Sampai kapan kau akan menggantungkanku? Gantung saja aku di pohon kecambah? Eh?
"Taiyou, tadi yang dipanggil Haru ibumu kan?"
"Iya,"
"Lalu yang tadi juga ayah Kasumi?"
"Iya, ayahku juga."
"Lalu Kasumi juga.."
"Kami beda ibu saja."
Jawab Taiyou jujur.
Mereka langsung bisa mengerti.
"Ibumu sangat baik."
"Tentu saja, ibu terbaik yang pernah kutemui!"
Pekiknya bangga. Kasumi hanya diam. Taiyou melihat Kasumi dia pun merangkulnya.
"Sebentar lagi Haru juga akan jadi ibu Kasumi!"
Pekiknya senang, Kasumi mendorong tangannya menjauh.
"......................"
"Kenapa? Kau malu-malu Kasumi? Aku tidak suka berbagi, tapi untukmu aku akan membiarkanmu memanggilnya ibu."
"Siapa yang akan memanggilnya I..I..I..."
Untuk mengucapkan kata ibu pada Haru saja Kasumi tidak bisa.
"Kau malu-malu yah.."
Goda Taiyou lagi dan yang lain tertawa.
Haru dan Ogawa pun sampai.
"Ibu! Beli apa?"
"Hanya makanan kecil dan minuman."
"Ayah juga beli untuk Kasumi."
Balas Ogawa memberikan kantong yang beda untuk anaknya karena dia masih sakit jadi makanannya dibedakan.
Kasumi tidak mampu makan lagi, dia hanya menggenggamnya.
Yang lain sudah mulai makan dengan lahap,
"Kau tidak makan?"
"Aku sudah makan ayah, aku tidak lapar."
Balasnya. Ogawa mengusap kepala Kasumi.
"Makanlah lebih banyak, berat badanmu turun drastis. Aku akan meminta Haru memasakkan makanan enak untukmu. Kau suka masakannya kan?"
"...................................."
Kasumi hanya diam, dia menatap Haru. Haru begitu ramah dengan teman-temannya, dia seperti ibunya sendiri yang sedang menyapa temannya. Abaikan Taiyou sejenak. Anggap saja Haru ibu Kasumi dan Haru sedang menjamu teman baik Kasumi. Biasanya ibu yang baik akan berlaku begitu bukan?
Tangannya bergerak untuk menyentuh Haru tapi Ogawa menghentikannya.
"Ada apa Kasumi?"
Dia menarik tangannya.
"Tidak apa-apa, Ayah aku mengantuk.."
"He? Tapi temanmu?"
"Taiyou bisa menemaninya."
"Kasumi jangan begitu, temanmu datang menjengukmu."
"Ayah, aku ingin tidur."
Pinta Kasumi menatap Ogawa.
"Baiklah. Baiklah."
Kasumi pun berbaring, dia benar-benar mengantuk sekali. Perlahan dia menutup matanya sambil melihat mereka yang bercengkrama di sofa. Ruangan VIP yang cukup besar untuk dihuni 10 orang di dalamnya.
Ogawa yang melihat sikap anaknya pun jadi takut saat melihatnya menutup matanya.
"Kasumi?"
Panggilnya dan Kasumi tidak lagi menyahut. Dia terlelap dengan damai.
"Kasumi?? Kau mendengar ayah?"
"....................."
"Kasumi!"
Panggil Ogawa membuat semuanya berpaling.
"Ada apa Ogawa?!"
Tanya Haru kaget.
"Kasumi! Dia!"
Jawabnya dan tidak tahu harus jawab apa lagi.
Haru menghampirinya dan menyentuh Kasumi.
"Dia sedikit demam. Panggil dokter segera kemari."
"Ba-baik!"
Pekik Ogawa langsung melesat pergi untuk menyeret dokternya daripada dihubungi lewat tombolan yang siapa tahu dokternya lagi malas datang atau sedang pergi mending langsung ke orangnya.
"Kasumi demam, Haru?!"
"Iya, dia demam. Kenapa aku tidak menyadarinya?!"
Marahnya pada diri sendiri.
"Haru, dia pasti tidak mau kalian khawatir lagi. Karena itu dia diam, ini bukan salahmu."
Haru mengusap wajah pucat Kasumi, dia benar-benar sakit sekarang.
Dokter datang bersama Ogawa yang masih panik. Dia takut kehilangan Kasumi.
"Ogawa kau tenanglah, jangan mendesak dokter!"
Pesan Haru pada Ogawa yang tidak sabaran dan terus mendesak dokternya.
"Aku takut.."
"Takut kenapa?"
"Aku takut Kasumi tidak mau membuka matanya lagi, aku takut..Tadi aku melihatnya tidur. Jantungku hampir berhenti berdetak. Aku takut Haru.."
Jujur Ogawa. Haru melihatnya iba, dia memegang tangan Ogawa yang gemetaran.
"Dia akan baik-baik saja. Kita akan selalu bersamanya."
Ucap Haru, Ogawa menangguk mantap dan menggenggam erat tangan Haru.
"Dia demam karena stress dan kurang tidur."
Jelas dokter,
"Keadaannya bagaimana?"
"Dia hanya demam biasa, tidak apa-apa. Aku akan memberinya obat penenang sementara ini, kalian harus membuatnya tidak memikirkan hal yang membuatnya sakit lagi. Kondisinya sangat labil sejak dia bangun dari koma."
"Lalu kami harus bagaimana?"
"Jika keadaannya semakin parah, bawa dia ke Psikiater."
"Anakku tidak gila!"
Marah Ogawa emosi.
"Bukan itu maksudku, hanya melakukan beberapa konsultasi. Mereka lebih cocok dalam hal ini. kau harus mengerti keadaannya begini karena apa. kalian lebih tahu."
Jelas dokter, Ogawa kini terdiam. apa yang dikatakan dokter benar sekali. Yang tahu masalahnya Kasumi hanya mereka saja. dokter memberikan saran padanya dan dia justru marah.
Haru menyelimuti Kasumi kembali, Taiyou mengantar teman-temannya pulang. ogawa duduk lesu di sofa.
"Kenapa aku tidak mau mempertemukan mereka? Aku tahu akan jadi begini.."
Gumamnya tidak jelas.
"Kasumi terlalu rentan terhadap perasaannya. Dia akan terus memikirkannya sampai dirinya tidak lagi mampu.."
Sambungnya, Ogawa benar-benar tidak jelas. Dia sendiri yang frustasi. Haru menjitak jidat Ogawa,
"Jangan bergumam tidak jelas! Dia akan baik-baik saja."
Pesan Haru yakin. Ogawa menatap Haru sebelum memeluknya erat.
"Aku tidak tahu apa jadinya jika kau tidak di sini.. Terima kasih Haru.. Terima kasih sudah berada di sisi Kasumi.."
Ucapnya. Haru hanya mengusap kepala Ogawa karena kasihan. Dia juga khawatir, tapi dia akan membuat Kasumi hanya memikirkannya seorang dan tidak memikirkan ibu yang sudah membuangnya.
"Aku akan membuatnya melupakan ibunya!"
Gumam Haru serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.