My Love 2 "204"

5.6K 392 17
                                    



Hiroi tidak mau melepaskan ibunya dari pelukan hingga dia pun dibawa ke ruangannya.

"Hiroi masih tidak mau melepaskanmu?"

"Iya, dia memelukku begitu erat."

"Kau sudah tidak apa-apa."

Ucap dokter Hide mengusap kepala Hiroi. Sedangkan Ayumu mengusap punggungnya dengan pelan.

"Bagaimana denganmu Ayumu?"

"Aku tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa menggendongnya sambil tiduran."

"Tapi kau juga dalam keadaan yang tidak fit."

"Aku sudah tidak apa-apa, Hiroi tidak bisa kutinggalkan sendiri. Dia akan menangis seperti tadi."

"Aku tahu, aku juga tidak bisa melihatnya begitu menderita. Dia cocok dengan senyumannya bukan tangisannya."

"Terima kasih karena selalu membahagiakan Hiroi. Dia benar-benar sangat bahagia sekarang daripada dulu. Aku hanya bisa membuatnya menangis dan membuatnya jadi anak yang kuat,"

"Kau juga sudah berjuang. Kau ibu yang sangat penting untuk Hiroi. Tidak ada ibu sepertimu di dunia ini. melakukan apa saja demi anaknya. Aku suka pada sifatmu ini. Kau menakjubkan bagiku."

Jujur dokter Hide. Ayumu hanya tertawa kecil mendengarnya, dia seperti memuji tapi juga seperti menghinanya. Melakukan apa saja..

"Berkat dokter hidup kami jadi berwarna, terima kasih."

"Akan kubahagiakan kalian selama hidupku. Aku janji."

Dia mencium Ayumu dan mengusap kepala Hiroi.

"Terutama si kecil ini, suka sekali dia menangis jika tidak melihatmu. Dia menempel sekali denganmu."

Tawanya sambil mencubit pipinya. Ayumu ikut tertawa kecil, dia menyukai sifat dokter Hide yang selalu menyanyangi anaknya dan dirinya. Dia penuh kasih sayang dan perhatian.

Setelah beberapa hari dirawat, keadaan Hiroi sudah kembali semula seperti dulu. Dia bisa tertawa dan bermain lagi dengan dokter Hide. Ayumu sangat senang melihatnya,

Mereka pun pulang, tapi Hiroi masih sedikit takut saat memasuki lift.

"Aku akan membawa Hiroi lewat tangga."

"Tidak perlu Ayumu, Hiroi harus mengatasi ketakutannya. Kalau tidak, selamanya dia akan ketakutan melihat ini."

"Kau yakin? Tidak akan terjadi apa-apa padanya?"

"Karena kau di sisinya, aku sangat yakin dia akan baik-baik saja."

"Baiklah."

"Hiroi, dengarkan dokter. Kau akan baik-baik saja selama kau bersama mama okey. Jadi atasi ketakutanmu dan dengarkan semua perkataan mama,"

Pesannya pada Hiroi. Si kecil mengangguk dan memeluk ibunya terlebih dulu.

Ayumu menepuk punggungnya dan tertawa kecil, lalu mereka berjalan masuk lift. Hiroi semakin takut saat liftnya mulai bergerak naik. Ayumu mengusap punggungnya.

"Hiroi? Kau dengar mama?"

"Iya, Hiroi bisa mendengar mama."

"Bagaimana perasaanmu sekarang?"

"Hiroi takut.."

"Jangan takut Hiroi, dokter dan mama bersamamu okey. Jadilah seorang lelaki yang kuat!"

Ucapnya sambil mengepalkan tangannya di depan Hiroi.

"Dokter, Hiroi masih kecil."

"Tidak apa-apa dong, walau masih kecil harus jadi lelaki tangguh!"

"Jangan bicara ngawur. Butuh beberapa tahun lagi Hiroi baru besar."

"Memang benar, tapi besar duluan tidak apa-apa."

Candanya dan mereka tertawa kecil, Hiroi juga ikut tertawa.

"Apa Hiroi akan seperti dokter?"

"Tentu saja! karena itu Hiroi jangan pernah takut pada apapun. Percaya pada dirimu sendiri."

"Hm! Aku mengerti dokter!"

Balasnya senang,

"Anak baik."

Dokter Hide mengusap kepalanya dengan lembut dan tidak lama setelahnya sampai apartemennya.

"Tuhkan Hiroi bisa!"

Pujinya pada Hiroi dan dia semakin senang. Ayumu juga ikut tenang sekarang.

Saat masuk ke dalam apartemen Hiroi kembali bisa lari sana sini mengambil mainan mobil-mobilan yang dibeli dokter Hide. Boneka beruang pemberian Ayumu tidak lupa dibawa Hiroi serta.

Dokter Hide merangkul pinggang Ayumu.

"Bagaimana? Kau sudah tenang sekarang?"

"Iya, aku merasa sangat lega. Dia bisa tertawa dan bermain lagi."

"Tapi kurang sempurna.."

"Kenapa?"

"Hiroi kasihan main sendiri."

"Lalu?"

"Kita buat satu anak lagi agar Hiroi tidak main sendiri."

Ucapnya sambil cengengesan, wajah Ayumu langsung merona dan melepas rangkulan dokter Hide.

"Mau kemana Ayumu?"

"Buat makan siang!"

Balasnya karena malu.

Dokter Hide tertawa kecil berhasil membuat Ayumu merona.

"Dia sangat imut saat digoda."

Tawanya dan duduk di sofa.

"Ayumu kapan kita menikah??"

Teriaknya dan bisa didengar Ayumu.

"......................."

"Dokter jangan nakal!"

Marah Hiroi karena didengarnya juga.

"Kenapa? Mama akan menikah dengan dokter loh. Jadi Hiroi panggil papa deh."

Hiroi menatapnya,

"Hiroi tidak bisa!"

"Kenapa?"

"Karena itu dokter!"

"Lalu?!"

"Dokter tetap dokter!"

Balasnya polos.

"Baiklah kau boleh memanggilku dokter. Coba panggil sekali papa!"

"Dokter!"

"Hiroi... "

Manjanya.

"Dokter!"

"Hiroi anak baik!"

"Hiroi memang anak baik."

"Hiroi manis!"

"Hiroi bukan cewek!"

"Hiroi imut!"

"Apa aku imut dokter?"

"Panggil papa!"

"Dokter!"

"Papa!"

"Dokter!"

"Papa!"

Ruangan itu jadi ribut karena mereka berdua. Satu tak mau mengalah yang satunya bersih keras.

Ayumu hanya bisa menepuk jidat mendengar pertengkaran mereka.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang