My Love 2 "384"

2.6K 266 27
                                    




Tsuki kembali melakukan operasi, Murano tidak merasa tenang.

Karena keberhasilan operasinya hanya 50:50.

Bisa gagal bisa juga berhasil. Jadi dokter tidak bisa memastikannya 100% berhasil.

Setelah operasi dilakukan pun harus menunggu waktu lagi.

Mata Tsuki masih diperban, dia akan menginap di rumah sakit untuk sementara waktu.

"Tsuki, kami datang."

Ucap Murano membawa anak-anaknya datang.

"Kirio! Kaoru!"

Pekiknya senang bertemu dengan bayinya, dia mencium mereka satu persatu.

"Aku kangen sekali dengan mereka!"

"Baru juga sehari,"

"Sehari itu seperti setahun! Aku seperti tidak bertemu dengan mereka selama setahun!"

Balasnya, Murano tertawa kecil. dia menggendong si kakak dan si bungsu dengan Tsuki.

"Apa kau merasa matamu sakit Tsuki?"

"Tidak, aku tidak merasa apapun."

"Oh baiklah, kalau sakit jangan ragu katakan pada kami."

"Iya, apa mereka sudah minum susu?"

Tanya Tsuki karena si bungsu menangis.

"Aku sudah memberinya susu tadi,"

"Hm kenapa dia menangis?"

"Aku tidak tahu,"

"Atau jangan-jangan dia poop?"

"Hah?! Masa? Coba berikan dia padaku!"

Pekik Murano cepat dan menggendongnya, si kakak dia berikan pada Hiro yang masih terdiam itu, Murano pun melihat bagian belakang si bungsu dan benar saja.

"Dia poop!"

Pekiknya membuat Tsuki kaget.

"Bagaimana ini?! Aku tidak membawa perlengkapan bayinya!"

Paniknya,

"Kenapa kau tidak membawanya!"

Marah Tsuki,

"Kupikir hanya sebentar dan tidak membawanya."

Jawabnya pasrah.

"Aku akan meminta pada suster kalau begitu!"

Pekiknya lagi segera berlari keluar setelah menyerahkan si bungsu pada Tsuki.

"Dasar! Walau hanya sebentar tetap harus membawanya!"

Kesalnya, si bungsu masih juga menangis karena tidak nyaman.

Tidak lama setelahnya Murano kembali dengan perlengkapan bayi yang dia pinjam dari suster.

"Aku tidak bisa menggantinya!"

Pekiknya lagi membuat Tsuki sangat kesal.

"Kau harus belajar!"

Marahnya dan Murano tidak bisa menjawabnya. Hiro pun turun tangan, dia memberikan si kakak pada Murano dan mengambil si bungsu dari Tsuki. dia membaringkan si bungsu ke sofa dan mengganti popok baru setelah dibersihkan.

"Hiro, kau bisa melakukan apapun yah?"

Tanya Murano kagum.

"Kau yang tidak bisa apa-apa! belajar lagi sana sama Hiro!"

Marah Tsuki dan Murano cengengesan.

Si kecil berhenti menangis setelah bau tubuhnya hilang digantikan bau wangi.

Hiro yang menggendong si kecil, Murano memberikan si kakak pada Tsuki karena dia harus menjawab telepon yang datang.

Dia masih juga sibuk, tapi datang menemui istrinya lebih penting.

Setelah seminggu dirawat akhirnya tiba pelepasan perban di mata Tsuki.

Semuanya datang untuk melihatnya.

Semuanya sudah deg-deg an melihat dokter mulai melepas berlapis-lapis perban tersebut. Pelayannya Murano bawa supaya bisa menggendong si kecil.

Dia berdiri di samping Tsuki dan memegang tangannya.

Semua perbannya sudah dilepas dan Tsuki masih menutup matanya.

"Buka perlahan matamu."

Pesan dokter dan Tsuki membuka matanya sedikit demi sedikit hingga terbuka lebar matanya.

"Ini ada berapa jari?"

Tanya dokter menunjukkan 3 jari di depan Tsuki.

Tsuki masih merasa buram, semuanya terdiam.

Dia mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Ada 3 jari."

Jawabnya dan dokter tertawa, semuanya ikut lega.

"Tsuki!"

Panggil Murano dan Tsuki melihat ke arah Murano.

"Murano,"

"Tsuki!"

Panggilnya senang dan memeluknya erat.

"Aku bisa melihat kalian!"

Tangisnya, pelayannya membawa anaknya pada Tsuki. dia menyentuhnya dari mata sampai ke mulut.

Dia menangis sambil mencium bayinya.

"Kirio, Kaoru. Kupikir tidak akan bisa melihat kalian,"

Tangisnya menyentuh kedua bayinya yang digendong pelayan. Semuanya menangis haru.

Tsuki tidak berhentinya menangis,

"Berhenti menangis,"

Pesan Murano pada Tsuki. Tapi air matanya yang tidak bisa berhenti mengalir.

Akhirnya dia bisa melihat lagi.

Dia bisa melihat bagaimana rupa anak-anaknya dan kembali bisa melihat rupa suami tercintanya. Dia sangat senang sekali.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang