My Love 2 "276"

3.2K 300 37
                                    



Yuka merayakan tahun barunya sendiri di rumah. Dia sama sekali tidak bersemangat.

Sudah beberapa minggu setelah Yuka menemui Kio. Sekarang dia sudah bisa melupakannya.

Hanya saja saat dia sendiri dan terdiam, dia akan teringat dengan Kio.

Tapi segera dia menepisnya dan mengurus tamannya walau cuaca dingin.

Dia menanam tanaman yang bisa tumbuh saat musim dingin seperti ini dan sibuk seharian. Dengan begitu dia bisa melupakan Kio.

"Achoo!!"

Yuka bersin-bersin beberapa kali saat makan malam.

"Apa aku terkena flu?"

Pikirnya segera menyelesaikan makannya dan meminum obat masuk angin.

Malamnya Yuka benar-benar demam tinggi, tapi tidak ada seorang pun yang datang menjenguknya karena memang tidak punya kerabat.

Dia sudah beberapa kali sakit dan akan sembuh besoknya.

Tapi dia tidak bisa tidur semalaman.

Dia terus terbatuk dan kedinginan. Bahkan dia tidak bisa bangun lagi dan terbaring kaku di futonnya.

Yuka sangat haus sekali, tapi air didekatnya sudah habis dia minum. Dia juga ingin ke toilet.

Dia pun memaksakan diri untuk bangun dan berjalan ke toilet sambil dibantu dinding.

Setelah itu dia kembali ke dapur untuk mengambil air, tapi dia sudah kehabisan tenaga dan akhirnya terjatuh ke lantai.

"Haa..Haa..Haa...Aku..Tidak boleh..Tidur..."

Gumamnya di lantai yang dingin.

Dia pun mulai merayap di lantai seperti komodo untuk ke tempat hangatnya. Usahanya sia-sia, dia tidak ada lagi tenaga.

"Besok..Aku pasti sudah sembuh..."

Tekadnya.

Yuka pun menutup matanya karena dingin. Dia tidak kuat lagi.

Semuanya gelap dan dingin.

"Kio..Pembohong.."

Gumamnya sambil menangis.

Dia benar-benar sangat sakit. Penantian panjangnya berakhir dengan satu kata "Siapa?"

....................................................

Kio yang kebingungan dengan pertemuannya dengan Yuka pun membuat kepalanya berdenyut sakit setiap kali mengingat wajah menangisnya.

Perlahan bayang-bayang Yuka berjalan di dalam otaknya. Butuh waktu membuatnya mengingat kembali sosok Yuka dalam ingatannya.

Orang yang selama ini dia lupakan tiba-tiba muncul kembali.

"Yuka?"

Panggilnya kaget.

Akhirnya dia mengingat Yuka yang selama ini dia lupakan.

Dia menangis karena sudah melupakan Yuka dan bahkan memarahinya.

Kio mengalami kecelakaan setelah beberapa bulan pulang ke kotanya.

Dia melupakan kejadian sebelum musim panasnya, otomatis dia juga melupakan Yuka karena dia baru bertemu saat musim panas.

Oleh sebab itu, dia tidak pergi mencari Yuka karena tidak lagi mengingatnya.

Tapi justru Yuka datang dan membuatnya terus memikirkannya karena nama dan wajah itu tidak asing baginya,

Dia seperti mengenal Yuka begitu dalam. Melihatnya menangis membuat hatinya sangat sakit. Dia ingin menghiburnya tapi Yuka sudah berlari pergi, karena ragu dengan perasaanya dia tidak mengejarnya.

"Yuka! Aku sudah membuatnya menunggu lama! Aku harus menemuinya!"

Pekiknya bangkit dari kasurnya. Hanya dengan dompet dan hp di saku dia segera menemui Yuka tanpa persiapan apapun. Dia sudah tidak sabar menemuinya. hatinya bergejolak untuk bertemu dengan Yuka yang sudah 3 tahun ini tidak dia temui.

Kepalanya yang sakit tidak dia hiraukan asalkan dia bisa bertemu dengan Yuka saat ini.

Karena kehadiran Yuka membuatnya teringat kembali musim panasnya yang berharga.

Kio tidak lagi berjalan melainkan berlari dari jalanan masuk ke dalam jalan rumah Yuka yang cukup jauh dari jalanan raya.

Karena masih pagi udara terasa begitu sejuk, Kio tidak peduli. Asal dia bisa bertemu dengan Yuka saat ini. Dia sudah tidak sabar.

Dia menggedor rumah Yuka beberapa kali tapi tidak ada jawaban, dia pikir Yuka masih tidur. Atau karena mendengar suara Kio, Yuka tidak mau membukanya. Tapi Kio tidak bisa tanpa jawaban, dia sudah jauh-jauh kemari. Dia tidak akan menyerah. Tapi suara di dalamnya begitu senyap.

"Yuka!! Yuka!! Tolong buka pintunya! Yuka!"

"................................"

"Yuka aku salah! Aku akan menjelaskan semuanya! Kumohon izinkaku bertemu denganmu!"

"................................"

"Yuka kau di dalam?! Yuka!!"

Pekiknya dan benar-benar tidak ada jawaban.

"Jangan-jangan terjadi sesuatu dengannya?!"

Pekiknya tiba-tiba dan segera mendobrak pintunya dengan tubuh atletisnya. Dia terlihat lebih gagah dari sebelumnya. Sepertinya dia melatih otot tubuhnya dengan sangat baik.

Dalam dua kali dobrakan pintu terbuka, dia segera berlari masuk ke dalam kamarnya tapi tidak ada Yuka. Dan dia menemukannya di dekat dapur dalam keadaan tidak sadar.

"Yuka!!"

Pekiknya segera berlari ke arahnya, disentuhnya tubuh dingin tersebut.

"Yuka!! Bangun Yuka!! Bangun!"

Panggilnya dan tidak ada jawaban. Dia pun segera menggendongnya ke dalam kamar dengan mudahnya.

"Yuka! Hey!"

Panggilnya dan tidak ada jawaban lagi.

Dia segera menggosok tangannya dan menyentuh pipi Yuka agar panas tubuhnya tersalur padanya.

Yuka masih bernapas normal, hanya saja suhu tubuhnya yang menurun.

Tanpa ragu Kio membuka pakaiannya dan tampak sixpacknya tertata dengan rapi perkotak-kotak. (Ini agak lebay kayaknya)

Dia segera memeluk tubuh Yuka yang dingin. Yuka tampak kecil dalam pelukannya.

Seluruh tubuhnya diselimuti kehangatan Kio ditambah selimut tebal. Yuka dalam balutan kehangatan yang tidak terbatas.

Kio sesekali menggosok punggungnya dengan kedua tangannya.

"Yuka, segeralah sadar! Banyak yang mau kukatakan padamu!"

Mohonnya memeluknya erat.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang