Rinka yang baru masuk menjadi salah satu pengantar barang pun harus bekerja keras, dia yang biasa bermain di depan komputer kini bermain dengan dus-dus besar dan berat.
Hanya sehari bekerja, badannya sudah sakit semua.
Dia menempelkan koyo di sekujur tubuhnya dan tidur dengan nyenyak karena lelah.
Besoknya lagi dia kembali mengangkat barang masuk ke dalam mobil untuk diantarkan.
"Rinka, kau ikut mereka mengantar barang. Mereka kekurangan orang."
Pesan atasannya.
"Baik."
Balas Rinka dan segera masuk ke dalam mobil.
Perjalanan setengah jam pun sampai dan mereka mulai menuruni barang.
Rinka begitu kaget setelah melihat tangga yang harus mereka lewati sambil membawa kardus besar dan berat,
"Tidak ada jalan lain yang bisa dilewati?"
Tanyanya pada rekan kerjanya.
"Tidak ada, hanya ini satu-satunya jalan. Memang berat tapi bertahan sebentar saja."
Pesan rekan kerjanya. Rinka pun mulai menaiki satu persatu anak tangganya dengan pelan tapi pasti.
Tapi tiba-tiba seekor kucing melompat ke arah Rinka dan membuatnya begitu kaget hingga kehilangan keseimbangan.
"Rinka!!"
Panggil rekan kerjanya melihat Rinka terguling dari tangga. Barang yang dia bawa pun terjatuh menimpanya membuat Rinka kehilangan kesadarannya.
"Rinka!!"
Panggil rekan kerjanya lagi dan menjauhkan kardus tersebut yang menimpa badan Rinka.
Dia pun segera membawa Rinka ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Hp Rinka terus bergetar sejak kemarin, sudah ada 10 panggilan masuk yang tidak terjawab.
Hpnya yang berada di samping meja Rinka pun terus bergetar dan Rinka masih terlelap tanpa suara.
Memang lukanya tidak parah tapi akibat tindihan kardus tersebut membuat bagian rusuknya sedikit retak, jadi dia akan dirawat beberapa hari lagi.
Karena Rinka tidak punya keluarga, bosnya yang bertanggung jawab untuk semua biaya rumah sakit dengan syarat Rinka harus bekerja padanya untuk membayar semua hutangnya. Tanpa persetujuannya rekan kerjanya mengiyakan karena tidak punya pilihan.
Hp Rinka masih bergetar untuk ke-35x nya dan rekan kerjanya yang datang menjenguk melihatnya. Segera dia mengangkat dan berharap bahwa ini salah satu kenalan Rinka.
Dia berbicara cukup lama dan setelah itu dia pergi setelah selesai bicara.
Rinka masih terlelap karena lelah dia tidak tahu akan membayar hutang dan bekerja pada bosnya.
Dia akan benar-benar kesal jika tahu hal ini.
..................................
Rinka yang baru bangun pun hanya bisa berbaring karena bagian rusuknya mulai sakit, obat penahan sakitnya sudah lewat jadi dia akan merasa nyeri sekarang.
Dia memegang rusuknya dan mengernyitkan dahi.
Kemudian dia menghela napas.
"Kenapa sial sekali?!"
Kutuknya pada diri sendiri.
"Untuk mengambil air di meja saja tidak bisa."
Ucapnya melihat air di meja sampingnya. Dia merasa sangat haus, bibirnya bahkan sudah kering dan pecah-pecah.
Dia ingin sekali mengambil air tersebut dan meneguknya hingga habis tapi tangannya tidak sampai.
Dia menjulurkan tangannya untuk menggapai botol minuman tersebut.
"Sedikit lagi..Sedikit lagi.."
Semangatnya sambil menahan sakit karena gerakan. Pada ahkirnya Rinka berhasil menggapainya tapi sayangnya dia membuat kesalahan dan membuat airnya terguling di lantai.
Rinka hanya menghela napas dan tidak minat minum lagi kalau begitu.
Dia menutup matanya berencana tidur saja karena tidak ada yang bisa dia lakukan.
Tapi sebuah panggilan membuatnya terbangun,
"Rinka!"
Panggilnya dan Rinka membuka matanya melihat Maliq yang bersetelan lengkap berdiri diambang pintu. Rinka berpikir dia hanya berhalusinasi dan tertawa sinis dan menutup matanya lagi.
Maliq melihat air di lantai dan segera mengambilnya.
"Rinka! Kau haus?! Rinka bangun! Aku bantu kau minum!"
Ucap Maliq mengerti situasinya melihat air botol minum di lantai. Bibir kering dan pecah menjadi buktinya.
"Aku hanya bermimpi.."
Balas Rinka tanpa membuka matanya.
"Rinka! Ini bukan mimpi!"
Panggilnya dan membuat Rinka membuka matanya. Dia menyentuh wajah panik Maliq,
"Kau benar-benar nyata?"
"Tentu saja! Aku ada di sini bersamamu!"
"Kau bohong, kau meninggalkanku.."
Tangis Rinka pecah karena derita yang selama ini dia dapatkan karena mencintai orang asing ini yang tiba-tiba tanpa kabar setelah mengacaukan hidupnya.
Dia sudah terlalu tua untuk menangis tapi melihat sosok asing ini membuat tangisannya tidak bisa berhenti.
Maliq memeluknya,
"Maaf Rinka, aku sangat sibuk sampai tidak bisa menghubungimu. Aku ingin segera menghubungimu tapi Aaron menyita semua barang-barangku. Maafkanku."
Ucapnya menyesal, Rinka hanya bisa menangis dalam pelukannya dia terlalu lelah untuk marah lagi.
Maliq memberikan minuman padanya dan Maliq meminta dokter memberikan obat nyeri pada Rinka dan segera dipindahkan ke ruang yang lebih bagus dengan fasilitas lengkap.
Rinka bisa tidur nyenyak setelah rasa sakitnya hilang.
Maliq menyentuh wajahnya dan mengusap sisa air mata Rinka.
"Aku sudah membuatnya sangat menderita."
Sesalnya. Rekan kerja Rinka sudah menceritakan semuanya pada Maliq pada saat itu jadi sisanya akan diurus oleh Aaron. Maliq tidak perlu turun tangan kalau ada tangan kanannya yang bekerja. Semuanya akan aman dan beres dalam sekejap, tinggal menunggu kabar darinya.
p.s sambung ke My Love Book 3...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.