Tsuki berbaring di lengan besar Murano, dia terlihat tidak mood karena ibunya sendiri.
"Murano san?"
"Hm..."
"Kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja asal kau bersamaku. Aku tidak akan membiarkan mereka melakukan apapun padamu."
Ucapnya memeluk Tsuki.
"Kenapa kau membenci ibumu?"
"Dia tidak pantas dipanggil ibu,"
"Aku tidak tahu apa yang kau alami, tapi dia tetap ibumu."
"Aku tidak punya ibu yang tidak peduli pada anaknya. Dia tidak pernah memperhatikanku dan meninggalkanku sendiri, aku tidak punya ibu!"
Tsuki mengusap kepala Murano,
"Aku tidak tahu apa yang kau alami saat kecil, tapi sekarang kau sudah besar. Jadi kau tidak perlu membenci mereka. kau sudah bisa berjalan dengan kakimu sendiri, jadi maafkan mereka."
"Tsuki, kenapa aku harus memaafkan mereka?"
"Karena mereka orang tuamu, sejelek-jeleknya orang tua pasti masih ada rasa kasih sayang pada anaknya. Coba kau pikirkan apa yang membuatmu bahagia bersama mereka?"
Ucap Tsuki pada Murano.
Murano tampak berpikir.
"Apa aku harus memaafkan mereka?"
"Iya, berbaikanlah dengan mereka."
"Tergantung dengan respon mereka nanti, besok kita akan makan bersama."
"Bersama? Kau tahu aku tidak bisa melihat!"
"Tidak apa-apa, asal kau bersamaku. Aku akan merasa tenang,"
"Baiklah, tapi aku tidak akan makan."
"Aku akan menyuapimu."
"Jangan melakukan itu! Aku akan dianggap lebih tidak berguna lagi!"
"Biarkan saja, aku tidak peduli pada mereka."
"Kenapa kau keras kepala sekali?!"
"Aku tidak, aku melakukan apapun yang kuinginkan. Itu bukan urusanku jika mereka tidak senang."
Jawabnya acuh tak acuh, Tsuki tidak bisa melawannya.
"Lakukan apapun yang merasa benar,"
"Iya, kau memang yang terbaik."
Ucapnya memeluknya,
"Hey ayo lakukan,"
Ucapnya senang.
"Kau?!"
Marahnya, padahal tadinya dia sedang tidak mood tapi sekarang dia bersemangat sekali.
Tsuki pun tidak punya pilihan selain melayaninya.
Kemudian paginya, hati Tsuki deg-deg an duduk di kursinya.
Dia bisa mendengar suara piring di meja,
"Tsuki, ayo buka mulutmu."
Ucap Murano menyuapi Tsuki, ibunya hanya diam.
Tsuki terlihat kesal dengan Murano, tapi dia justru tersenyum melihat wajah kesalTsuki.
Dia menyuapi Tsuki yang tidak bisa menolaknya dan memakan makanannya.
Dia tersenyum kecil, sarapannya berjalan dengan hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.