Sato terdiam, bagaimana bisa dia menganggap perkataan Miharu tidak pernah ada? Dia baru saja menembaknya! Tapi dia pergi dan tidak mau mendengarkan jawabannya! Tetapi Sato bingung juga harus jawab apa.
Dia frustasi.
Sedangkan Miharu.
"Aku memang bodoh! Aku terbawa suasana dan membuat semuanya kacau!"
Marahnya kesal pada dirinya sendiri.
Dia duduk diam di taman dekat apartemen Sato. Dia menyesal telah mengatakan perasaannya, Sato pasti bingung. Bagaimana dia bisa bertemu dengannya sekarang?!
Kemudian mata Miharu melihat seorang anak kecil yang menangis karena di bully anak sebayanya. Kemudian ada pahlawan yang datang menyelamatkannya. Miharu menatap anak kecil itu mengingatkan akan dirinya dulu yang dipukuli anak sebayanya, anak Sd saat itu mengejeknya dan merusak boneka kelincinya.
Kemudian pahlawan kesiangan datang dan mengusir mereka. Sato yang masih duduk dibangku Smp pun tersenyum pada Miharu dan membersihkan bonekanya sebelum diberikan pada Miharu.
"Bonekanya sangat lucu."
Ucapnya sambil mengusap kepalanya.
"Sato, kau sedang apa?"
Tanya teman sekelasnya.
"Bukan apa-apa."
Jawabnya berlalu pergi, Miharu belum sempat berterima kasih.
"Sato.."
Panggilnya menatap kepergian Sato.
Kemudian waktu berlalu begitu cepat, Miharu tidak pernah bertemu dengannya. Dia pikir Sato juga sudah tidak mengingatnya karena sudah lama.
Tapi saat dia mendengar namanya dari bodyguard yang mengantar Sato ketika baku tembak tersebut, hatinya bergejolak ingin bertemu dengannya. Apa dia Sato penyelamatnya? Dia bersih keras ikut dalam penanganan operasi pengangkatan timah besi di tubuh Sato dan bisa melihatnya dengan dekat. Dia tidak banyak berubah, Miharu bisa mengenalnya langsung. Dia merasa bahagia bisa bertemu dengan Sato. Pahlawan yang dia idamkan akhirnya ditemukan.
Saat dia Koma, Miharu selalu menjaganya hingga Sato sadar.
Hanya saja Sato tidak mengingat Miharu. Tapi Miharu tidak peduli, yang pasti dia bisa bertemu dengan penyelamatnya yang ternyata anggota mafia.
Jarak antara mereka pun jauh setelah Sato tidak lagi di rumah sakit.
Miharu selalu bertanya pada dokter yang menangani Sato kapan dia datang chek up.
Dan hari itu adalah hari terakhirnya Sato chek up. Dia tidak punya luka apapun lagi.
Miharu tidak merasa kecewa jika tidak akan melihat Sato lagi, tapi takdir berkata lain. Mereka dipertemukan kembali dalam keadaan Miharu yang sangat memalukan bagi Miharu, itu sama seperti dirinya dulu yang ditolong Sato saat dirinya dipukuli anak sebayanya.
Dia tidak tahu harus merasa bahagia atau merasa sedih. Semuanya sudah dia ungkapkan, tapi Sato terdiam saat dia mengatakan perasaannya.
Dia merasa telah ditolak.
"Dasar bodoh.."
Gumamnya mengutuk dirinya sendiri.
Saat dia kembali ke apartemen Sato, dia sudah pergi dan menuliskan pesan singkat dengan kertas memintanya sarapan.
Miharu tersenyum,
"Terima kasih atas segalanya."
Ucapnya memakannnya dan dia pun pergi membawa barang yang diambil di rumahnya.
Dan kembali ke tempat asalnya,
"Akutidak ingin menjadi beban lags. "
Gumamnya dan menetap di apartemennya. Lagipula lukanya sudah sembuh, Dan kakinya bisa jalan dibantu tongkat. Sato tidak perlu lagi mengurusnya. Sato tidak ada kaitannya dengan kejadiannya, dia hanya menolongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.