My Love 2 "329"

2.8K 282 5
                                    



Eirin terbaring di kasurnya, dia merasa begitu lelah setelah melakukan beberapa aktivitas tanpa sepengetahuan Mikoto.

Dia berkeringat banyak karena sehabis latihan menembak. Itu memang hobinya sejak dulu, bahkan dia bermain kendo karena bosan.

Dia tertidur setelah beberapa saat.

Saat dia bangun, malam sudah memenuhi ruangannya, Mikoto juga belum terlihat.

Dia pun berjalan keluar dan bertanya pada bodyguardnya.

"Mikoto belum pulang?"

"Belum Eirin sama, ada apa?"

"Aku merasa sakit,"

"Anda baik-baik saja?!"

"Hm..Hanya sedikit sakit di perut."

Jawabnya memegangi perutnya.

Bodyguardnya pun mulai panik karena melihat Eirin sakit.

Segera dia memanggil dokter kandungan yang dipercaya Mikoto untuk memeriksa Eirin.

Malam-malam dokter Hide datang bersamaan dengan Mikoto yang sudah dihubungi pula.

Dia meninggalkan kantor dalam sekali kalimat "Eirin Sama Sakit!"oleh bodyguardnya.

"Eirin!"

Pekiknya dan Eirin kaget dengan kedatangan Mikoto.

"Mikoto?"

"Ada apa? Apa yang sakit?"

"Perutku nyeri sekali! Sakit! Apa yang terjadi!?"

Tanyanya ikut panik juga.

"Aku akan memeriksanya."

Ucap dokter Hide.

"Eirin sama mengalami kram perut karena tekanan ototnya."

"Kau melakukan sesuatu tanpa izinku?!"

Tanya Mikoto dan Eirin tidak bisa menjawabnya.

"Sudah kubilang jangan melakukan hal tidak berguna! Bayimu sangat rentan!"

"Maaf..."

Ucapnya akhirnya.

"Ketua, anda tidak perlu marah. Eirin sama, minum air sebanyak mungkin dan hindari aktivitas yang membuat tekanan otot meningkat. Dan hindari juga dengan gerakan tiba-tiba."

"Aku mengerti.."

"Hah, kau membuatku takut. Kenapa tidak mendengarkan perkataanku?"

Ucapnya merasa lega karena Eirin baik-baik saja. dokter Hide pun pamit pergi.

"Maaf, tidak kuulangi."

"Aku tahu kau bosan, tapi jangan melakukan hal berbahaya."

"Iya, aku tidak akan melakukannya lagi."

Mikoto mengusap wajah Eirin,

"Jangan membuatku takut, aku tidak akan bisa hidup tanpamu lagi."

"Hmm.."

Balas Eirin mengerti,

"Besok kau boleh ke kantor, pekerjaannya sudah kubereskan. Jadi kau bisa santai di sana. supaya kau tidak cepat bosan."

"Baik!"

Ucapnya senang, akhirnya dia tidak akan sendirian dan kebosanan.

......................................................

Eirin sudah bersiap-siap memakai jasnya, tapi Mikoto yang baru selesai mandi menghentikannya.

"Siapa yang suruh kau memakai jas?!"

"Kenapa? Aku biasa memakainya."

"Kau lupa kau sedang hamil?! Buka semua pakaianmu! Celanamu juga! Kenapa memakai pakaian sempit seperti itu?!"

"Ini tidak sempit Mikoto,"

Ucapnya dan melihat celananya.

"Sedikit..."

Gumamnya karena buncit diperutnya. Tentu celananya dulu tidak akan muat lagi karena perutnya membesar.

"Lepas semuanya! Pakai baju besar dan celana longgar!"

"Aku tidak punya pakaian seperti itu."

"Kalau begitu pakai Kimono saja!"

"Baik.."

Jawabnya pasrah. Dia pun membuka pakaiannya dan mengambil Kimono.

Mikoto pun membantu Eirin memakai Kimono. Dia mengikat sabutnya dengan pelan dan tidak mengeratkannya. Setelah dia merasa aman dia pun menyisir rambut Eirin.

"Mikoto, kau seperti ayah.."

"Aku memang akan jadi ayah."

"Bukan itu maksudku. Kau mirip ayah yang selama ini mengurusku."

"Kenapa? Kau rindu dengan ayah hingga berpikir aku ini ayahmu?"

"Aku selalu rindu dengan ayah, dia satu-satunya keluargaku."

"Tapi sekarang aku ada bersamamu,"

"Memang benar,"

Tawanya. Mikoto selesai menyisir rambut Eirin.

"Kau tidak menatanya?"

"Tidak, cukup begini saja."

"Tapi aku suka rambutmu di sanggul, aku bahkan sudah membelikan banyak tusuk konde untukmu."

Ucapnya melihat meja riasnya penuh tusuk konde yang dibelikan Mikoto selagi pergi keluar bekerja.

"Baiklah, aku akan menyanggulnya."

"Pakai yang ini, sangat cocok untukmu."

Ucap Mikoto mengambil tusuk konde berwarna pink sesuai pakaian Eirin dengan motif Sakura.

Eirin benar-benar tidak mengerti selera suaminya ini. selalu membelikan barang seperti ini, pinky boy.

Mereka pun segera ke kantor, mereka di sapa dengan ramah oleh karyawannya, Mikoto sudah terlihat sangat akrab dengan karyawan lainnya.

Dia bisa tersenyum bebas, Eirin hanya diam dan duduk di kursinya.

"Niisan sudah pulang dari rumah sakit?"

"Dia masih dalam tahap pemulihan, tapi secepatnya dia akan kembali ke kantor."

"Oh.."

Jawabnya dan melihat Mikoto duduk di sofa dengan berkas di tangannya.

"Mikoto,"

"Hmm.."

"Kau benar-benar sudah bisa mengurus semuanya?"

"Aku harus melakukannya, aku tidak mau Eirin kelelahan lagi seperti sebelumnya."

"Kau juga sudah bekerja keras."

Ucapnya kini berjalan ke hadapan suaminya. Dia duduk dipangkuan suaminya.

"Eirin?"

"Mikoto, kalau aku bilang aku ingin melakukannya?"

Bisiknya di telinga Mikoto membuatnya merinding, wajahnya langsung merona. Eirin menjilati kuping Mikoto.

"Eirin hentikan, kita ada di kantor."

"Apa kau yakin Mikoto?"

"Eirin, dengarkanku."

Ucapnya menahan nafsu dan godaan dari Eirin. Eirin tertawa mengerjai suaminya.

Dia merasa senang mengerjai suaminya.

Mikoto frustasi jadinya,

"Aku ke toilet dulu,"

"Mau kubantu?"

"Jangan menggodaku!"

Marahnya dan berjalan pergi, Eirin tertawa senang. Mikoto tahu istrinya hanya mengerjainya.


My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang