Eirin terkantuk-kantuk dalam duduknya menjaga Mikoto yang belum sadar, tapi daun wajahnya sudah kembali normal karena racunnya sudah dikeluarkan dokter. Yang jadi masalahnya adalah tenggorokannya yang terbakar, mungkin perlu waktu untuk sembuh.
"Eirin sama, istirahatlah di kamar anda. Aku akan menjaganya."
"Sekretaris Shou? Bagaimana keadaan ayah? Maaf aku tidak menjenguknya karena harus menjaga Mikoto."
"Anda tidak perlu khawatir dengan keadaan tuan, dia sudah baik-baik saja."
"Apa ayah marah?"
"Tidak, dia tidak mungkin marah. Hal seperti ini sudah biasa terjadi jika kita lengah."
"Maaf, aku seharusnya lebih memperhatikannya."
"Ini bukan salah anda Eirin sama. Anda sudah melakukan segalanya yang bisa anda lakukan, jangan menyalahkan dirimu. Ketua juga tidak akan menyalahkan anda."
"Tapi tetap saja, saat aku tidak ada di sisinya semuanya terjadi,"
"Kalau begitu lain kali hati-hati. Tapi jangan menyalahkan diri anda lagi."
"Aku mengerti,"
"Sekarang istirahatlah dan makan makananmu. Aku akan menjaganya."
"Baik."
Pesannya dan berjalan pergi dengan lesu.
Sudah 2 hari Mikoto terbaring dan tidak sadar.
Eirin yang selama ini menjaganya siang dan malam. Dan dia memeriksa semua makanan yang datang ke kamar Mikoto dengan waspada.
Para pelayannya pun juga ketakutan karena akan dicurigai. Jika ketahuan maka taruhannya nyawa. Apalagi yang diracuni adalah ketua mereka, tidak ada kata ampunan.
Hingga hari ketiga, akhirnya Mikoto sadar.
Dia membuka matanya dan memegangi lehernya yang sakit dan haus.
Dia ingin memanggil Eirin tapi suaranya tidak bisa keluar.
Suaranya seperti tercekat di tenggorokan dan tidak sengaja dia menyenggol teko air di sampingnya. Dan semua airnya tumpah membuat Eirin tersadar dari tidurnya.
"Mikoto!!"
Panggilnya segera membersihkan air tersebut sebelum merasuki futon Mikoto.
"Mikoto kau baik-baik saja? kau haus?"
Tanya Eirin melihat Mikoto menunjuk lehernya. Eirin segera mengambilkan segelas air yang masih tersisa dalam tekonya.
Dan meminumkan pada Mikoto. Tapi tetap saja tenggorokannya masih sakit.
Mikoto ingin mengatakan sesuatu tapi tidak ada suara yang keluar.
"Mikoto?"
"....................."
Dia memegang tangan Eirin dengan erat,
Tenggorokanku sakit! Aku kenapa? Kenapa ada yang meracuni makananku? Siapa yang melakukannya? Kalian sudah menemukannya?
Jerit hati Mikoto pada Eirin yang tentu tidak dibalas Eirin.
"Pengawal! Panggil dokter kemari segera!"
Perintah Eirin pada bodyguard yang menjaga pintu Mikoto dengan ketat sekarang.
"Baik!"
Salah satunya segera berlari pergi membawa dokter kemari segera.
Dia pun segera memeriksa kondisi Mikoto.
"Untuk sementara Ketua tidak bisa bicara. Proses penyembuhannya akan memakan waktu cukup lama karena luka bakar ditenggorokannya. Tapi jika meminum obatnya dengan rutin, aku jamin segera Ketua akan bisa bicara lagi."
"Kau yakin?! Kalau sampai ketua tidak sembuh! Aku akan membuatmu tidak bisa bicara!"
Ancam Eirin ganas. Mikoto menatapnya yang sangat ganas dan peduli padanya.
Dia merasa senang daripada sedih.
Dia pikir kalau tidak bicara juga ada bagusnya. Jadi sementara dia bisa beristirahat, pikir Mikoto.
Tapi ternyata semua pikirannya salah, setelah istirahat beberapa hari dia harus kembali bekerja sebagai ketua, dia akan mendengarkan mereka dan memberikan suara lewat tulisan.
Tapi semuanya memahaminya dan meminta bawahan Mikoto untuk selalu extra hati-hati jangan sampai ketua mereka terluka seperti itu lagi.
"Siapa yang berani melakukan hal ini?"
Tanya Kakeru pada Eirin yang menyiapkan obat untuk Mikoto.
"Aku tidak tahu, kami belum menemukan pelakunya."
"Kau harus hati-hati Eirin, ketua Mikoto itu berbeda pikiran dengan kita yang selalu bisa mencurigai orang karena kita pernah mengalaminya, Tapi ketua Mikoto sama sekali tidak mencurigai seorang pun karena dia belum merasa demikian. Sekarang dia merasakannya tapi dia tetap terlihat santai dan tidak terlihat marah."
"Mikoto memang terlalu baik, karena itu ayah khawatir kebaikannya menjadi bumerang untuk hidupnya."
Ucap Eirin, ayahnya sudah memberitahu Eirin saat menemuinya bahwa dia harus menjaga Mikoto lebih hati-hati lagi karena Mikoto orangnya open mind dan easy going.
Jadi masuk dan pergi tidak jadi permasalahan.
"Aku paham dengan kondisi ketua Mikoto, saranku memang harus lebih waspada dengan orang asing yang mendekati ketua Mikoto."
"Aku paham maksud anda, aku akan lebih berhati-hati."
Ucap Eirin, Kakeru menyemangatinya dan pergi setelahnya.
Eirin pun kembali ke ruangan Mikoto yang sedang istirahat, dia terduduk diam menantap dinding kosong.
"Mikoto?"
Panggil Eirin membuatnya berpaling. Dia seperti berkata.
"Kau sudah datang?"
Tapi sayang dia tidak bisa bicara. Eirin pun memberikan obat yang akan mempercepat penyembuhannya dan Mikoto dengan teratur meminumnya.
Dia harus segera sembuh. Tekad Mikoto.
Setelah tidak ada kerjaan Mikoto akan kembali ke dojo untuk berlatih.
"Ketua! Apa yang anda lakukan?! Anda harus beristihat!"
Pekik Pelatihnya kaget karena Mikoto sudah berlatih di dojo.
Dia tersenyum padanya bahwa dia baik-baik saja, hanya saja dia tidak bisa bicara. Fisiknya mah baik-baik saja.
Pelatihnya pun menjadi orang kedua yang menjaga Mikoto saat Eirin tidak ada.
Dia mengikuti kemana pun Mikoto pergi, Mikoto jadi aneh dengan pelatih yang mengikutinya.
Dia ingin bertanya tapi tidak bisa bicara, dia pun mengambil kertas di meja dan pulpen.
"Pelatih kenapa mengikutiku?"
Tanyanya dengan tulisan di kertas.
"Eirin sama memintaku menjaga anda saat Eirin sama tidak ada."
"Kau tidak perlu melakukannya, kau juga punya tugas yang harus diselesaikan. Aku akan menjaga diriku. Lagi pula aku akan diam dalam kamarku."
"Tapi ketua.."
"Ini perintah, segera bekerja."
"Baik!"
Pekiknya karena perintah ketua. Dia pun tidak punya pilihan selain pergi. Mikoto tersenyum, menjadi seorang ketua tidak buruk juga. Bisa memerintah orang.
Mikoto kemudian berdiam dalam kamarnya sambil membaca dokumen. Karena dia bebas hari ini dia bisa istirahat dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.