Kio datang ke ruangan Yuka dan memberikan secarik kertas. Dia menunggunya beberapa hari sampai Yuka sudah sedikit tenang baru berbicara lagi padanya.
Yuka tidak peduli pada kertas itu.
"............................"
"Yuka, aku tidak pernah menghianatimu."
".............................."
"Senpai tidak mengandung, dia hanya membohongiku agar bisa menikah dengannya."
".............................."
"Yuka, katakan sesuatu! Aku tidak mau kau hanya diam! Kau boleh memukulku kalau mau, tapi jangan hanya diam membisu. Aku tidak tahu bagaimana aku harus bicara padamu!"
".........................."
"Yuka! Kumohon! Aku memohon padamu!"
"Katakan padaku apa yang harus kulakukan untuk kau bisa memaafkanku! Aku tidak pernah mengkhianatimu! Aku tidak membohongimu! Aku serius denganmu!"
Sambungnya setelah terdiam sesaat.
Yuka masih diam, dia sudah baik-baik saja secara fisik tapi batinnya masih sedikit ragu dan bimbang.
"Aku ingin kau menghilang..."
Gumamnya. Kio terdiam mendengar gumaman Yuka.
Jadi berbicara padanya tidak akan membuat Yuka percaya lagi, Kio tidak bisa lagi berbicara pada Yuka tanpa bukti yang bisa menyakinkannya.
Dia tidak akan percaya dengan mudah pada semua perkataan Kio lagi.
Kio menatap lirih Yuka, matanya sangat memancarkan kesedihan yang dalam. Dan penyebabnya adalah dirinya. Dia benar-benar menangis kali ini,
"Maafkanku Yuka..."
Tangis Kio akhirnya.
"Kalau kau benar-benar ingin aku menghilang selamanya, akan kukabulkan keinginanmu."
Ucap Kio akhirnya pasrah lagipula Yuka tidak akan mempercayainya lagi, dia mengambil pisau nganggur di meja membuat Yuka menatapnya. Pisau untuk mengupas buah-buahan.
"Selama aku hidup dimana pun aku berada, aku akan selalu ingin bertemu denganmu. Aku tidak akan bisa melupakanmu jika aku masih hidup. Karena itu jika aku menghilang dengan cara ini, maka aku tidak akan muncul lagi dihadapanmu untuk selamanya."
Ucapnya serius menatap Yuka.
Yuka masih tidak bersuara dan menatap Kio.
"Hidup tanpamu semuanya hampa bagiku. Selamanya, orang yang kucintai hanya Yuka, putri duyungku.." (Agak lebay yah?)
Ucapnya sambil tersenyum pada Yuka, dia menutup matanya dan tidak ragu menusuk dirinya dengan pisau tersebut.
Kio nekat! Tidak! Tidak! Kio harus lebih menderita lebih dari ini!
Perlahan tubuhnya jatuh ke lantai dan darahnya mulai membasahi lantai.
"Kio?"
Panggil Yuka masih kaget. Dia pikir Kio hanya bercanda dengan hal ini, tapi Kio benar-benar melakukannya tanpa keraguan.
Yuka segera turun dari kasur.
"Kio! Kio!!"
Panggilnya dan Kio tidak bersuara.
"Kio!!! Bangun Kio!! Aku tidak mau hal ini terjadi! kenapa kau melakukannya?!"
Tangis Yuka akhirnya.
"Bukan ini yang kuinginkan! Kio!! Bangun!!"
Pekiknya membuat suster segera kemari dan melihat tragedi berdarah ini.
Dia segera memanggil bantuan dan membawa Kio ke ruang operasi.
Yuka segera ditangani dokter kandungannya karena shock. Takutnya mengganggu kandungannya. Emosi ibu akan mempengaruhi janinnya.
"Kio! Kio!!"
Panik Yuka.
"Tenang Yuka! Tenang!"
"Kio!! Kio! Aku mau bertemu dengannya!"
"Tenangkan dirimu!"
"Kio!"
Pekiknya dan dokter memberinya penenang dalam dosis rendah untuk membuatnya tenang. Dia pun mulai tenang,
"Bukan ini yang kuinginkan...."
Gumamnya sebelum terlelap. Dokter kembali membawanya ke ruang Yuka dan menyelimutinya.
Dokter memijit jidat. Dia tidak mengerti masalah keduanya. Yang dulunya diam kini bersuara dan satunya lagi nekat untuk bisa berbaikan dengan Yuka.
Dokter tidak habis pikir orang-orang sekarang.
Dia pusing memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.