Dengan mata lelah dan mengantuk dia berangkat ke kantor.
Sebelum dia masuk ke dalam ruang meeting dia mencuci wajahnya lagi supaya tidak mengantuk dan masuk dengan percaya diri.
Pangeran muda itu sudah terlihat dan duduk sambil berdiskusi dengan Aaron.
Rinka duduk berjauhan dengannya agar tidak membuat pangeran muda ini menganggunya.
Tidak lama setelahnya rapat dimulai.
Satu persatu orang naik untuk mempresentasikan kerja keras mereka.
Rinka merasa sangat dingin dalam ruangan ber-AC ini, tapi dia tetap fokus melihat performa yang lain. Sampai pada dirinya dia pun sudah siap dan berbicara dengan lancar.
Matanya kemudian bertemu dengan mata pangeran ini, dia tersenyum pada Rinka dan menampakkan sedikit gigi putihnya.
Rinka pun mengalihkan perhatiannya dan kembali melanjutkan presentasinya.
Rinka merasa tidak enak badan sedari tadi, awalnya dia merasa dingin tapi sekarang badannya terasa panas.
Dia tetap tidak mempedulikan perasaannya dan berbicara tanpa henti sampai pandangannya akhirnya menjadi gelap.
Dia masih samar-samar mendengar suara dan dentuman keras ke lantai.
Padahal sedikit lagi dia selesai presentasi,
"Rinka!!"
Panggil Maliq segera berlari ke arahnya.
"Rinka! Rinka!!"
Panggilnya panik.
"Yang mulia, bawa dia ke rumah sakit sekarang!"
"Siapkan mobil!"
Pekiknya menggendong Rinka dan pergi meninggalkan ruangan meeting tanpa berpikir dua kali.
Semuanya terkejut dengan kejadian ini. Pangeran ini lebih mementingkan Rinka dari pada meeting penting ini.
Semuanya tidak habis pikir, padahal Rinka bisa dibawa oleh pelayannya tidak perlu dia turun tangan sendiri.
"Aaron! Lebih cepat!"
"Aku mengerti."
Balas Aaron terlihat tenang. Dia tidaklah panik sama sekali,
Maliq memeluk Rinka dalam pangkuannya. Dia mengelus wajahnya dan menciumnya.
"Tubuhnya sangat panas!"
"Aku tahu, dia sedang demam tinggi. Jangan khawatir,"
"Tapi dia tadi jatuh dengan keras! Bagaimana kalau dia tidak sadar!?"
"Yang mulia berpikir berlebihan. Dia akan baik-baik saja."
Jawabnya dan Maliq tidak akan bisa tenang sampai mendapat jawaban yang pasti dari dokter yang mengurusnya.
Rinka pun diminta menginap sampai demamnya turun karena demamnya sudah hampir mencapai 40derajat celcius. Dia juga mengalami dehidrasi hingga harus diinfus.
Maliq duduk di sampingnya dan melihatnya tidur dengan nyenyak, dia sudah tidak tidur nyenyak selama ini karena sibuk bekerja. Jadi sekarang dia tidur sepuasnya.
"Yang mulia, anda sudah dengar dari dokter bukan? Tidak ada luka serius padanya."
"Kenapa dia belum bangun?"
"Dia butuh istirahat juga, jadi sabar saja. kita harus kembali ke kantor."
"Tidak mau, kau saja kembali ke sana."
"Yang mulia ini meeting penting, aku mengizinkan anda membawanya karena kutahu kau akan khawatir jika tidak mendengar langsung dari dokter keadaannya tapi sekarang dia baik-baik saja, kembalilah ke kantor. semua menunggu keputusan anda. Yang mulia, anda datang untuk memulai bisnis jadi anda jangan melupakan tujuan anda."
"Aku mengerti! Aku akan pergi!"
Kesalnya dan pergi, Aaron pun mengekornya dan membawanya kembali ke kantor.
Maliq terlihat tidak semangat tapi dia tetap bekerja. Pikirannya selalu pada Rinka, lalu dia tidak melihat adanya berkas Rinka di meja kerjanya.
"Aaron! Dimana projek Rinka?"
"Dia tidak terpilih,"
"Kenapa? Projeknya sangat menyakinkan."
"Ada sedikit kelemahan dalam projeknya, kami sudah menimbangnya. Ada beberapa yang tidak setuju dan mengatakan tidak mau ambil resiko."
"Berikan projeknya padaku."
Perintahnya dan Aaron memberikannya.
"Dia sudah bekerja keras, tidak bisakah memberinya kesempatan?"
"Tidak bisa, ini bukan persetujuan perorangan. Kita tidak bisa mengasihani seseorang dalam lingkungan bisnis, Yang mulia. Anda masih muda dan perlu belajar lagi untuk menjadi lebih baik."
"..............................."
Maliq tidak bisa berkata apa-apa karena memang begitu dunia bisnis.
Dia juga masih baru dan menangani sebuah projek besar. Dia tidak bisa mengambil resiko dan membuat semuanya meragukan calon raja ini. Bagaimana kata rakyatnya nanti bahwa raja mereka gagal mengelola sebuah perusahaan?
"Setelah ini selesai, kita akan kembali ke kerajaan."
Ucap Aaron membuatnya terkejut.
"Kenapa secepat itu?!"
"Anda lupa? Ulang tahun yang mulia ratu sebentar lagi sampai."
"......................"
Dia tidak menjawabnya, berarti dia benar-benar lupa sudah.
Sedangkan Rinka yang tidur seharian ini baru terbangun malamnya.
Dia melihat tempatnya yang sepi, tidak ada siapa-siapa. Selang infus tertusuk di nadinya dan badannya juga terasa panas dan kepalanya berat.
"Kenapa harus sekarang?! Bagaimana dengan presentasinya?"
Gumamnya penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.