Haru terbangun setelah tidur seharian ini.
Dia melihat Ogawa dan Taiyou masih terlelap di sofa.
Dia pun berjalan turun dari kasurnya dan melihat keluar jendela.
Cahaya pagi langsung menyerang pandangannya setelah tirai dibuka.
Ogawa pun ikut terbangun.
"Kau sudah bangun Haru? Bagaimana keadaanmu?"
"......................................"
"......................................"
Ogawa pun diam karena tidak mendapat respon. Kini anaknya yang terbangun.
"Haru! Kau baik-baik saja?!"
"Hmm..Aku baik-baik saja. Kenapa kau di sini?"
"Aku dari semalam di sini! Aku menemanimu bersama ayah!"
"Kau tidak sekolah?"
"Hari ini libur!"
"Oh..."
"Ibu mau makan sesuatu?"
"Aku tidak lapar, mungkin nanti."
Ogawa hanya diam, anaknya sudah bertanya jadi dia tidak perlu bertanya lagi.
Taiyou menghampiri Haru.
"Ibu, kau tetap tidak mau memaafkan ayah? Dia sudah berusaha keras."
Ucap Taiyou pada ibunya. Dia tidak memandang anaknya dan memilih melihat keluar jendela.
"Ibu! Ayah sudah menceritakan semuanya padaku. Ayah mencari ibu tapi ibu yang pergi tanpa mengatakan apapun. Walau begitu, dia tetap mencarimu. Tapi dia tidak pernah menemukanmu. Ibu beri ayah kesempatan."
"Taiyou, bisakah kau tidak usah membicarakan ini lagi?"
"Ibu!"
"Taiyou sudah cukup. Itu semua salahku."
"Ayah! Ayah harus menjelaskan pada ibu!"
"Aku sudah menjelaskan semua yang kubisa, kalau Haru memang tidak mau memaafkanku. Aku tidak bisa memaksanya."
"Ayah jangan menyerah! Aku akan membantumu!"
"Cukup Taiyou.. Semuanya sudah berakhir diantara kami."
"Jadi maksud ayah..Ayah akan meninggalkan kami?"
"Aku akan terus menemuimu."
"Aku tidak mau!"
Pekik Taiyou.
"Aku tidak mau! Aku tidak mau! Kenapa kalian begitu egois!? Aku hanya ingin kalian bersama kembali! Aku tidak akan meminta apapun! Aku hanya ingin kalian bersama!"
Pekik anaknya emosi. Haru terdiam dan tidak bersuara, Ogawa juga tidak tahu harus menjawab apa lagi.
"Kalian hanya memikirkan diri kalian sendiri! Dan tidak pernah memikirkan perasaanku! Aku ingin memiliki keluarga yang harmonis dan bahagia!"
"Taiyou, aku.. bukan begitu maksudnya.."
Ucap Ogawa bingung.
"Aku muak dengan kalian!"
Pekiknya lalu pergi. Haru akan segera mengejarnya tapi dia tidak punya tenaga lebih sehingga dia terjatuh dengan keras.
"Haru!"
Pekik Ogawa kaget, Taiyou segera berbalik mendengar suara keras tersebut.
"Jangan pergi..Taiyou..Jangan pergi..."
Pintanya yang duduk di lantai. Ogawa mencoba membantunya tapi Haru menepisnya.
"Ibu..."
Panggil Taiyou.
"Jangan pergi...Jangan tinggalkan ibu sendiri..."
Pintanya pada anaknya. Taiyou pun luluh melihat ibunya memohon seperti itu. diapun membantunya bangun bersama Ogawa. Mereka membaringkannya ke kasur. Haru memegang baju Taiyou dengan erat agar anaknya tidak pergi meninggalkannya.
"Tetaplah bersama Haru, dia sedang dalam kondisi tidak baik. Aku akan beli sarapan."
Ucap Ogawa dan pergi.
Taiyou tidak tahu harus melakukan apa lagi. Ibunya juga dalam kondisi tidak labil. Dia harus menjaga perasaan ibunya untuk sementara ini hingga sakitnya sembuh.
Haru terlelap setelah diberi obat,
"Taiyou! Kau sudah keterlaluan pada Haru!"
Marah Ogawa saat keduanya keluar dari ruangan Haru.
"Maaf ayah, aku tidak bermaksud menyakiti ibu.."
"Kau lihat keadaannya tadi? Dia sangat shock! Aku tidak habis pikir, apa yang kau perbuat itu sangatlah salah! Jangan ulangi lagi!"
"Aku mengerti ayah,"
"Minta maaf pada Haru nanti."
"Aku akan minta maaf,"
"Jangan membuat Haru sedih, kau adalah hartanya yang paling berharga."
Pesannya mengusap kepala Taiyou.
"Aku akan ke kantor dulu, ada meeting yang harus kuhadiri."
"Iya ayah, hati-hati."
"Tolong jaga ibumu yah."
"Iya, aku akan menemaninya."
"Baiklah, aku pergi dulu."
Ucapnya pergi, Taiyou hanya menghela napas panjang.
"Aku memang sudah keterlaluan pada ibu."
Sesalnya dan masuk ke dalam kamar kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.