My Love 2 "347"

3.4K 312 32
                                    




Setelah itu, Miharu dan Sato pun sibuk mengurus pernikahan mereka.

Sato izin melakukan tugas bayangannya dulu, karena urusan pernikahannya lebih penting saat ini. Miharu juga butuh perhatian, kalau tidak dia akan salah paham lagi.

Hanya butuh waktu 2 minggu semua persiapannya sudah selesai.

sehari sebelum hari pernikahannya Miharu mulai menunjukkan tanda-tanda awal kehamilannya.

Dari pagi sampai siangnya dia tidak bisa tenang karena harus bolak balik kamar mandi.

"Miharu?! Kau tidak apa-apa?"

Tanya Sato yang baru pulang dari kantor. Dia tidak tahu Miharu sakit karena pergi pagi sekali.

"Aku hanya mual. Mungkin masuk angin."

Ucapnya membersihkan mulutnya. Tapi lagi dia merasa mual dan muntah.

"Apa kau yakin masuk angin?"

"Aku tidak tahu.. Aku merasa tidak enak.."

Balasnya.

"Ini tidak bagus, besok pernikahan kita."

Ucap Sato segera menggendong Miharu yang lemah karena sakitnya.

Miharu tidak bergeming dalam pelukan Sato, dia benar-benar lelah.

"Miharu sudah hamil selama 2 minggu."

Ucap dokter Hide, Sato membawanya ke dokter kandungan karena merasa janggal.

Kata-kata dewa ini membuat Sato melayang.

"Hooray! Aku akan jadi ayah!!"

Pekiknya senang, Miharu masih berbaring di strecher karena lelah.

"Selamat yah Sato sama dan Miharu."

"Terima kasih dok! Ini kabar paling menggembirakan!!!"

Pekiknya keras dan memeluk Miharu.

"Aku mencintaimu Miharu! Ini adalah hadiah pernikahan kita yang paling tak tergantikan!"

Pekiknya girang, Miharu hanya tersenyum kecil dan merasa sangat bersyukur. Dan dokter Hide juga terlihat senang dengan kabar bahagia ini.

........................................

"Miharu, kau baik-baik saja?"

Tanya Eirin melihat wajah pucat pengantinnya, walau sudah didandani tetap terlihat wajah pucatnya,

"Aku baik-baik saja."

Jawab Miharu duduk di kursi dengan sebuket bunga di tangannya. Dia tersenyum pada Eirin.

Sato memesan gaun khusus yang tidak berat saat dipakai dan pas di badan Miharu, jadi dia tidak akan keberatan seperti pengantin sebelumnya.

Tora meminta gendong pada Miharu dan Eirin tidak mengizinkannya tentunya, sebentar lagi acara mereka akan dimulai. Karena Miharu tidak punya keluarga, ayahnya Sato yang menjadi wakilnya. Ayah Sato yang tidak mau pun dipaksa Sato akan mengakhiri hubungan mereka jika tidak baik pada Miharu. Tidak ada pilihan ayahnya melakukan apapun yang diminta Sato selaku pemimpin groupnya saat ini.

Miharu sudah beberapa kali bolak balik toilet karena mual, penata riasnya juga sudah beberapa kali memperbaiki riasannya yang rusak. Dia tidak makan apapun karena tidak mau.

Acara mereka pun di mulai setelahnya, semua tamu langsung berdiri saat pintu gereja yang tertutup terbuka dan tebaran bunga oleh pengiring pun di sambut tepuk tangan meriah. Miharu berjalan pelan didampingi ayah Sato. Mata Sato hanya melihat Miharu.

Dia begitu percaya diri dengan gaun pesanannnya yang cocok dengannya.

Miharu tersenyum pada tamunya.

Mereka berbisik yang baik padanya.

Sato yang tidak sabaranpun segera menjemputnya.

"Aku tidak pernah salah memilih."

Gumamnya senang memeluk Miharu.

Miharu tanya tersenyum kecil.

"Kau baik-baik saja?"

Tanya Sato mengusap wajah pucatnya,

"Hm..Aku baik-baik saja."

"Jangan paksakan diri kalau tidak mampu."

"Aku akan melakukannya. Kita sudah berusaha selama ini, aku tidak akan mengacaukan pernikahan kita."

"Baik, tapi kalau sudah tidak mampu katakan padaku."

"Hm.."

Balas Miharu, Sato pun menggandeng tangan Miharu dan kembali ke tempatnya untuk melakukan janji suci mereka oleh pak pendeta.

Miharu benar-benar bertahan sampai acara pernikahannya selesai, memang beberapa kali dia ke toilet tapi dia tetap menyambut tamu setelahnya.

Dokter Hide tahu keadaan Miharu dan dia datang membawa obat untuknya.

"Minum obatnya setelah makan, kau akan lebih baik."

Pesan dokter Hide pada Miharu. Sato segera mengambil makanan untuk Miharu makan, Eirin menemani Miharu dan Mikoto menggendong Tora. Memang awal kehamilan untuk pemula sangatlah sakit, ada yang sampai tidak bisa bangkit dari kasur karena lelah sekali, tapi ada juga yang sehat-sehat saja walau awal kehamilan mereka. Bahkan dia tidak seperti hamil karena super aktif.

Hanya dua suap Miharu memakan makanannya, Sato tidak bisa memaksanya dan segera memberikan obatnya.

Acara mereka masih panjang dan tamu semakin banyak.

Mereka menyambut mereka.

Hingga detik-detik terakhir Miharu sudah tidak bisa menahannya. Dia pun jatuh pingsan dalam pelukan Sato.

"Miharu?!"

Panggilnya kaget, untung saja semua tamu sudah pergi.

"Miharu!"

Paniknya,

"Bawa Miharu ke rumah sakit!"

Pesan Mikoto. Sato pun menggendong Miharu dan segera berlari ke arah mobil pengantinnya. Sopirnya segera membawanya ke rumah sakit. Semua mata memandang mereka karena pengantin baru ini ke rumah sakit setelah acaranya selesai bukan ke kamar pengantin.

Untung saja dokter Hide sudah balik ke rumah sakit dan bisa langsung menangani Miharu.

"Miharu hanya dehidrasi dan kelelahan, setelah istirahat dia akan merasa lebih baik."

"Terima kasih dok!"

Pekik Sato pada dokter Hide.

Sato pun meminta pada Eirin untuk membawakan pakaian untuk Miharu ganti.

Mereka datang tidak lama setelah ditelepon.

Sato mengganti pakaiannya sebelum Miharu sadar,

"Kau baik-baik saja?"

Tanya Sato mengusap wajah Miharu.

"Mn.."

Gumamnya dan Miharu menatap Sato.

"Apa acaranya sudah selesai?"

"Iya, semuanya sudah selesai. Eirin sudah mengurusnya."

"Maaf sudah membuatmu repot."

"Asal kau baik-baik saja itu sudah cukup. Tidurlah lagi, kalau sudah baikan akan kubelikan makanan yang kau mau, ingin makan apa?"

"Aku tidak lapar,"

"Baiklah, kalau ingin sesuatu katakan padaku."

"Hm..."

Balasnya. Miharu kembali tidur, Sato menunggunya sambil memegang tangannya.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang