"A-aku pergi dulu."
Ucapnya ingin kabur. Dia tidak mau melihat Sato untuk saat ini.
Tapi dia justru tersandung karena terburu-buru.
"Waah!!"
Jeritnya reflek karena akan menimpuk lantai.
"Oops!"
Sato berhasil menahannya.
"Kau mau lari kemana?! Aku belum selesai bicara padamu!"
"A-aku mau pulang!"
Pekiknya.
"Aku akan mengantarmu."
Balas Sato kemudian.
"Aku bisa naik taksi."
"Aku akan mengantarmu!"
Balasnya dan menggendongnya masuk ke dalam mobil.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Tetap diam di tempat dan jangan kemana-mana!"
Pesan Sato sebelum menutup pintu mobil Miharu. Kalau tidak dia akan pergi sebelum Sato bisa masuk ke dalam mobil.
Miharu pun menurut.
Dia tidak mengerti kenapa orang ini bisa muncul tiba-tiba? Apa dia akan menagih hutang setelah tinggal dengannya?! Seharusnya dia sudah tidak ada urusan lagi dengan Sato.
.............................................
Bukan mengantarnya pulang, Sato malah mengajaknya makan malam di restoran mewah dan hanya mereka berdua saja di dalam ruang VIP.
Sato menatap Miharu, Miharu memalingkan wajahnya. Dia gugup sekali.
Tidak lama setelah mereka duduk makanan datang, sepertinya makan malam ini sudah direncanakan.
"Makanlah."
Ucap Sato akhirnya. Miharu pun menurutinya dan memakannya dengan lahap.
"Kenapa kau pergi tanpa mengatakan apapun?"
Tanya Sato tiba-tiba tanpa memandang Miharu. Miharu menatapnya dan berhenti makan, Sato tidak memandangnya karena sedang makan.
"A-aku.. Aku.."
"Apa kau orang yang tidak tahu berterima kasih? Aku sudah merawatmu selama ini, tapi kau hanya meninggalkan secarik kertas?!"
"A-ku.."
"Dimana sopan santunmu?! Kau pergi setelah mengatakan hal yang tidak bisa kulupakan walau aku ingin!"
"Maaf..Maafkanku.."
Ucap Miharu menyesal. Dia benar-benar salah, tidak heran Sato marah padanya. Miharu benar-benar tidak bisa bertemu dengan Sato, dia tahu dirinya sudah ditolak walau Sato tidak mengatakannya. Tapi jika Sato mengatakan langsung padanya penolakannya itu, Miharu akan menyesal seumur hidupnya karena sudah menyatakan perasaannya.
Seharusnya mereka akan tetap mengenal jika dia tidak menyatakan perasaannya, dia menyesal sekali.
Tangisannya pun tidak bisa dibendung lagi.
"Maafkanku..Maafkanku..karena mengatakannya.. Aku benar-benar menyukaimu..."
Tangisnya. Sato pun langsung bangkit dan pergi memeluknya.
"Kenapa kau menangis saat menyatakan perasaanmu?! Aku jadi menyesal sekarang, seharusnya aku langsung memberimu jawaban dan pada akhirnya terjadi jarak antara kita."
Ucap Sato. Miharu memeluknya erat,
"Untuk sebentar saja...Sebentar saja.. biarkanku memelukmu.."
Pinta Miharu. Sato tertawa kecil.
"Dasar bodoh, kau boleh memelukku untuk seterusnya."
Ucapnya menghapus air matanya. Miharu bingung dengan perkataan Sato.
Dia pun berlutut di hadapan Miharu.
"Kau membuatku bimbang, dan sekarang aku merasa sepi tanpamu di sisiku. Kau harus bertanggung jawab."
Ucapnya mencium tangan Miharu.
"A-apa maksudmu?"
"Kenapa kau masih bertanya? Aku ingin kau jadi kekasihku."
Jawabnya sambil tertawa kecil.
"Aku tidak bermimpi kan?"
"Tentu saja tidak."
Balasnya mencubit pipinya.
"Kau tidak bermimpi. Maaf sudah membuatmu lama menunggu."
Ucapnya dan Miharu langsung melompat memeluknya.
"Hey kau tahu tadi bahaya!"
Marahnya.
"Sato aku mencintaimu!"
Pekiknya memeluk erat Sato. Sato hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Rasa bahagia mengalir di seluruh tubuhnya. Tidak seperti sebelumnya yang ada hanya rasa gelisah, amarah dan penyesalan. Semuanya hilang dalam sekejap berkat Miharu.
Dia pun yakin dengan perasaannya.
Makan malam dilanjutkan serta merayakan hubungan mereka, Sato tidak tanggung-tanggung memesan wine super mahal untuk merayakannya.
Mereka akan berpesta!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.