My Love 2 "366"

2.7K 286 18
                                    



Dokter dengan rutin datang memeriksa Tsuki, dia juga mulai memperkenalkan barang-barang lewat sentuhan tangan Tsuki. Ada yang dia tebak benar, ada juga yang salah. Murano melanjutkan tugas dokter yang singkat sampai dia dizinkan pulang.

Murano dan Tsuki ke kembali ke rumah untuk membawa pakaiannya.

"Tsuki chan, aku akan meminta orang mengurus rumahmu. Jadi kau tidak perlu khawatir dengan kotoran di rumahmu ini."

"Terima kasih, aku tidak tahu bagaimana harus membalasmu Murano san,"

"Jadilah istriku, aku tidak perlu balasan apapun."

Jawabnya cepat.

"Kau tidak malu punya istri buta dan penyakitan sepertiku?"

"Mana mungkin, aku tidak peduli omongan orang lain. Yang menjalani kehidupanku adalah diriku sendiri bukan orang lain. Jadi untuk apa peduli dengan mereka."

"Kau adalah seorang pengusaha sukses, kau bisa mendapatkan keluarga yang sempurna nanti."

"Tsuki chan, bukankah aku sudah bilang? Aku menerimamu apa adanya, aku tidak peduli bagaimana kondisi fisikmu. Aku mencintaimu, itu yang harus kau ingat."

"Aku benar-benar tidak tahu apa yang kau sukai dariku?"

Ucapnya pasrah, Murano tertawa kecil.

"Apa jawabannya 'Iya?'"

"Aku tidak punya jawaban lain lagi selain itu,"

Jawabnya dengan wajah merona, dia mengemas pakaiannya yang diambil Murano di lemari. Murano tersenyum senang,

"Apa kau sedang tersenyum?"

"Tsuki chan kok tahu? Apa kau benar-benar buta atau pura-pura?"

Candanya berdiri tepat dihadapannya.

"Kau memang begitu kalau sudah dapatkan sesuatu."

Jawab Tsuki memandang ke arah lain, Murano terdiam melihatnya.

Seharusnya dia bisa melihat.

"Aku akan mencarikan donor untukmu, Tsuki."

Ucapnya mengusap kepala Tsuki.

"Biayanya akan besar Murano san, aku tidak apa-apa."

"Jangan pedulikan itu, pokoknya aku akan mencarinya untukmu."

Tsuki hanya mengangguk mengerti, karena dia tidak bisa melawan pendirian Murano ini.

Tsuki pun resmi pindah ke rumah besar Murano, begitu banyak pelayan di dalamnya serta rumah bertingkat itu sangat mewah. Sayang Tsuki tidak bisa melihatnya,

Awalnya ruangan Murano di lantai atas, tapi karena Tsuki tidak bisa melihat dia pun pindah kamar di lantai dasar. Kamar paling besar dia gunakan untuk mengisi furniture baru, dia memesannya khusus yang cocok dengan warna kamarnya coklat kilat klasik, semuanya serba kayu jati yang tahan lama dan king size kasurnya dia pesan baru lagi. Kalau mau turunkan dari atas akan jadi susah bukan? Jadi itu dibiarkan saja dan beli baru. Akan jadi kamar pengantin mereka nanti.

Satu masalah beres, Murano pun mengurus pernikahannya.

Tsuki hanya bisa mengurung diri dalam kamarnya, satu pelayan akan menemaninya dan bergantian. Tidak pernah tidak ada pelayan di sana, jika Murano datang dan tidak ada pelayan dia akan memarahi mereka. karena Tsuki tidak akan bisa bergerak dari sana, dia tidak tahu sudut rumah barunya ini.

"Tsuki chan, aku sudah memesan undangannya. Siapa yang ingin kau undang?"

"Aku hanya mengundang orang di bar, tidak apa-apa kan?"

"Suruh mereka datang semua, aku akan mengabari master. Aku akan memintanya membawa rombongannya."

"Kau yakin? Mereka itu sangat banyak."

"Aku tidak pernah memungkiri perkataanku. Asal kau senang apapun akan kuberikan."

Tsuki hanya tertawa kecil.

"Apa kau tidak punya saudara?"

"Aku punya, tapi aku yakin mereka tidak akan datang. Jadi tidak perlu mengundang mereka."

"Baiklah, aku terserah kau saja."

"Acaranya aku adakan di rumah."

"Rumah? Apa rumahmu bisa menampung semua undangannya? Apa tamunya sedikit?"

"Hm..kurang lebih 1000 orang,"

Jawabnya membuat Tsuki kaget, seberapa besar rumah Murano pikirnya sampai bisa menampung 1000 orang?

"Kau yakin?"

"Iya, aku sudah meminta mereka dekor dan makanan aku minta Hiro urus, lalu untuk pakaian aku ingin minta saranmu."

"Saran?"

"Aku berencana memesan gaun, Tsuki mau pakai atau tidak? Aku maunya dipakai sih, tapi aku juga harus meminta persetujuanmu."

"Gaun pengantin?"

"Iya, kalau tidak mau dibeli kita sewa saja, aku punya kenalan butik yang menjual gaun pengantin. Sewa juga ada,"

"Kita sewa saja, sayang kalau dibeli mahal dan dipakai sekali."

"Jadi kau mau memakainya?"

"Kau mau aku pakai bukan? Hanya ini yang bisa kuberikan padamu untuk rasa terima kasihku."

"Terima kasih! Kau sangat pengertian!"

Pekiknya senang.

"Kita akan pergi nanti sore,Pelayan tolong bantu Tsuki siap-siap."

"Baik tuan,"

"Aku pergi dulu, aku mau memberinya kabar. Takutnya dia tidak ada dibutik."

"Baik,"

Murano pergi, Tsuki ditinggal sendiri.

Dia tidak merasa tenang saat Murano pergi. Segalanya dibantu oleh pelayan, dia juga tidak bisa melihat ekspresi pelayannya dan mereka juga jarang bicara. Pasti semuanya hening saat berhadapan dengan Tsuki. Tapi apa boleh buat, dia memang butuh bantuan orang lain sekarang.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang