Keduanya berlari dengan cepat ke kamar inap Eirin.
Mikoto sangat panik dan membuka pintu dengan keras membuat Eirin kaget serta dokter di dalamnya terkejut.
"Dokter Hide!"
Pekiknya membuatnya kaget.
"Ketua? Ada apa?"
"Eirin bagaimana ? Bagaimana keadaannya?! Bayinya? Bagaimana keadaan bayinya?!"
Pekiknya sangat panik.
"Dia baik-baik saja. Tidak ada luka serius, bayinya juga tidak apa-apa."
Balasnya. Eirin tidak mau melihat Mikoto. Dia hanya mengalami sedikit memar. Entah apa yang membuatnya memar, terkadang luka memar muncul entah dari mana seperti kejadian Tsuki kecelakaan, biru-biru semua bekas tabrakan. Tidak tahu apa sebabnya, yang pasti membiru lah memar-memar.
"Eirin.."
Panggil Mikoto lega. Dokter Hide pergi bersama Sato untuk memberi mereka ruang berdua, dokter Hide tahu bahwa Eirin dan Mikoto sedang bertengkar.
"Eirin, kenapa kau begitu ceroboh? Sudah kubilang pakai mobil dengan hati-hati, bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk pada kalian?!"
"Bukankah kau lebih senang dan bisa bersama wanitamu! Jadi biarkan saja aku mati!"
Balasnya sangat kesal.
Mikoto menghampirinya. Dia hampir menampar wajah Eirin karena bicara tidak baik pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia bicara mati dengan mudah?
"Kenapa? Kau mau menamparku? Lakukan saja!"
Tantang Eirin menatap Mikoto.
Mikoto memegang pundak Eirin.
"Jangan mengatakan kata "Mati" dengan mudahnya! Kau tahu betapa paniknya aku? Aku takut kehilanganmu! Kenapa kau tidak pernah mengerti perasaanku?! Aku selalu was-was untuk membiarkanmu pergi sendiri! Aku takut untuk kehilanganmu jika aku tidak bersamaku!!"
Pekik Mikoto lirih.
Eirin terdiam.
"Jangan membuat hal yang akan kusesali seumur hidupku."
Ucapnya lirih.
"Kau melakukannya dengan wanita itu bukan? Karena aku tidak bisa memberikannya padamu?"
Ucap Eirin dengan suara kecil. Mikoto menatapnya,
"Melakukan apa? Aku tidak punya hubungan apapun pada gadis itu."
"Pembohong! Bagaimana bisa ada barang wanita itu di dalam kantorku?!"
"Aku benar-benar tidak tahu! Aku tidak melakukan apapun padanya!"
"Kau masih tidak mau jujur!?"
"Aku tidak berkata bohong! Percaya padaku!"
Pekik Mikoto.
"Aku tidak bisa bersama wanita lain selain Eirin! Kau adalah istriku! Aku tidak mungkin melakukan hal ini selain pada istriku! Aku memang bodoh tapi aku hanya mencintaimu!"
Balasnya. Eirin menatapnya.
"Kau yakin? Kau tidak akan selingkuh?"
"Aku tidak akan selingkuh darimu! Aku tidak akan melirik wanita lain!"
Janjinya.
"Jadi percaya padaku! Aku tidak mungkin melakukan hal buruk, apalagi sudah ada bayi dalam kandunganmu. Aku hanya fokus menjagamu."
Jelasnya serius,
"Baiklah, aku percaya padamu. Jika kau bersama gadis itu lagi! Aku akan benar-benar pergi!"
"Baik! Baik! Tidak akan kuulangi! Aku tidak akan berdekatan dengan wanita lain!"
Pekiknya pasrah.
Eirin pun luluh, dia memaafkan Mikoto.
"Jadi jangan marah lagi, jangan pakai mobil sendiri."
"Awas kalau selingkuh!"
"Tidak akan!"
Ciri-ciri suami takut istri.
Mikoto bernapas lega karena berhasil menyakinkan Eirin. Dia bisa gila kalau tidak berbaikan dengan Eirin.
Eirin baik-baik saja karena mobilnya dilengkapi pengaman, jadi semuanya aman terkendali.
Dia langsung pulang setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.