Dokter Hide pun pulang saat malam, keduanya sudah terlelap dalam kamar Hiroi. Ayumu memeluk anaknya dengan lembut dan ikut terlelap, buku dongengnya bahkan jatuh ke lantai. Dokter Hide memungutnya dan tersenyum kecil melihat ibu dan anaknya yang terlelap. Lalu matanya melihat bekas membiru di bibir Ayumu.
"Apa ini?"
Pikirnya tidak pernah melihat bekas memar ini. Tadi siang tidak ada bekasnya,
"Hm.."
Mungkin karena perih dia pun terbangun setelah dokter Hide menyentuhnya.
"Dokter.."
Panggilnya segera bangun.
"Ayumu apa aku membangunkanmu?"
"Maaf aku ketiduran, apa kau sudah makan? Mau kupanaskan sayurnya?"
"Tidak perlu, aku sudah makan sebelum pulang tadi. Tidurlah lagi,"
"Iya.."
"Tapi apa yang terjadi pada bibirmu?"
Tanyanya membuatnya sedikit kaget,
Dia pun menyentuhnya dan berbohong.
"Hiroi tidak sengaja memukulku, jadi sedikit membiru."
"Oh begitu, sudah diberi obat?"
"Sudah, besok juga sembuh."
"Baiklah, aku mandi dulu. Kau tidurlah."
"Tidur di kamarmu?"
"Boleh saja, giliranku yang harus kau tidurkan."
Godanya sambil cengengesan.
Ayumu tertawa kecil dan mengikutinya.
"Apa sakit?"
Tanyanya menyentuh bibirnya lagi.
"Tidak terlalu,"
"Hiroi kenapa bisa memukulmu seperti ini?"
Tanyanya bingung. Ayumu menyesal sudah menyalahkan Hiroi dalam hal ini.
Tapi hanya ini yang bisa dilakukan agar dokter Hide tidak kecewa padanya atau pun meninggalkannya karena mantan kekasihnya mendatanginya!
Dia tidak mau dokter Hide terlibat dalam masalahnya dengan mantan kekasihnya!
....................................................
Setelah pertemuannya dengan sang mantan, hidup Ayumu jadi sedikit kacau. Dia selalu takut orang itu muncul dihadapan dokter Hide atau di hadapan anaknya nanti. Dia bisa saja bicara aneh atau melakukan kekerasan pada keduanya, dia takut.
"Ayumu kau kenapa?"
Tanya dokter Hide yang melihat Ayumu tidak tidur.
"Aku tidak apa-apa, apa aku membangunkanmu?"
"Tidak, aku merasa haus."
"Aku akan ambilkan minuman,"
Ucapnya berjalan pergi, lalu mata Hide melihat gelas air yang penuh di mejanya.
"Ada apa dengannya?"
Pikirnya melihat sikap aneh Ayumu.
Hari berikutnya saat dokter Hide libur dia mengajaknya keluar.
"Aku mau di rumah saja."
"Tapi Hiroi mau jalan-jalan mama!"
Pekik anaknya yang sudah menunggu momen ini.
"Ada apa denganmu akhir-akhir ini? kau seperti memikirkan sesuatu?!"
Tanya dokter Hide akhirnya.
"A-aku tidak, aku hanya tidak mau keluar. Itu saja."
"Hiroi mau keluar bermain, kau tidak mau menemaninya?"
"Mama ayo ikut kami!"
"Hiroi, mama capek dan mau tidur. Hari ini main di rumah saja yah?"
"Tidak mau! Aku mau keluar bersama dokter!"
"Hiroi dengarkan mama,"
"Aku tidak mau! Hiroi mau keluar bermain!"
Pekiknya bersih keras.
"Hiroi dengarkanku!"
Marah Ayumu untuk pertama kalinya membentak Hiroi.
Hiroi membatu bahkan berlinang air mata karena kaget.
Ayumu menyadari nada kerasnya pada Hiroi.
"Hi-Hiroi.. mama tidak bermaksud.."
"Mama jahat! Mama tidak sayang sama Hiroi!"
Tangisnya berlari masuk ke dalam kamarnya. Dokter Hide juga menatapnya tidak percaya, apa yang sudah merasuki Ayumu hingga membentak Hiroi.
"Do-dokter aku tidak bermaksud.."
"Katakan apa yang sedang terjadi?"
"Sungguh aku tidak melakukannya karena sengaja. Aku tidak bermaksud membentaknya..Maafkanku.."
"Kau tetap tidak mau bicara?? Apa yang terjadi?!"
".................................."
Ayumu benar-benar tidak bisa menjawabnya.
Dokter pun menyerah dan pergi mencari Hiroi.
Ayumu menangis dalam diam. Dia sudah menyakiti kedua orang pentingnya karena mantannya ini memenuhi pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.