"Apa mereka bisa dipercaya?"
Tanya Murano pada Hiro,
"Mereka bisa dipercaya, aku sudah mencari semua informasi tentang mereka."
"Baiklah, aku percaya padamu. Mikoto sama juga katanya akan mengirimkan 2 bodyguard handalnya."
"Mikoto sama?"
"Iya, aku menceritakan hal yang terjadi pada Tsuki dan dia juga ingin membantuku."
"Kalau Mikoto sama, aku yakin dia ally yang bisa diandalkan. Aku sudah tahu semua dibalik layar perusahaannya. Mikoto sama adalah ketua gangster yang paling ditakuti saat ini, dia punya eksekutor tersembunyi. Tidak ada yang tahu siapa eksekutornya ini."
Ucap Hiro sudah mencari infonya.
"Dia memang luar biasa. Dia bisa menyembunyikan identitasnya dengan membangun sebuah perusahaan."
"Eirin sama yang merencakan ini."
"Istrinya juga hebat beladiri,"
"Dia anak tunggal ketua sebelumnya,"
"Aku mengagumi mereka."
"Benar, mereka luar biasa. Kuharap hal ini tidak terulang lagi pada Tsuki."
"Lalu, bagaimana dengan mata yang kuminta? Apa tidak ada yang mau mendonorkannya?"
"Saat ini belum ada,"
"Apa dia tidak akan bisa melihat anaknya nanti? Dia sangat sedih,"
"Aku tahu perasaannya, aku akan lebih berusaha lagi."
"Terima kasih Hiro, hanya kau yang bisa kuandalkan."
"Sebagai teman hanya ini yang bisa kuberikan."
"Kau memang teman yang terbaik yang kupunya, tanpamu mungkin aku sudah tidak ada di sini."
"Anda terlalu memuji, aku hanya membantu anda. Semua ini anda yang mencapainya."
Jawabnya, Murano tersenyum karena punya teman yang bisa diandalkan saat ini.
"Murano san,"
Panggil Tsuki berjalan ke kantornya bersama pelayannya.
"Ada apa?"
"Tsuki sama tidak bisa tidur, jadi dia ingin bertemu dengan anda."
"Kenapa? Apa kau masih takut?"
"Aku tidak tahu kenapa, aku tidak bisa tidur."
Jawabnya.
"Baiklah, kalian boleh pergi. Tinggalkan kami berdua,"
Mereka pun pergi dan Murano membawa Tsuki kembali ke kamarnya.
"Aku temani sampai kau tidur okey."
Ucapnya dan berbaring di samping Tsuki. Tsuki memeluk lengan Murano agar dia tidak pergi.
Dia merasa ragu dan membuatnya tidak bisa tidur, Murano mengelus kepalanya sampai dia terlelap. Bahkan Murano juga sampai terlelap karena kehangatan istrinya.
Saat Murano kembali terbangun, istrinya sudah tidak ada di kasur melainkan sedang memberikan burung merpatinya makan.
Dia berdiri di depan jendela membuat Murano tersenyum, dia terlihat senang memberikan makanan merpati.
"Sudah baikan sayang?"
Tanya Murano memeluknya dari belakang, dia mencium istrinya dan menemaninya memberikan makanan burung.
"Hari ini aku berencana memanggil fotografer kemari,"
"Untuk apa?"
"Tentu saja memfotomu bersama si kecil."
"Eh?"
"Kita akan mengambil foto sebelum si kecil lahir."
"Sekarang?"
"Iya, aku sudah meminta Hiro carikan semalam, jadi kita pakai baju sepasang yang kupesan sebelumnya."
"Tentu, kalau begitu sekarang kita harus bersiap."
"Tidak apa-apa, masih ada waktu. Kita makan dulu, aku lapar."
"Okey. Tapi Murano aku mau nasi goreng seafoodmu!"
"Nasi goreng seafood?!"
"Iya! Aku baru terpikirkan mau makan apa!"
"Baiklah, kita makan nasi goreng seafood."
"Aku mau banyak udang!"
"Iya, aku yang masak?"
"Tentu saja!"
"Baiklah!"
Pekiknya semangat dan pergi ke dapur segera.
"Tolong siapkan bahan untuk nasi goreng seafood. Banyakin udang, aku bisa memasaknya sendiri."
Pesannya dan segera mereka lakukan, Murano mencuci tangan dan memakai apronnya.
Dia memanaskan minyak dan semua bahan sudah tersedia dalam seketika.
Dia pun memasak nasi goreng untuk sarapannya bersama Tsuki.
Tidak lupa dia membuat susu, setelah itu kembali ke kamar dan Tsuki sudah mandi. Dia memakai pakaian yang dibeli Murano khusus dengan perutnya yang buncit.
"Sudah selesai siap-siap rupanya,"
"Apa makanannya sudah? Aku sangat lapar!"
"Ayo makan dulu."
Ucapnya dan meminta yang lain keluar saat mereka makan.
Keduanya duduk di kursi dan makan.
"Makannya pelan-pelan panas,"
"Hmm,"
Balas Tsuki memakannya makanannya, dia sangat menikmati makannya.
Murano juga memakannya dan mandi setelahnya.
Tidak lama setelahnya fotografer yang dipanggil Hiro datang. Mereka mencari sudut rumah Murano yan paling bagus. Tentu saja banyak tempat bagus untuk digunakan.
Keduanya sangat senang dan tersenyum disetiap foto mereka.
Fotografernya tidak hentinya memfoto mereka karena tempat dan aura bahagia mereka terpancar di setiap lokasinya.
Mereka yang di sana juga merasakan damai keduanya.
"Aku mencintaimu."
Ucap Murano mencium perut Tsuki untuk terakhirnya yang duduk di kursi dengan pemandangan rumah mewahnya terfoto jelas. Tsuki tersenyum dan mengusap kepala Murano.
Itu foto yang mereka jadikan foto keluarga karena sangat bagus dan indah.
Murano tersenyum dengan hasilnya.
"Sayang sekali aku tidak bisa melihatnya."
Ucap Tsuki, Murano memeluknya.
"Aku akan jadi matamu untuk melihat."
Ucapnya menjelaskan isi fotonya. Tsuki tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.