Eirin masih terdiam mendengar kabar ini, Mikoto kembali ke ruangannya sambil membawa makanan untuk Eirin karena dia tidak makan sejak pagi tadi.
"Eirin, ayo makan dulu. Kau tidak makan apa-apa sejak paginya."
"..........................."
Eirin hanya diam karena sibuk dengan pikirannya.
"Eirin!"
Panggil Mikoto membuatnya tersadar. Dia menatap Mikoto,
"Apa kau terkejut?"
"Aku tidak lapar."
"Makanlah walau sedikit."
"Apa ayah tahu hal ini?"
"Aku belum memberitahu paman. Sekretaris Shou sudah tahu hal ini, aku menceritakan padanya. Sato juga,"
"......................"
Dia memegangi perutnya.
"Apa kau menyesal sekarang?"
Tanya Mikoto melihat wajahnya.
Eirin menatapnya,
"Aku tidak menyesal."
"Kau marah padaku?"
"Aku tidak marah padamu."
"Tapi kenapa kau tidak terlihat senang? Apa yang salah dariku? Katakan padaku? Aku akan memperbaikinya!"
Ucap Mikoto serius pada Eirin.
"Pertama kau tidak boleh percaya pada siapapun, kau juga jangan terlalu lembut pada anak buahmu."
Pesan Eirin akhirnya.
"Hanya itu?!"
"Iya, itu yang harus kau perbaiki."
"Bagaimana dengan hubungan kita? Aku sudah mengatakan 'aku mencintaimu!' Didunia ini apa yang paling kutakutkan adalah kehilanganmu! Semuanya tidak penting bagiku! Asal kau bersamaku itu sudah lebih dari cukup!"
".........................."
Eirin terdiam dan memegangi perutnya. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.
"Ja-jadi jangan bilang akan menggugurkan bayi kita..."
Tangis Mikoto melihat Eirin tidak senang dengan kandungan di dalam perutnya.
Eirin membulatkan matanya melihat Mikoto menangis,
"Siapa yang bilang mau menggugurkan kandunganku?"
Tanya Eirin.
"Hab-habisnya kau tidak senang dengan kabar gembira ini. Padahal aku sangat senang sekali mendengar kabar ini."
"..............................."
"Dan lagi aku sudah memaksakan hal itu padamu. Aku benar-benar.."
"Jangan katakan apapun lagi, aku tidak akan menggugurkan kandunganku. Berhentilah menangis, seharusnya aku yang menangis di sini."
Balasnya akhirnya.
Mikoto mengusap air matanya.
"Jadi? Apa kau juga mencintaiku?"
Tanya Mikoto sambil mengelap ingusnya.
"Bagaimana bisa melakukan hal itu pada orang yang tidak kita cintai?"
Tanyanya balik dan membuat Mikoto menangis semakin kencang.
"Kenapa kau menangis lagi!?"
"Karena aku mencintai Eirin!"
"Pelankan suaramu bodoh!"
Marahnya kesal, orang-orang di luar pasti bisa mendengarnya.
Eirin menepuk jidat, karena itu dia tidak mau katakan apapun pada Mikoto ini.
"Oh yah Eirin, kau tidak terlihat kaget dengan sindrom ini? Kau terlihat biasa saja?"
Tanyanya setelah dia tenang.
"Karena ibuku juga seorang sindrom."
"A-apa?!"
Mikoto belum terlalu mengenal Eirin.
"Ibu meninggal karena pendarahan setelah melahirkanku. Karena itu jika ayah tahu aku hamil, dia akan shock berat.."
Jawab Eirin. Apa yang dia pikirkan selama ini adalah bagaimana menyakinkan ayahnya tentang sindrom ini.
Dia pasti trauma, apalagi anak kesayangannya mengalami hal yang sama dengan sang istri? Ayahnya bisa langsung gila.
Mikoto membatu. Sekarang dinding yang menghalangi hubungan mereka adalah ayahnya Eirin sendiri, Ketua sebelumnya! Bagaimana caranya Mikoto menyakinkan calon mertua Overprotective ini?! Jika calon mertuanya juga sudah pernah mengalami hal buruk semasa bersama sang istri?!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.