Mikoto berjalan ke sana-kemari seperti setrikaan. Sesekali dia meninju tembok karena kesal dan lama menunggu.
"Kenapa lama sekali?!"
Pekiknya kesal dan seperti akan menghancurkan pintu tersebut. Kembali dia jalan ke sana kemari tidak keruan.
Bodyguard menjaga tempat tersebut, Shou juga hanya berdiam diri memandang ke arah pintu.
"Eirin!"
Pekik Sato yang baru datang karena mendengar berita ini.
Dia terlihat khawatir,
"Bagaimana dengan Eirin? Keduanya selamat?"
"Eirin sama masih dalam ruang operasi."
"Semoga saja dia baik-baik saja!"
Doanya.
Mikoto sangat frustasi sampai dia jongkok sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia benar-benar tidak bisa tenang.
"Kenapa lama?!"
Pekiknya kesal. Tidak lama setelahnya pintu terbuka, Mikoto sudah di depan pintu dalam sekejap. Dia menerobos masuk intinya.
Suster menahannya tapi dokter Hide meminta mereka tidak macam-macam pada Mikoto. Suster mendengarkan dokter Hide sebelum hal buruk terjadi, bodyguardnya sudah ada di depan sana. tinggal sekali perintah habis kalian, brutal kan?
"Eirin?! Eirin?!"
Panggilnya karena Eirin dalam keadaan tidak sadar.
"Ketua, Eirin sama baik-baik saja. Dia hanya istirahat,"
"Bagaimana bayinya?!"
"Bayinya sedang dimandikan, tunggu sebentar."
Ucapnya segera mengambil bayinya dari suster yang sudah selesai membungkusnya.
"Putra anda lahir dengan selamat."
Ucapnya memperlihatkan si kecil yang terlelap.
"Dia bayi kami?"
"Iya, dia bayi anda ketua. Selamat sudah menjadi seorang ayah."
"Aku jadi ayah?!"
Pekiknya terharu melihat bayinya selamat, Dokter Hide memberikan pada Mikoto. Dia sudah belajar menggendongnya dengan boneka, dia sangat berusaha sekali yah.
"Anakku.."
Tangis Mikoto haru, tiba-tiba anaknya menangis keras membuatnya kaget.
"Di-dia menangis?!"
Kaget Mikoto.
"Tentu saja bayi menangis, kami akan memberikannya susu."
"Ba-baik!"
Dia kembalikan bayinya pada dokter Hide agar mereka mengurus bayinya sampai istrinya bangun.
Mikoto mengusap wajah Eirin.
"Kau membuatku sangat takut."
Dokter Hide merasa tenang, dia tidak mau mati sia-sia di tangan gangster. Anak-anak dan istrinya masih membutuhkannya.
Eirin dipindahkan ke ruang rawat. Shou yang membawa ayahnya datang pun terlihat panik karena anaknya belum sadar.
Bayinya sudah diantar suster dan kini sudah terlelap di kasurnya sendiri yang berukuran mini.
Shou menggendong si kecil membuatnya terbangun, karena tuannya ingin sekali menggendong cucunya.
"Cucuku yang manis.."
Panggilnya sambil berlinang air mata.
Shou mengusap air mata tuannya dengan sapu tangan sebelum jatuh ke wajah cucunya.
"Selamat ketua!"
Pekik Sato senang. Dia juga datang menyentuh si kecil.
"Selamat untuk anda, bayi anda sangatlah lucu."
"Terima kasih Sato, terima kasih sekretaris Shou."
"Aku ingin buat acara besar! undang semuanya! Kita akan melakukan pesta!"
Pekik ayah Eirin membuat cucunya terkejut dan menangis.
"Ayah, kau jangan berteriak di depan anakku!"
Marah Eirin yang sudah terbangun. Mereka sangat panik karena si kecil menangis.
"Berikan padaku!"
Perintahnya dan Mikoto segera menggendong si kecil untuk diberikan pada Eirin.
Ajaib si kecil tenang, Eirin mengusap kepalanya yang masih botak dan lembut.
"Aku sudah membawanya kemana-mana dan ternyata dia sekecil ini?"
Tanyanya dan tertawa kecil.
"Kenapa di dalam perutku berat!? Dan dia kecil saat dikeluarkan?"
"Ah iya, seperti itulah."
Balas Mikoto bingung juga.
"Kau baik-baik saja?"
"Yah, aku baik-baik saja. Aku merasa lebih ringan."
"Iya, syukurlah kalian baik-baik saja."
"Hmm..."
Balasnya senang, anaknya dengan Mikoto akhirnya lahir.
Beban selama ini pun bebas.
Ayah Eirin masih menangis Haru, Sato juga sesekali menyentuh si kecil dan tertawa melihat perbincangan menantu dan mertua.
Keduanya sibuk untuk beli ini dan itu buat cucu dan anaknya.
Mereka memang mirip satu sama lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.