My Love 2 "380"

2.7K 294 14
                                    



Tsuki sangat deg-deg an dia berkeringat dingin dan takut. Dia memegangi perutnya yang besar dan selalu menanti kedatangan Murano yang sampai saat ini belum datang. Dia sangat gugup, dia ingin mendengar suara Murano.

"Kau akan baik-baik saja,"

Ucap Master pada Tsuki yang dapat merasakan ketidaknyamanannya. Dia tahu dia sedang mencari Murano, walau begitu Murano tidak dalam keadaan baik.

Dia tidak tahu harus bagaimana, dia memegang tangan Tsuki.

"Tsuki,"

Panggil Murano dan wajah Tsuki langsung berubah.

"Murano san! Murano san!"

Panggilnya senang. Murano memeluknya,

"Kau baik-baik saja? Aku dengar kau demam?"

Tanyanya langsung, Murano melihat master.

"Iya, aku sudah baikan. Apa kau menungguku?"

"Hm.. Aku ingin mendengar suaramu."

Jawabnya jujur, Murano mengusap kepala Tsuki.

"Aku juga ingin mendengar suaramu."

Balasnya, dokter Hide pun datang bersama suster dan membawa Tsuki.

"Apa aku boleh menemaninya?"

Tanya Murano pada dokter Hide,

"Tentu,"

Jawabnya dengan senyum merekah.

"Terima kasih!"

Pekiknya senang dan mengejar strecher yang membawa Tsuki. Dia kembali memegang tangan Tsuki membuat Tsuki senang minta ampun.

Dokter Hide juga ikut senang, Hiro membungkuk padanya tanda terima kasih sudah memberikan kesempatan untuk tuannya. Master juga merasa senang, Tsuki pasti takut sendirian dalam kegelapan.

Murano memegangi tangan Tsuki dari awal hingga selesai. Dia bisa melihat bagaimana Tsuki dibelah dan bagaimana anaknya dikeluarkan. Bukan hal perkara mudah untuk melihat semua ini, dia melihat detik-detik anaknya yang tidak menangis dan menangis. Dia sangat terkejut sekali ketika anaknya menangis keras bukan hanya satu tapi ada dua! Bayinya kembar!! Keduanya menangis keras membuat bising dalam ruangan.

Dia sama sekali tidak melepaskannya tangan Tsuki walau suara tangisan anak-anaknya sudah terdengar. Dia tidak mau melepaskan tangan Tsuki, dia akan terus bersamanya. Suster mendekatkan salah satu anaknya yang sudah dibersihkan pada Murano dan dia mencium anaknya dan menangis, tangan bebasnya memegang tangan kecilnya.

"Selamat datang,"

Tangisnya membuat semuanya terharu. Aku sangat terharu! Datang lagi satu dan Murano menciumnya, dia benar-benar bahagia sekali mempunyai si kembar lahir dengan selamat tanpa kekurangan apapun.

Dokter Hide pernah merasakan kebahagiaan saat memegang bayinya yang masih merah, tapi sekarang anaknya sudah besar.

Bayinya tidak hentinya menangis, Murano juga menangis. Tsuki tidak merasakan apapun saat ini karena tidak sadar. Jika dia mendengarnya maka dia akan menangis juga.

......................................................

"Hiro, coba kau gendong saja. kecil sekali kau tahu!"

Pekik master yang bisa didengar Tsuki. Dia membuka matanya, tapi tetap saja kegelapan yang dia rasakan.

"Tsuki!"

Panggil Murano melihatnya membuka matanya, dia masih memegangi tangan Tsuki.

Master pun mendekati mereka karena Tsuki sudah sadar.

"Putra kembarmu sudah lahir Tsuki!"

Pekiknya senang, Hiro juga mendekatkan bayi yang satunya pada Tsuki.

"Yang mana yang kakak? Dan mana yang adik?"

Pekiknya antusias karena tidak bisa melihat mereka.

Mereka tertawa melihatnya sangat panik.

"Bagaimana wajahnya mirip denganku atau Murano san? Nama?! Aku ingin menyentuhnya!"

"Satu-satu Tsuki. Gendong si kakak dulu, Kirio."

Ucap Murano pada Tsuki dan Master memberikan Kirio padanya.

Dengan hati-hati dia menggendongnya. Dia meraba wajah putranya,

"Kecil sekali,"

Ucapnya terharu dan meneteskan air mata.

Murano menunjukkan bibir, hidung dan mata anaknya dengan tangan Tsuki.

"Dia mempunyai semua yang ada padamu. Sangat imut,"

Ucapnya dan Tsuki tertawa.

"Sudah puas dengan kakak? Sekarang adiknya, Kaoru."

Ucap Murano dan Hiro memberikan anak bungsunya pada Tsuki setelah master mengambil Kirio.

"Kaoru,"

Panggil Tsuki membuat anaknya membuka matanya. Dia menggeliat dalam gendongan Tsuki.

"Eh..Eh.. dia kenapa?!"

Tanya Tsuki panik karena anaknya bergerak. Yang tadi tidur dengan tenang.

"Dia senang digendong olehmu."

"Benarkah?! Kaoru,"

Murano mendekatkan tangan Tsuki ke tangan anaknya dan dia bisa menggenggamnya.

"Seandainya aku bisa melihat kalian,"

Ucapnya menangis,

"Apa aku tidak akan bisa melihat kalian sampai besar nanti? Aku ingin melihat pertumbuhan kalian."

Murano terdiam, dia benar-benar tidak bisa melakukan apapun dengan harapan yang paling diinginkan Tsuki. Dia hanya ingin melihat anak-anaknya, Murano sangat kesal dan menyesal. Hiro dan master juga terlihat sedih mendengar harapan Tsuki dan menangis tidak bisa melihat anaknya.

"Suatu hari kau pasti bisa melihat mereka."

Ucap Master menenangkan Tsuki. Dia pun mengangguk mengerti, karena ini memang butuh waktu. Tidak mudah mencari donor mata.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang