JRENG!!
Nada itu seperti terdengar jelas ditelinga Mikoto seperti sebuah efek suara dalam film.
Mulut Mikoto tercengang 5 cm melihat bangunan megah dan mewah di rumah barunya ini. Eirin menutup dagu Mikoto dan membawanya masuk ke dalam rumah barunya. Dia tidak membawa barang-barangnya karena semuanya sudah siap sedia di dalam rumah ini termasuk pakaiannya.
Istilahnya tinggal bawa badan, tempat siap huni.
Eirin menariknya dalam setiap perjalanannya agar tidak terpisah dan bisa saja dia berhnti mendadak karena shock, namanya orang biasa pasti berbeda pikiran dengan orang seperti Eirin dan lainnya, kembali dia di sapa orang-orang berjas hitam lagi sepanjang perjalanannya masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah juga masih banyak orang seperti itu membuat Mikoto sedikit takut dan ragu,
"Ei-Eirin tidak bisakah aku memilih?"
Tanyanya gugup, baru kenal saja sudah manggil nama. Mikoto SKSD dengan Eirin. Dia mengalihkan duniaku, dia tatapi Eirin penuh cinta tapi ragu lagi. Maunya apa ini anak?
"Kau tidak punya pilihan! Ayah sudah menunjukmu! Dan kau harus melakukannya!"
Ucap Eirin menatapnya yang lebih tinggi, dia harus sedikit mengangkat dagunya untuk berbicara dengan Mikoto. Keduanya saling tatap.
"Tapi aku tidak bisa melakukannya, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan."
Ucap Mikoto frustasi memohon pada Eirin lewat matanya.
"Kau akan belajar nanti, lusa adalah hari penobatanmu jadi persiapkan dirimu."
Ucap Eirin tidak mau tahu, tidak ada alasan untuk menolak semua berkah ini. tidak semua orang beruntung sepertimu Mikoto, bersyukurlah.
"Ta-tapi Eirin, aku tidak bisa.."
Ucap Mikoto dan Eirin terdiam menatapnya.
"Kau harus bisa!"
Pekiknya kesal membuat Mikoto kaget.
"I-iya.."
Balasnya reflek dan takut pada Eirin. Walau begitu, dia tetap deg-degan melihat Eirin.
Dia pun memilih diam karena semua perkataannya tidak ada yang didengarkan.
Mikoto sampai di dalam rumah barunya ini langsung disibukkan dengan pelajaran filosofi geng mereka yang harus ditaati dan yang tidak serta hal-hal lainnya.
Mereka harus rela berkorban demi apapun sebagai ketua, menjalani semua bisnis yang sudah turun temurun mereka kerjakan. Kemudian mendapatkan daerah kekuasaan untuk memperluas wilayah, dan lain-lainya membuat kepala Mikoto langsung 7 keliling saking banyaknya yang harus dia pelajari sebagai seorang pemimpin.
Dalam kamar luasnya semuanya dipenuhi dokumen. Hari pertamanya masuk rumah saja sudah seperti neraka? Apalagi sudah dinobatkan sebagai ketua? Rumah mewah pun akan seperti dalam neraka.
Pikirnya yang sudah lelah membaca dokumen-dokumen ketua terdahulu. Dia pun berjalan ke arah pintu untuk mencari udara segar tapi dia terhenti setelah mendengar suara bawahannya yang menjaga depan pintu.
"Dia akan jadi ketua kita?"
"Benar,"
"Tapi dia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang dunia ini. Dia juga tidak terlihat menakutkan, dia justru terlihat bodoh?"
"Ssstt! Jaga bicaramu! Dia akan menjadi ketua lusa nanti!"
"Katanya dia menyelamatkan ketua sebelumnya, apa dia sehebat itu?"
"Entahlah, mungkin dia hanya beruntung."
Mikoto tidak jadi keluar,
"Aku memang tidak ingin jadi ketua kalian. Aku tidak cocok karena aku memang bodoh. Aku juga bukan beruntung tapi justru buntung harus menanggung semua ini.."
Gumamnya dan berbaring di lantai. Dia tidak ingin belajar lagi, moodnya sudah hilang. Dia akan bicara pada Eirin lagi tentang hal ini dan membiarkannya pergi.
"Aku akan bicara padanya."
Gumamnya dan kemudian terlelap.
Mikoto kembali membuka matanya setelah terlelap cukup lama, selimut hangat sudah menutupi tubuhnya dan di sana Eirin membaca dokumennya dengan serius. Sebenarnya Eirin lebih cocok menjadi ketua, tapi kenapa dia yang dipilih? Pikir Mikoto.
"Eirin, kalau kau ingin posisi ketua. Aku akan memberikan padamu."
Ucap Mikoto membuat Eirin berpaling.
"Kau sudah bangun? Makan malam sudah siap."
"Aku tidak mau menjadi ketua kalian, aku sama sekali tidak mengerti dunia kalian."
Balasnya serius kali ini.
"Kau tidak punya pilihan, Mikoto. Ayah sudah menunjukmu,"
"Tapi aku bisa menunjukmu jika kau mau!"
"Apa kau ingin lari dari kenyataan? Kau ingin lari dari tanggung jawabmu?"
"Eirin, aku tidak bisa melakukannya. Kau tahu aku ini hanya orang biasa dan menjalani kehidupan biasa-biasa saja dan juga orang bodoh.."
"Aku tahu, aku sudah mencari latar belakangmu."
"Kau melakukannya?!"
"Kau seorang yatim piatu. Orang tuamu meninggal dan kau besar di penampungan anak-anak. Setelah dewasa kau menjalani kehidupanmu sendiri tanpa kerabat dan saudara. Kau juga tidak tamat Sma karena tidak punya biaya dan memilih bekerja hingga sekarang."
Jelasnya membuat Mikoto terdiam, dengan mudahnya kehidupan pribadinya diungkap oleh Eirin.
"Karena itu aku tidak bisa.."
Ucapnya sedih,
"Menurutku kau sangat cocok,"
Ucapnya membuat tanda tanya besar di kepalanya.
"Karena kau bodoh, kau pasti akan bisa melakukan apapun. karena kau tidak punya kerabat maka kau tidak akan punya kelemahan."
Ucap Eirin serius. Mikoto menatapnya, apa yang dia katakan memang benar juga. Eirin mengatainya tapi menganggap semua perkataan Eirin benar. Dia benar-benar sudah dibutakan, Tsuki terangkanlah.
"Aku tidak ingin mendengar ocehan tidak bergunamu lagi. Besok kau akan diajari bela diri. Jadi bersiaplah."
Pesan Eirin dan dia segera bangkit meminta pelayan membawa makanan Mikoto.
Besok dia harus bekerja keras lagi, dia pun makan sambil menangis dalam hati. Dia tidak tahu apa dia beruntung atau buntung sekarang? Mungkin dua-duanya sama saja. beruntung bisa makan enak dan menjalani kehidupan mewah, buntungnya harus menanggung beban semua nyawa di dalam rumah ini.
Tidak sebanding dengan keuntungannya, karena itu dia menangis. Tidak ada jalan kembali lagi.
Kasihan Mikoto,
Mohon maaf lahir dan batin.Tsuki memang nonmuslim, tapi tidak ada salahnya mengucap kata maaf buat para readers Tsuki yang sakit hati karena ulah Tsuki. 😂👍
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.