"Maliq! Bangun! Aku tidak lagi marah padamu! Jadi cepat bangun! Aku tidak mau jadi pembunuh! Aku bisa dihukum pancung!!"
Jeritnya frustasi membuat Maliq tertawa,
"Siapa yang akan memancungmu?"
Tawanya.
"Kau!!"
Marahnya lagi memukul dada Maliq dengan kesal.
"Aduh! Duh! Katanya sudah tidak marah lagi?"
"Kau buat orang jantungan!"
"Maaf, aku Cuma mau lihat bagaimana kau meresponnya. Ternyata kau begitu mencintaiku."
"Itu bukan cinta, aku hanya takut dihukum pancung karena sudah membunuh raja!"
"Benar juga, kalau begitu kau bisa menyusulku di alam nanti!"
"Jangan omong kosong! Siapa yang mengizinkanmu mati sebelum aku?!"
Marahnya, Maliq tertawa dan mencolek dagunya.
"Jangan marah-marah, nanti cepat tua."
"Aku memang lebih tua darimu 10 tahun!"
Balasnya menjitak kening Maliq. Maliq tertawa melihatnya, Rinka pun berjalan masuk ke dalam kamar mandi besarnya.
"Aku sudah siapkan mandi bunga untukmu. Mari mandi bersama,"
Ucap Maliq mengikutinya. Rinka pun masuk ke dalam kolam penuh bunga serta Maliq memeluknya dari belakang, mereka berendam dalam kolam.
"Kapan kita pulang ke negaraku?"
"Untuk sekarang aku tidak bisa,"
"Apa?! Lalu aku bagaimana?!"
"Kau pulanglah lebih dulu, aku nanti nyusul."
"Baiklah,"
Jawabnya langsung tanpa protes. Maliq pun tidak bicara lebih dan menikmati rendaman mereka.
Maliq tidak mengantar Rinka ke bandara karena sibuk, sehingga Rinka terlihat kesal.
"Dia benar-benar! saking sibuknya sampai tidak pernah bertemu!"
Kesalnya dan pulang ke negaranya. Dia benar-benar tidak pernah bertemu dengan Maliq setelah malam dia mabuk.
Rinka duduk diam di ruang tamu yang sudah dia tinggalkan semingguan ini.
Pikirannya sudah entah kemana-mana.
Ketika dia pulang ke negaranya dan akan berangkat kerja paginya, tempatnya sudah terisi oleh orang lain. Intinya dia sudah berhenti kerja.
"Direktur, kenapa tempatku diisi orang lain?"
Tanya Rinka waktu itu,
"Kau sendiri yang berhenti mendadak. Kupikir karena kau gagal diprojek ini jadi kau melarikan diri."
"Aku tidak pernah berpikir demikian, aku memang gagal kali ini tapi bisakah direktur memberiku kesempatan?"
"Rinka, kau berhenti sendiri. Bukan aku yang memecatmu."
"Aku tidak pernah mengirim surat pengunduran diri!"
"Kau sudah mengirimnya sehari kau dirawat di rumah sakit."
"Aku tidak pernah melakukannya! Aku sungguh!"
"Kalau kau tidak percaya, aku akan memperlihatkan surat yang kau kirimkan."
Jawabnya dan memberikan surat pengunduran diri Rinka benar adanya.
Rinka duduk terdiam di sofanya, entah merasa bingung, kesal atau hal lainnya.
"Kenapa semuanya jadi begini?! Aku tidak pernah bilang mau berhenti kerja! Siapa yang sudah melakukan ini padaku?!"
Teriaknya kesal dan baru keingat dengan Maliq yang pernah menculiknya.
"Pasti orang itu! Aku yakin! Pasti orang itu!"
Marahnya emosi. Kalau benar Maliq yang sudah mengirim surat itu, bagaimana dengan dirinya sekarang? Dia tidak punya kerjaan lagi,
Dia hanya bisa menghela napas lelah, akhirnya dia jadi pengangguran.
Dia pun menghabiskan waktunya di dalam rumah, tidak ada yang bisa dia lakukan. Maliq juga tidak menghubunginya sejak saat itu, dia juga tidak mengatakan bahwa dia sudah kehilangan kerjaannya.
Untung saja Rinka masih ada sisa tabungan, jadi dia bisa bertahan untuk 2 bulan ke depan. Tapi tidak tahu bisa bertahan sampai kapan.
Rinka pun keluar belanja untuk kebutuhannya, dia benar-benar tidak lagi berhubungan dengan Maliq. Rinka hanya melihatnya beberapa kali lewat Tv, dia adalah orang nomor 1 di negaranya sedangkan Rinka hanya rakyat biasa. Dia tidak heran bahwa Maliq meninggalkannya karena mereka tidak akan bisa menikah secara resmi. Reputasi Maliq akan menjadi buruk jika mereka benar-benar menikah. Maliq bisa menemukan gadis cantik di negaranya. Rinka sudah melihat beberapa gadis cantik menghampirinya waktu pesta ulang tahun Ibunya.
Hanya saja dia tidak terlalu memikirkannya. Tapi sekarang dia memikirkan nasibnya bagaimana.
"Aku harus cari kerjaan baru."
Gumamnya mulai mengolomi koran lowongan kerjaan, dia melamar beberapa tapi belum ada panggilan.
"Mencari kerjaan itu sangat susah, kenapa orang itu berlaku seenaknya!?"
Kesalnya,
"Dan sekarang dia meninggalkanku."
Gumamnya berbaring di kasurnya. Dia benar-benar frustasi sekarang hidupnya hancur karena orang asing itu.
Setelah beberapa hari mencari dia pun mendapatkan kerjaan walau tidak sesuai yang dia inginkan, setidaknya dia bisa kerja sementara sambil mencari kerjaan lain. Daripada menganggur?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.