My Love 2 "352"

3.6K 313 21
                                    



Mereka mulai menembaki mobil Eirin, Eirin segera memeluk Miharu yang ketakutan.

"Ah!!"

Jerit Miharu.

"Tidak apa-apa! Aku akan melindungimu!"

"Eirin sama! Mobilnya tidak akan menahan lebih lama!"

Pekik sang sopir melihat kaca mobil depannya mulai retak karena ditembaki terus-menerus. Pada akhirnya kaca depan mobilnya pecah dan sopir di depannya tewas di tembaki. Eirin menembak balik dari dalam mobil dan mendapatkan dua orang tersebut tapi sayang pelurunya juga sudah habis. Dia tidak punya pilihan lain selain bertahan. Dia menjadi tameng untuk Miharu.

"Eirin!"

Pekik Miharu.

"Aku akan melindungimu, aku janji!"

Pekiknya pada Miharu. Miharu tidak bisa melakukan apapun.

"SATO!!!"

Pekiknya dan sekelompok orang datang membasmi hama di dekat mobil Eirin dan Miharu. Orang sekampung Mikoto bawa serta Sato.

"Eirin! Miharu!"

Panggil Sato membuka pintu mobil mereka.

Miharu menangis,

"Sato!"

Tangisnya.

"Eirin kau baik-baik saja!!?"

Tanya Mikoto sama paniknya. Mereka mengeluarkan mereka dalam mobil.

"Eirin kau terluka!"

"Aku tidak apa-apa. Ini hanya luka kecil."

Jawab Eirin.

"Miharu, kau baik-baik saja?"

Tanya Sato sangat khawatir, Miharu hanya menangis.

Tubuhnya bergetar hebat karena takut.

"Sato, bawa Miharu pulang. Dia pasti sangat shock."

"Aku mengerti,"

Ucapnya segera membawa Miharu pergi dari sana. Mikoto akan mengurus semuanya.

Sato menggendong Miharu kembali ke apartemennya, dia dalam keadaan tidak sadar karena shock berat tapi dia baik-baik saja hanya kelelahan menangis.

Sato memegang tangannya hingga pagi hari, dia tidak melepaskan tangan Miharu dan tidur di lantai sambil duduk. Kalau tidur barengan takut ke tendang.

Tangan Miharu bergerak membuat Sato terbangun,

"Miharu? Kau baik-baik saja?"

Tanya Sato mengusap wajah baru bangunnya.

"Sato.."

Panggilnya lelah,

"Iya, kau ingin apa? Mau makan apa? Aku belikan sekarang."

"Aku tidak lapar,"

"Lalu apa yang Miharu inginkan? Katakan padaku."

"Jangan tinggalkanku.."

Pintanya menatap Sato.

"Tentu saja! Aku tidak akan meninggalkanmu! Aku janji!"

Jawab Sato memeluknya.

Bel apartemen mereka pun bunyi, Sato segera membuka pintunya.

Mikoto sekeluarga datang membawa banyak barang.

"Barang belanjaan kemarin."

Ucap Eirin berjalan masuk dengan tangan yang diperban. Mikoto menggendong Tora dan anak buahnya membawa barang belanjaannya, setelah meletakkan barangnya mereka pun pamit pergi.

"Dimana Miharu?"

"Dia masih di dalam kamar."

"Apa dia baik-baik saja?"

"Hm Kurasa,"

"Eirin? Kau baik-baik saja?"

Tanya Miharu keluar dari kamarnya.

"Aku baik-baik saja Miharu, hanya luka kecil. Bagaimana denganmu? Tidak takut keluar denganku lagi?"

Candanya dan Miharu tertawa kecil.

"Tentu saja tidak, kita akan keluar lagi."

"Dengan bodyguard!"

Pekik kedua suami kompak.

"Bodyguard hanya akan menghalangi jalan!"

"Lihat sekarang! kami yang repot bukan?! Betapa paniknya kami kau tahu?!"

Marah Mikoto pada Eirin yang keras kepala, dia tidak suka membawa bodyguard pergi bersamanya.

"Bagaimana kalau Miharu terluka saat itu? Dia sedang mengandung kau tahu!"

Sambung Mikoto. Eirin melihat ke arah Miharu. Jika terjadi sesuatu pada mereka, Sato benar-benar akan membunuhnya mungkin.

Sato merangkul pinggang Miharu dan membantunya jalan ke meja makan,

"Tidak apa-apa, kami baik-baik saja."

Jawab Miharu.

"Aku akan buatkan sarapan, kalian sudah makan?"

"Belum, Eirin pagi-pagi sekali sudah minta datang ke sini."

"Baiklah, tunggu sebentar."

Mereka pun duduk berdampingan.

"Kau yakin baik-baik saja?"

Tanya Miharu melihat tangan Eirin.

"Tenang saja, seminggu juga akan sembuh,"

"Baiklah, Tora tidak akan bisa bersamamu kalau begitu."

"Dia pengertian, dia tidak akan memintaku gendong."

Jawab Eirin mencubit dagu putranya. Tora memegang tangan Eirin dan seperti meminta gendong.

"Tora, ibu tidak bisa menggendongmu."

"Tora sama papa saja."

"Atau mau sama paman?"

Ucap Sato yang sudah membuat sarapan mereka.

Dia membuat nasi goreng yang lebih cepat dan praktis.

Susunya tidak lupa dia buatkan untuk Miharu minum, dia meminum susu yang lainnya minum kopi.

"Sato ternyata kau sangat mahir,"

"Tentu saja, aku tinggal sendiri jadi harus masak sendiri."

Jawabnya bangga. Jujur saja Mikoto tidak bisa masak walau tinggal sendiri. Palingan masak mie, goreng telur, dan hal mudah lainnya.

Sato menggendong Tora agar Mikoto bisa makan dengan tenang. Dia harus menyuapi istrinya makan dulu. Karena Miharu tidak bisa menggendongnya maka Sato yang melakukannya.

Miharu pun menyuapi Sato.

"Kau makan saja Miharu,"

"Aku tidak lapar,"

"Tapi kau juga harus makan."

Balasnya dan menyuap balik Miharu, Tora duduk diam dipangkuan Sato.

Tora memegang perut Miharu dengan tenangnya membuat Miharu menatapnya, karena dia berhadapan dengan perut besar Miharu tangannya dengan mudah menggapai perut Miharu.

Tora tertawa senang dan mengelus perut Miharu.

"Kau akan jadi kakak, kau senang Tora?"

Tanya Eirin pada Tora yang bahagia ini.

Bahasa bayinya keluar, yang pasti tidak mengertilah. Cukup sang bayi yang tahu.

Sato mengusap kepala Tora,

"Jadi saudara yang baik dengannya okey,"

Pintanya pada Tora. Miharu tertawa kecil, Mikoto tersenyum senang.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang