My Love "355"

3.2K 295 33
                                    



"Tsuki chan, kau boleh pulang sekarang."

"Baik, master."

Jawab Tsuki segera bersiap-siap. Dia pun berjalan pulang ke arah kereta.

Walau sudah larut malam, kereta tetap masih ramai dengan orang yang juga baru pulang kerja.

Tiba-tiba Tsuki merasa seseorang meraba pantatnya.

Dia tidak berani melihat ke belakang, dia berharap segera sampai ke tempat tujuannya.

Sesampainya ditempat tujuan, dia segera turun dan baru bisa bernapas lega.

Dia mengambil inhalernya untuk dihirup karena merasa sedikit sesak. Setelah bernapas normal dia pun berjalan pulang ke rumahnya.

Rumahnya terasa begitu sepi karena dia tinggal sendiri.

Dia berlutut di depan altar dan berdoa pada mereka.

"Ayah, ibu, aku pulang."

Ucapnya dan kemudian berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Dia melihat jam sebelum terlelap.

...................................................

Murano duduk termenung di meja kantornya.

"Pres..President!"

Panggil sekretarisnya membuatnya tersadar.

"Iya?"

"Kita akan mengadakan meeting setengah jam lagi."

"Iya, aku tahu."

"Apa yang sedang dipikirkan?"

"Aku menyukai seseorang."

Jawabnya jujur, dia sepertinya percaya dengan sekretarisnya.

"Dengan siapa? Apa aku mengenalnya?"

"Tidak, kau tidak mengenalnya. Dia bekerja disebuah bar."

Balasnya dan membuat sekretarisnya terkejut.

"President, anda jangan melakukan hal yang akan menjatuhkan anda nantinya."

"Kenapa?"

"Anda harus benar-benar memilih pasangan hidup anda dengan benar. Bukankah anak president Sawaru menyukai anda?"

"Aku tidak menyukainya sekretaris Hiro. Kenapa kau membahas wanita lain? Aku bukan memintamu memilih pasanganku. Aku bingung untuk mendapatkannya! Kalau kau tidak punya ide untuk membantuku lebih baik diam dan tidak mengungkit masalah wanita itu."

"Aku mengerti, maaf aku sudah lancang."

"Aku tidak akan menyalahkanmu, aku tahu kau peduli padaku karena kita sudah berteman sejak kuliah. Aku benar-benar menyukainya! Tapi dia selalu menolakku! Aku sangat frustasi!"

Jeritnya benar-benar frustasi.

"Apa yang anda ketahui tentang dia?"

Tanyanya Hiro membuat Murano berpikir sejenak.

"Aku tidak tahu, aku hanya mengenalnya di bar."

Jawabnya. Hiro menghela napas panjang.

"Anda harus berjuang kalau memang menyukainya! Percuma hanya duduk melamun!"

Kesal Hiro.

"Benar juga! Kalau begitu kuserahkan sisanya padamu!"

"?!!"

"Karena kau sekretarisku yang bisa diandalkan,"

Ucapnya tersenyum pada Hiro. Dia pun tidak bisa menolak bossnya tentang kehidupan percintaannya.

Selesai meeting Murano pun ke tempat kerja Tsuki dan sayangnya dia pulang lebih awal karena tidak enak badan.

"Tsuki chan sudah pulang?!"

"Iya, dia sedang sakit. Jadi aku menyuruhnya pulang."

"Sakit? Apa dia baik-baik saja? Master tolong beri aku alamatnya!"

"Tapi Murano san,"

"Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya?!"

"Iya juga, baiklah aku akan memberitahukan alamatnya. Tolong rawat dia."

Pesan master menuliskan alamat rumah Tsuki, Murano segera ke tempat tujuan dalam waktu 20 menit.

Dia melihat rumah Tsuki sebelum menekan tombol bel rumah.

"............................"

Silent yang dirasakan Murano, tidak ada suara dalam rumah tersebut.

"Apa dia sedang keluar? Atau belum sampai rumah?"

Pikirnya dan berencana pergi tapi suara keras dalam rumah membuatnya berbalik.

"Tsuki kau di dalam?!"

Pekiknya menggedor pintu, tidak lama kemudian pintu terbuka dan terlihat Tsuki dalam balutan selimut. Dia menatap Murano dan terkejut kenapa orang ini di sini.

"Murano san?"

"Tsuki chan kau baik-baik saja?!"

"Aku baik-baik saja, hanya masuk angi.."

Sebelum menyelesaikan katanya tubuh Tsuki merasa remang dan terjatuh, Murano segera menangkapnya.

"Tsuki chan!"

"Maaf, kakiku tiba-tiba lemas."

Jawabnya dalam pelukan Murano. Tsuki bernapas tidak teratur.

"Tsuki chan?"

"To-tolong..inhaler.."

Pintanya pada Murano, dia terlihat bingung.

"Inhaler apa? Dimana?!"

"Haa..Haa...Tas..Haa..."

"Baik!"

Pekiknya menggendong Tsuki berbaring di ruang tamu karena tidak tahu kamarnya dimana. Dia pun mencari tas dan tidak menemukannya.

"Dimana tasmu?!"

"Ka..mar.."

Balasnya dan Murano melihat ada 2 pintu dia pun membukanya dan mencari tas Tsuki hingga dia temukan.

Dia mengobrak abrik seluruh tas Tsuki dan melihat inhaler yang dimaksud Tsuki. Dia berlari keluar lagi, segera dia memberikan pada Tsuki dan bisa dia gunakan dalam beberapa saat. Dia merasa sedikit tenang dan bernapas normal.

"Tsuki chan baik-baik saja?"

Tanya Murano khawatir.

"Hm..Terima kasih..."

Ucapnya sebelum menutup matanya.

"Tsuki chan?"

Panggil Murano dan menyentuhnya.

"Panas!"

Dia pun segera menggendong Tsuki ke kamar.

Murano mengeluarkan hp dan menelepon Hiro.

"Maaf Hiro menggangu tidurmu, tapi aku tidak bisa merawat orang sakit demam. Bagaimana? Apa yang harus kulakukan?"

Tanyanya dalam telepon. Hiro pun menjelaskan apa yang harus dilakukan, dia mendengarkan sambil sesekali mengangguk. Setelah itu dia segera melakukan apapun yang dikatakan Hiro dan merawat Tsuki yang tidak sadar.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang