My Love 2 "279"

3.5K 300 42
                                    



"Ahhhh!!!"

Jerit Yuka. Membuat Kio tersenyum. Dia menarik tangannya keluar dan mencium Yuka.

"Yuka, jangan menggigit lidahmu okey."

Pesan Kio sebelum memasukkan penisnya ke dalam lubang tersebut dan langsung penuh hingga tidak ada ruang lagi untuk yang lain masuk.

"Ahh!!! Ahh!!! Sakit! sakit!! ahh!!"

Jerit Yuka membuat Kio berhenti mendorongnya masuk,

"Yuka, kau jangan menegang."

Pesan Kio mengusap air matanya.

"Kio sakit..Sakit.."

"Tidak apa-apa, kau akan terbiasa nanti. Okey, jangan menegang. Relaxkan tubuhmu, aku akan melakukannya dengan hati-hati."

Pesannya dengan tenang, Yuka mengangguk mengerti dan bernapas normal. Dia meringankan semua ototnya dan mencengkram futon di lantainya.

"Iya, seperti itu."

Ucap Kio kembali mendorongnya masuk.

"Nngg!!"

Jerit Yuka.

"Semuanya sudah masuk, lihat. Kau tidak apa-apa kan?"

"Haa...Haa....Haa..."

"Apa masih sakit?"

"Nn..Sedikit.."

"Baiklah, kita tunggu sampai kau merasa baikan."

"Kio boleh melanjutkan, aku tidak apa-apa."

"Kau yakin?"

Tanya Kio, dan Yuka mengangguk.

"Baiklah, tetap tenang dan jangan menegang okey?"

Pesannya dan menariknya keluar hingga di ujungnya dan kembali menghantamnya masuk.

"Hiyahh!!!"

Jerit Yuka kaget, Kio memegang tangan Yuka dan menekannya di futon.

Dia mulai bergerak dengan perlahan tapi pasti hingga darah mulai menetes. Tetapi Kio tidak berhenti karena dia sudah di tengah jalan. Dia tidak bisa berbalik lagi.

"Lingkarkan lenganmu di leherku."

Pinta Kio dan segera Yuka lakukan.

Dengan begitu Kio lebih leluasa bergerak. Dia terus menekan penisnya masuk saat dia menariknya. Dia mendorong dan menariknya terus menerus membuat cairan yang dia keluarkan mulai membasahi kain futonnya dan bercampur dengan darah.

"Ah..Ah...Ahhh...Ah..."

Yuka terus mendesah disetiap gerakan Kio. Kio tidak ragu dan membasahi prostat Yuka dengan cairannya.

Kio terus melakukannya hingga Yuka mulai kehilangan kesadarannya.

Dia melepas pelukannya dan berbaring lelah. Dia juga baru sembuh dari sakitnya. Tapi Kio sudah menyerangnya lebih dulu. Proses dulu baru menikah..

"Haa..Haa..."

Kio menariknya keluar setelah semprotan terakhirnya di keluarkan.

Cairan akan segera keluar dari lubang tersebut tapi Kio segera mengangkat pinggul Yuka agar cairannya kembali masuk ke dalam perut Yuka.

"Haa...Haa...Haa.."

Yuka masih bernapas tidak teratur karena menjerit membuatnya lelah.

Kio meletakkan kaki Yuka ke atas pundaknya dan mencium kakinya.

"Tidurlah, sisanya aku akan mengurusnya."

Tanpa dibilang Kio pun Yuka sudah akan tidur.

"Dia benar-benar seperti seorang perawan.."

Gumamnya melihat darah di futonnya. Dia tertawa senang.

Itu bukan darah perawan tapi darah dinding anus Yuka yang robek karena ulahmu.

Kio memindahkan Yuka ke futon lainnya setelah dibersihkan,

Dia kembali melaundri futon berdarah itu. Dia masih tertawa saja. sepertinya dia akan gila karena kepalanya yang terbentur itu.

(Ck aku membenci Kio! Dia mirip Mikhail yang mengotori feifeiku. Ck benci deh! Aku juga benci asami! Dia membuat usaha feifeiku sia-sia! Ck mati saja asami!)#finderchapter79

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang