"Yuka, jangan menangis lagi. Nenek sudah tenang."
Pesan kakak Yuka padanya yang terus menangis karena neneknya meninggal.
Nenek kesayangan yang sangat mengerti dirinya.
"Aku akan jalan-jalan ke pantai."
"Tentu, tapi jangan kelamaan. Hari sudah sore. Aku harus kembali ke rumah, kakak iparmu nanti marah-marah. Tidak apa-apa kan ditinggal sendiri?"
"Hm, aku tidak apa-apa. Aku akan terbiasa tinggal sendiri."
Jawabnya berjalan pergi. Biasanya dia akan tinggal bersama neneknya karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Tapi sekarang nenek yang tinggal dengannya juga sudah meninggal. Dan kakak sepupunya jauh dari rumahnya. Dia harus terbiasa tinggal di rumah besarnya.
Yuka berjalan menelusuri pantai yang sudah mulai sepi. Kemudian dia naik ke atas bebatuan untuk melihat matahari terbenam dari atas sana.
Tempat kesukaannya. Angin yang kencang meniup rambut panjangnya, kemudian deburan ombak yang senada. Sangat indah di pendengarannya ditambah pandangan indahnya.
Tapi semua khayalannya hilang saat melihat seseorang hampir tenggelam di dasar laut.
Yuka segera bangkit melihat orang tersebut mulai tenggelam dan tidak timbul lagi.
Tanpa basa basi dia melompat ke laut dan berenang ke arahnya.
Dia kemudian menyelam untuk menyelamatkan orang ini,
Orang yang ditolong pun melihat Yuka sebelum menutup matanya.
Aku melihat putri duyung...aku akan mati?....
Yuka segera menyeretnya ke daratan, dia mengambil napas panjang karena menahan napasnya selama menyelam.
"Haa..Ha...Haa..Hey! Hey! Bangun!"
Pekiknya menepuk pipi pemuda ini. Tapi dia tidak terlihat akan bangun,
"Sial!"
Pekiknya segera memberinya napas buatan dan menekan dada pemuda ini agar air dalam paru-parunya bisa keluar.
"Bangun!! Bangun! Bangun!"
Panggilnya memukulnya cukup keras.
"Uhuk!!! Uhuk!"
Batuknya memuntahkan semua airnya.
"Kau baik-baik saja?"
Tanya Yuka khawatir.
"Putri..Duyung.."
Ucapnya sebelum menutup matanya lagi. Tapi dia sudah bernapas normal.
"Putri duyung?"
Tanyanya dan melihat sekitarnya apa dia juga bisa melihat putri duyung itu?
Dia bingung sendiri dan segera membawanya pulang kebetulan tidak jauh dari rumah. Langit juga sudah malam, tidak mungkin dia meninggalkannya di sini? Dia bukan seseorang yang tidak punya hati.
Yuka membuatkan bubur untuk sarapannya nanti, dia menguap sejenak sebelum membawanya ke kamar.
Dia mengantuk karena tidak bisa tidur nyenyak.
Saat dia membuka pintu pemuda tersebut sudah bangun.
Dia terlihat bingung.
"Kau sudah bangun? Makan sarapanmu dan pergi dari sini."
Ucap Yuka sinis. Dia masih terdiam menatap Yuka dalam balutan apron dan rambutnya dia kucir kuda.
Warna rambutnya seperti warna emas, kuning berkilau.
"Putri duyung!"
Pekiknya tiba-tiba membuatnya kaget.
"Hah? Putri duyung?! Kau masih bermimpi!?"
"Putri duyung! Kau pasti seorang putri duyung!"
"Apa kepalamu terbentur?! Aku ini manusia! Bukan putri duyung!"
"Kau putri duyung yang berubah jadi manusia!"
"Kau benar-benar sudah gila! Sangat mengkhayalkan seorang putri duyung!"
"Aku tidak berkhayal! kau benar-benar seperti putri duyung! Aku jatuh hati padamu!"
Pekiknya senang.
"Hey apa otakmu benar-benar sudah tidak waras?"
Tanyanya sedikit kasihan jika dia hilang ingatannya.
"Tidak, aku benar-benar jatuh hati padamu."
"Kau tahu? Aku ini seorang laki-laki."
"Aku tidak peduli! Aku sudah jatuh hati padamu, putri duyung!"
"Sudah kubilang aku bukan putri duyung!!"
Pekiknya kesal,
"Kalau sudah sadar segera angkat kakimu pergi dari sini!"
Kesal Yuka mengusirnya pergi.
Pemuda itu tertawa senang dan berjalan pergi.
Yuka tidak habis pikir, otaknya kerasukan apa? Hingga memanggilnya putri duyung!?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.