Lalu pada pagi sebelum keberangkatan mereka besok malam ke Eropa, Ayumu tiba-tiba merasa tidak enak badan. Dan rasa mual mulai dia rasakan.
Dia tidak bicarakan pada dokter Hide karena dokter Hide tidak pulang semalam, dia sedang shift malam dan akan pulang siang nanti kemudian dia akan cuti 2 minggu untuk perjalanan Eropa mereka.
Ayumu memegangi perutnya yang tidak enak setelah sarapannya dibuang ke wastafel karena sudah tidak sempat ke kamar mandi.
Hiroi tidak tahu ibunya kurang sehat karena asyik bermain di ruang Tv.
Sedangkan Ayumu kembali ke dalam WC kamarnya, karena takut ketahuan anaknya dia sedang sakit. Hiroi akan panik sekali jika mengetahuinya
"Kenapa tiba-tiba tidak enak badan?"
Pikirnya, dan dia melihat perutnya sendiri sambil diusap.
"Jangan-jangan?!"
Pekiknya segera bangun dan dia langsung merasa pusing karena bangun tiba-tiba, dia hampir terpelesat tapi berhasil dia menahannya di pintu.
"Aku tidak boleh ceroboh!"
Tekadnya perlahan ke kasur dengan hati-hati. Dia sudah curiga dengan sakitnya ini.
Dia melihat jam baru menunjukkan pukul 8 pagi, biasanya dokter Hide akan pulang sekitar jam 10 atau jam 11 siang.
Matanya langsung tertutup saat dirinya menyentuh kasur.
Dia merasa lelah sekali setelah mengeluarkan makanan di dalamnya.
...............................................
"Mu! Ayumu! Ayumu!!"
Panggil dokter Hide panik melihat Ayumu masih tidak sadar.
"Mama! Mama!"
"Ayumu!"
Panggil mereka lagi baru membuat Ayumu bergerak dan membuka matanya melihat mereka.
"Dokter? Hiroi?"
Panggilnya bangun, dokter Hide membantunya bangun dan meninggikan bantal untuk Ayumu bersandar.
"Ada apa? Apa yang terjadi?"
Tanyanya khawatir.
"Mama kenapa? Apa mama sakit lagi?"
Tanya si kecil sangat panik melihat ibunya tidak bergerak di kasur. Dia memanggilnya tapi tidak dibalas. Karena itu dia segera menghubungi security di lantai bawah agar bisa memanggil dokter Hide pulang. Dalam waktu 15 menit dokter Hide sudah sampai di apartemennya.
Dia ikutan panik melihat Ayumu tidak sadar, dia memanggilnya tapi tetap tidak direspon hingga akhirnya Ayumu bangun dengan sendirinya.
Ayumu memegangi perutnya yang merasa tidak enak.
"Ada apa? Perutmu sakit?"
Tanya dokter Hide melihat reaksinya. Ayumu mengangguk tanda "Ya"
"Dimana yang sakit?"
Tanyanya lagi dan menyentuh perut Ayumu.
"Sepertinya aku hamil.."
Ucap Ayumu tiba-tiba saat dokter Hide fokus menyentuh perutnya.
Kepala dokter Hide berbalik ke arah Ayumu begitu cepat.
"Serius?!"
Pekiknya keras.
"Mama hamil?"
Tanya sang anak, dia mengangguk lagi.
"Hiroi akan punya adik benar begitu mama?"
"Iya, Hiroi akan punya adik."
"Akhirnya! Akhirnya!!"
Jerit dokter Hide senang.
"Coba periksakan, dokter."
Pintanya pada dokter kandungan ini.
"Oh iya, aku lupa."
Jawabnya sambil cengengesan. Dia terlalu girang karena istrinya hamil hingga lupa dia dokter kandungan.
Dia memeriksanya sambil tersenyam-senyum bahagia. Ayumu hanya tertawa kecil melihatnya.
Si kecil juga melihat dokter Hide memeriksa ibunya dengan senang.
Keduanya justru berdiskusi di depan perut ibunya.
"Dokter periksa dengan teliti!"
Pesan Hiroi seperti orang dewasa saja.
"Iya! dokter akan memeriksanya dengan sangat teliti!"
Balasnya, Ayumu hanya bisa tertawa dan tiba-tiba dia merasa mual.
"Ayumu?"
Panggil dokter Hide kaget dengan gerakan Ayumu.
"Mu-mual.."
Jawabnya segera dokter Hide menggendong Ayumu ke kamar mandi. Ayumu membuka mulutnya yang sedari tadi dia tutup dan memuntahkan isinya,
"Walau ini anak keduamu, kau akan tetap merasakan sakitnya."
Ucapnya pada Ayumu. Dia sudah yakin istrinya sedang hamil.
Ayumu tidak membalasnya dan hanya sibuk memuntahkan isi perutnya.
Hiroi tampak khawatir.
"Apa mama akan baik-baik saja?"
Tanya Hiroi dan dokter Hide menjawabnya.
"Ini hal biasa pada awal kehamilan, Hiroi jangan khawatir dan jaga mama dengan baik yah."
"Aku mengerti, aku akan menjaganya!"
Tekadnya serius,
"Anak pintar!"
Balasnya senang.
Setelah selesai bersih-bersih dokter Hide membawa Ayumu kembali ke kasur.
"Kau baik-baik saja?"
"Iya, aku baik-baik saja."
"Tolong hati-hati dalam melakukan sesuatu."
"Bagaimana dengan perjalanan kita?"
Tanya Ayumu tiba-tiba.
"Kita tidak bisa pergi dengan kehamilanmu sekarang."
"Tapi kita sudah merencanakan semuanya."
"Tidak boleh! Aku tidak mau kalian dalam bahaya! Ibu hamil sebelum 5 bulan tidak diizinkan naik pesawat! Itu sangat membahayakan janinnya dan ibunya!"
"Tapi semua rencana kita dan Hiroi.."
"Aku tidak apa-apa tidak pergi mama, Mama lagi tidak sehat. Hiroi tidak mau terjadi sesuatu pada mama. Hiroi tidak bisa melakukan apapun tanpa mama."
Ucap si kecil memeluk ibunya dari samping. Ayumu mengusap kepalanya.
"Maafkan mama.."
Ucapnya.
"Kita bisa pergi setelah Ayumu melahirkan."
"Kau yakin dokter?"
"Iya. Tidak masalah kemana pun. Asal kalian bersamaku."
"Tapi sangat sayang sekali, dokter sudah mengeluarkan banyak uang untuk hal ini, maafkanku.."
"Kenapa kau minta maaf, jangan bodoh. Aku mana mungkin meninggalkanmu dalam keadaan hamil begini. Apalagi ini yang selama ini kutunggu."
Ucapnya senang,
"Terima kasih dokter, kau sangat pengertian. Dan maaf sudah merepotkanmu."
"Aku tidak pernah merasa direpotkan olehmu. Jadi lebih mengandalkanku okey! Aku akan melakukan apapun untukmu."
Balasnya dan memeluk Ayumu. Hiroi juga tidak mau kalah dan memeluk ibunya. Ayumu bisa merasakan kehangatan keduanya mengalir ke tubuhnya. Sangat hangat dan menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.