Maliq x Rinka

4.1K 296 54
                                    



"Haa...Melelahkan sekali.."

Desisnya sambil menelusuri jalanan sepi karena sudah malam.

Karena ada tugas tambahan dia jadinya lembur.

Dia pun melangkahkan kakinya sepanjang perjalanan tapi justru terjatuh karena tersandung.

"Wahh!!"

Jeritnya sebelum mencium lantai. Dia memegangi hidungnya yang sakit dan berbalik untuk melihat apa yang membuatnya tersandung. Saat dia melihat kaki panjang itu membuatnya kaget.

Dia berjalan mundur dengan pantatnya karena kaget.

"A-Apa itu? Mayat?!"

Pekiknya kaget, jalanan begitu sepi jadi dia tidak bisa meminta pertolongan.

"Apa dia mayat? Tapi kenapa ada ditumpukan sampah?! Jangan-jangan korban perampokan?!"

Jeritnya lagi mulai berpikir negatif. Rasa penasarannya pun muncul, dia pun mencoba menjauhkan sampah yang menutupi badannya hingga terlihat wajahnya.

"Orang kulit hitam?"

Pikirnya melihat warna kulit wajahnya yang sedikit hitam kecoklatan, dia pun menyentuh denyut nadinya.

"Dia hidup!"

Pekiknya segera membuang sampah yang tertinggal disekitarnya.

"Hey!! Hey!! Kau baik-baik saja?!"

Pekiknya mencoba menyadarkan orang asing ini, tapi dia tidak kunjung sadar.

"Bagaimana sekarang?"

Dia pun bingung dengan orang asing ini. Dia melihat sekitar komplek rumahnya yang tidak ada lampu menyala tandanya mereka sudah terlelap.

"Apa kubawa pulang saja?"

Pikirnya dan tidak mendapatkan jawaban lain selain "YA"

Dia pun membopongnya dan berjalan pulang dengan susah payah membawa orang yang lebih besar dan tinggi darinya.

Dia menyeret orang ini dengan kakinya yang masih menyentuh lantai, untung masih pakai sepatu kulit yang tebal kalau tidak bolong tuh jari-jari kakinya karena gesekan aspal.

Sesampainya di rumah dia melemparkan pria ini ke sofa dan berjalan pergi mengambil kain membersihkan tubuh orang asing ini. orang asing ini hanya tidak sadarkan diri tidak ada luka apapun yang terlihat di tubuhnya, kemudian terdengar suara nyaring dari perutnya.

Pria ini pun bergumam tidak jelas dengan bahasanya dan dia tidak tahu apa artinya.

"Apa dia hanya kelaparan?"

Pikirnya karena sudah mendengar suara perut laparnya. Dia pun segera membuat masakan siapa tahu dia bakal bangun setelah mencium bau masakan.

Dan benar saja, orang ini bangun setelah mencium bau masakan enak. Dia berjalan ke arah dapur dengan sendiri. Orang asing ini melihat pria yang menolongnya, dia membelakanginya.

"Hey kau,"

Panggilnya membuatnya kaget, dia pun berbalik dan melihat orang asing ini.

"Kau bisa bahasaku juga yah?"

"Tentu saja, aku sudah belajar di negeriku."

Jawabnya.

"Baguslah kalau begitu, aku tidak perlu susah payah lagi. Setelah makan pergi dari sini."

"Kau berani mengusirku?!"

"Kenapa tidak?! ini rumahku!"

Kesalnya sampai uratnya muncul. Sudah ditolongin tapi tidak tahu berterima kasih.

"Akan kubeli rumahmu ini!"

"Si songong ini! pergi dari sini segera! Percuma menolong orang tak tahu terima kasih!"

Ucapnya mendorong pria ini pergi karena kesal.

"Tunggu dulu! Aku lapar! Biarkanku makan masakanmu! Sepertinya sangat enak!"

Jeritnya menahan dorongan penolongnya.

"Aku lapar.."

Ucapnya dengan nada memelas. Penolongnya pun tidak punya pilihan selain membiarkannya tinggal sementara.

"Setelah makan segera pergi dari sini!"

Pesannya tapi orang asing itu sudah mulai makan makanannya tanpa sepengetahuannya.

"Orang ini kelaparan sampai segitunya!"

Kesalnya dan menemaninya makan, orang asing ini benar-benar lahap makannya dan terlihat berwibawa dan rapi saat makan.

Dia juga ikut makan,

"Siapa namamu?"

Tanya orang asing ini.

"Sebelum bertanya nama orang, sebutkan dulu namamu."

Balasnya dan memakan makanannya.

"Aku Maliq."

"Panggil saja Rinka."

Jawabnya akhirnya.

"Apa kau tersesat Maliq? Kenapa kau ada di tempat sampah?"

Tanyanya penasaran setelah terdiam beberapa saat.

"Aku tidak tahu, seingatku aku sedang berjalan lalu ada yang memukulku dari belakang dan setelah bangun aku sudah di sini."

"Apa kau dirampok?!"

"Mungkin saja,"

Jawabnya.

"Lalu kenapa kau ada disini? Pekerja ilegal?"

"Aku datang karena ada pertemuan."

"Kau datang dengan resmi?"

"Tentu saja, aku datang untuk berbisnis."

"Oh.. Dimana kau tinggal? Aku akan memanggil taksi untukmu."

"Aku tidak tahu,"

"Jangan bercanda!"

"Aku serius, aku tidak tahu. Semuanya diurus oleh orang di sini."

Jawabnya seperti tidak peduli.

"Kau di sini sudah berapa lama?"

"Baru sampai sore ini."

"Pantas saja, lalu apa tidak ada yang bisa dihubungi?"

Tanya Rinka tapi Maliq terlihat bingung,

"Jangan bilang kau juga tidak tahu!"

"Iya,"

Jawabnya jujur membuat nafsu makan Rinka hilang. Dia tidak lagi niat makan dan memikirkan nasib pria ini. Jika dia mengusirnya sekarang apa yang akan terjadi padanya nanti? Pikirnya serius.

Karena tidak mendapatkan jawaban akhirnya dia mengizinkan Maliq menginap.

Tapi justru Rinka tidak bisa tidur karena orang asing ini mendominasi kasurnya.

Dia mendorong tangan Maliq yang memeluknya seperti memeluk guling.

"Dia pikir aku manusia bantal!"

Marahnya dan pergi dari sana. Lebih baik dia bangun saja daripada tidur bersama orang asing ini. Rinka memilih tidur di sofa dan menonton berita pagi karena tidak bisa tidur.

Kemudian muncul wajah Maliq dibalik layar kacanya membuat Rinka terkejut.

Rinka terus mendengarkan berita di Tv dan membaca tulisan di layarnya.

"MALIQ!!!"

PS. Guys bakalan Up sekali selama seminggu, tolong bersabar yah. Tsuki sangat sibuk dengan kerjaan lain. Sankyuu bagi pembaca setia Tsuki. Menjadi seorang manusia itu butuh duit wkwk

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang