My Love 2 "288"

3.6K 320 42
                                    



Keduanya diizinkan pulang setelah baikan.

Kio dengan hati-hati membawa Yuka berjalan di atas tumpukan salju jalan ke rumahnya.

"Aku akan meminta orang membersihkannya!"

Ucapnya membawa Yuka masuk ke dalam rumah hangatnya. Dia keluar lagi mencari pekerja yang membersihkan halaman.

Yuka juga merapikan semua barangnya yang sempat dia rusakkan. Dia benar-benar bodoh waktu itu, dia menyesal sendiri jadinya.

Setelah beres Yuka akan segera membuang tumpukan sampahnya tapi segera dihentikan Kio.

"Yuka! Yuka! Itu berat!"

Pekik Kio membuatnya kaget. Kio segera mengangkatnya menjauh.

"Aku bisa membawanya."

"No! No! Kau tidak boleh melakukan pekerjaan berat! Dokter sudah berpesan padaku. Kandunganmu sangat lemah sekarang, jadi tidak boleh kerja berat."

"Apa yang harus kulakukan kalau begitu?"

"Duduk manis saja."

Jawabnya enteng. Kio gila? Mana bisa dia duduk manis? Rumahnya siapa yang bersihkan?!

Yuka benar-benar hanya duduk diam tanpa melakukan apapun.

Besoknya Kio pulang ke rumah Yuka membawa seorang pembantu rumah tangga. Ibu-ibu yang terlihat ramah.

Yuka terbengong melihatnya membawa seorang ibu-ibu.

"Apa yang kau lakukan Kio?"

"Aku menyewa pekerja rumah untukmu. Jadi kau tidak perlu khawatir masalah kerjaan rumah. Dan bibi ini tahu segalanya tentang ibu hamil! Jadi kau bisa meminta saran, jika ada keluhan jangan ragu katakan padanya!"

Pesan Kio. Yuka tidak bisa langsung bilang iya? pembantu rumah tangga di dalam rumahnya? Selama ini tidak ada yang namanya pembantu dalam rumahnya. Sekarang berubah banyak karena Kio

Saat salju menghilang dan digantikan musim semi, Kio membawa Yuka menemui orang tuanya.

Yuka terlihat gugup selama perjalanan ke sana, tapi Kio menggenggam erat tangannya.

"Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja."

Pesan Kio.

Sesampainya di rumah Kio, keduanya memberi salam pada orang tua Kio.

"Dia kah pilihan hatimu Kio?"

Tanya sang ibu.

"Iya, ibu! Dia Yuka!"

Pekik Kio lantang, Yuka menjadi sedikit gugup. Dia tersenyum pada kedua orang tua Kio.

"Tidak perlu sungkan pada kami."

Ucap sang ibu segera merangkul menantunya, Yuka sedikit kaget.

"Kio, kau bilang calonmu sedang mengandung?!"

"Maaf ibu! Ini semua salahku! Aku terlalu gegabah."

Ayahnya melihat Kio dan memberikan jempol padanya. Tandanya dia setuju tanpa komplain.

"Ibu tidak menyalahkanmu, tapi harus hati-hati."

"Iya, kami pakai kereta kemari karena belum diizinkan naik pesawat. Kandungan Yuka masih sedikit lemah."

"Kenapa sangat buru-buru? Kalau begitu ayo makan dulu dan istirahat. Besok banyak yang mau kita persiapkan!"

Ucap ibunya senang.

"Ayo Yuka,"

"Iya, bibi."

"Jangan panggil bibi, panggil saja ibu."

"I-Iya ibu.."

Jawab Yuka. Kio hanya tertawa kecil mendengar suara gugup Yuka.

"Berapa bulan kandunganmu Yuka?"

"Kata dokter 10 minggu ibu,"

"Hmm...Tidak lama lagi!"

Pekiknya senang, Yuka hanya tertawa kecil.

Yuka diterima dengan senang hati oleh keluarga Kio.

Tidak ada yang menentangnya.

Besoknya mereka membeli apapun yang diperlukan Yuka di rumah Kio.

Sambilan Kio mengurus surat izin membuka Klinik di tempat Yuka.

Kakak dan ibu Kio membawa Yuka berbelanja pakaian, kebetulan melihat pakaian bayinya mereka tidak sabaran membelinya padahal masih harus nunggu kira-kira 6 bulan lagi baru lahir.

Tapi yang namanya sudah tidak sabar menimang cucu serta ponakannya keduanya sibuk membeli ini dan itu.

Barang-barangnya langsung di kirim Kio ke rumahnya karena ada pembantu yang akan menerima paket, jadi saat pulang nanti tidak perlu bawa barang. Ibu dan kakaknya juga gila belanja.

Kio yang baru pulang pun segera menemui Yuka yang terlelap di kasur.

"Apa kau lelah berbelanja?"

Tanya Kio mengusap wajah Tidurnya.

"Hm..Ibu dan kakakmu sangat baik sekali Kio."

"Tentu saja, keduanya keluarga pentingku yang sekarang akan jadi keluargamu juga."

Yuka tertawa kecil.

"Aku mandi dulu, tidurlah lagi."

"Hm.."

"Papa mandi dulu sayang, "

Ucapnya mengusap perut Yuka sebelum pergi.

"Belum juga jadi bayi, sudah diajak bicara."

Jawab Yuka tidak habis pikir dengan keluarga Kio yang suka sekali dengan anak-anak.

Setelahnya hari pernikahan mereka pun dilakukan, tamu-tamu mulai berdatangan. Yuka jadi gugup sendiri.

"Jangan gugup, kita ada bintang untuk hari ini."

"Hm..Tapi ini agak memalukan dan gaunnya berat."

"Ada yang membantumu mengangkat gaunmu jadi tidak perlu khawatir berat. Ekornya memang terlalu panjang sih, tapi kakak yang sudah memilihnya."

"Aku mengerti, mereka sudah melakukan yang terbaik untuk hari ini, jadi tidak mungkin aku akan menolak mereka."

"Mau jadi adik ipar yang baik?"

Tanyanya dan tertawa mencubit pipi Yuka.

"Kau sangat cantik hari ini."

Kecupnya di bibir Yuka. Pengiring pengantinnya jadi salah tingkah.

"Kau!"

Kio tertawa senang dan segera keluar ke aula bersama Yuka untuk menyambut tamu.

Janji suci mereka dilakukan di lain tempat dengan resepsinya. Karena sudah resmi menikah, kini mereka menyambut pada tamu di resepsinya,

"Kita sambut Raja dan Ratu kita malam ini!"

Teriak pembawa acara saat keduanya masuk, suara riuh dan tepuk tangan meriah dan alunan musik terdengar megah.

Rasa gugup Yuka pun hilang, dia tertawa kecil sambil merangkul tangan Kio dan berjalan bersama.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang