My Love 2 "229"

3.7K 338 37
                                    



Diam-diam Taiyou dan Ogawa bertemu. Keduanya sudah membagi nomor hp masing-masing. Jadi Taiyou bisa membalas pesan Ogawa ketika ibunya pergi. setelah Taiyou sadar dan menjalani tahan pemulihan, Haru kembali bekerja untuk membayar uang rawat Taiyou. Dia bekerja lebih ekstra karena biaya rumah sakit yang besar.

Tapi saat dia hendak membayar, semua tagihan Taiyou selama perawatan sudah lunas, bahkan untuk beberapa hari ke depan dia tidak perlu membayarnya. Semuanya sudah di cap LUNAS.

Dia sadar siapa yang melakukan ini.

Dia segera masuk ke dalam kamar Taiyou dan melihat anaknya tertawa dengan telpon di telinganya.

Dia begitu senang berbicara dengan orang di seberang teleponnya.

Hingga Haru masuk ke dalam dia mematikan teleponnya.

"Haru?"

"Kau bicara dengan siapa? Sudah makan?"

"Aku sudah makan tadi."

Dia melihat banyak makanan di meja.

"Jangan bertemu dengannya."

Pesannya tahu siapa yang membawa makanan ini.

"Haru, dia ayahku kan?"

"Ayahmu sudah mati!"

"Haru, kau tahu aku sangat rindu dengan ayah.."

Ucapnya memelas. Haru terdiam.

"Aku selalu memimpikannya, aku kadang iri melihat teman-temanku yang dijemput ayahnya. Kenapa aku tidak memilikinya? Aku selalu berpikir begitu.."

"Maafkanku Taiyou..Aku sudah membuatmu sangat menderita dengan tinggal bersamaku..."

"Aku bahagia bersama ibu, aku tidak pernah menyesalinya. Kau adalah ibu terbaik yang tidak akan bisa tergantikan. Karena itu ibu, kumohon biarkanku melihat ayah. Aku tidak akan meminta apapun dari ibu, aku hanya ingin bertemu dengannya dan menceritakan semuanya pada ayah."

"................................."

Haru menatap anaknya, memang dari kecil Taiyou selalu mencari ayahnya. Dia tidak pernah melihat ayahnya, dia bahkan diejek karena tidak punya ayah. Dia selalu sendiri sampai dia stres dan marah pada Ibunya.

Ibunya tidak bisa memberi jawaban yang puas untuknya.

Keduanya hingga tidak bicara satu sama lain sampai Taiyou jatuh sakit.

Ibunya menangis dan berdoa untuk kesembuhannya. Sejak saat itu Taiyou tidak lagi meminta apapun pada ibunya. Karena bagaimana pun dia memohon, ibunya tidak pernah mengabulkan permintaannya ini. Tapi sekarang berbeda, ayahnya ada di depan matanya.

Dia tidak ingin apapun selain Ayahnya.

"Haru.."

Panggilnya membuatnya tersadar.

"Apa aku boleh?"

"Tidak! jangan pernah bertemu dengannya!"

Pesan Haru, Taiyou langsung memasang wajah sedih dan kecewa.

Dia pun berbaring kembali dan menutup dirinya.

Haru melihatnya merajuk. Tapi dia tidak akan mengalah, kali ini dia tidak akan menuruti anaknya yang sama keras kepalanya dengan Ogawa.

"Ibu akan datang lagi, jangan lupa makan."

Pesannya dan pergi, jam istirahat sudah hampir habis.

Malamnya dia kembali ke rumah sakit. Dan suster mengadu pada Haru bahwa Taiyou tidak mau makan, dia tidak menyentuh makanannya sedikit pun sejak siang tadi.

"Taiyou! Apa yang sedang kau lakukan sekarang!"

Marahnya pada Taiyou. Tapi dia mengabaikannya dan menyelimuti dirinya.

"Taiyou!"

"Aku tidak lapar. Tinggalkanku sendiri. Aku tidak mau bertemu dengan siapapun."

Ucapnya dengan suara kecil.

Haru menatapnya kaget mendengar perkataannya,

"Apa kau serius mengatakan hal ini?! kau lebih memilih orang yang tidak pernah kau lihat ketimbang ibumu yang selalu bersamamu?!"

Tanyanya membuat Taiyou tertegun.

Dia segera membuka selimutnya.

"Kau sangat penting bagiku lebih dari siapapun! Tapi aku juga ingin bersamanya! Tidak bisakah aku memilih untuk bersama kalian berdua? Apa aku salah meminta hal ini padamu, ibu? Aku sangat sayang padamu. Aku tidak mau kau bekerja terlalu keras.. Aku menyanyangimu lebih dari apapun..."

Tangisnya dan Haru memeluknya. Dia ikutan menangis.

"Maafkan ibu, jangan menangis lagi."

Ucapnya mengusap air mata putra semata wayangnya.

"Ibu.."

Panggilnya memelas. Pada akhirnya airmata anaknya menang melawan tekad hati Haru.

"Kau boleh bertemu dengannya."

"Terima kasih ibu!"

Pekiknya senang dan segera mengambil hp,

"Ayah, datanglah kemari."

Ucapnya segera saat nada sambungnya diangkat Ogawa dalam hitungan detik.

Haru menatap anaknya yang kembali girang dan sejak kapan? Ayah?

"Kau sudah memanggilnya ayah? Aku tidak pernah mengakuinya."

Tanyanya setelah telepon dimatikan.

"Ibu, walau ibu tidak mengakuinya. Suster bilang kami sangat mirip. Ibu tidak perlu menjawab lagi, kami adalah anak dan ayah."

"Suster itu membohongimu! Kau anakku dan mirip denganku!"

"Ibu, dilihat darimana pun aku tetap lebih mirip ayah."

Balasnya mengusap wajah ibunya.

"Terima kasih ibu, aku sayang padamu."

Ucapnya kembali memeluk Haru.

Dia selalu kalah di depan anaknya. Apa dia terlalu memanjakannya?

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang