Kio membeli pelembab bibir di minimarket terdekat. Dia memakaikan pada bibirnya dan membuatnya terlihat lebih baik. Dia juga mengkompres mata Yuka yang bengkak karena nangis dan lingkaran mata hitam itu untuk waktu yang cukup lama hingga keadaannya membaik. Kio juga menyisir rambut Yuka serta memakaikan vitamin.
Dia terbawa suasana merawat tubuh Yuka. Bahkan sampai menggunting kuku tangan dan kakinya hingga rapi.
Setelah tidur seharian, Yuka pun membuka matanya. Mata seduhnya menatap sekitarnya dan dia tahu dia ada di rumah sakit bukan di surga.
Dia pun bangun dan duduk di kasurnya. Tidak ada siapapun di sini, dia lagi-lagi selamat dari kematian.
Selang infus masih terpasang di tangannya, dia tidak bisa kemana-mana.
Dia duduk terdiam lagi,
"Yuka?"
Panggil Kio membuatnya kaget. Tidak ada suara yang keluar dari mulut Yuka.
Kio datang membawa pakaian ganti Yuka serta beberapa jenis makanan siap makan,
Kio tersenyum padanya seperti tidak terjadi apa-apa dan meletakkan semua barangnya di sofa. Dia melepas jasnya dan menggantungnya.
"Yuka, kau ingin makan apa? Aku akan membuatkan susu dulu. Itu baik untuk kandunganmu."
Ucapnya mengeluarkan susu ibu hamil untuk Yuka. Yuka memegang perutnya dan kandungannya juga selamat.
Kio segera menyeduh susu untuk Yuka dan memberikan pada Yuka tapi yang dilakukan Yuka adalah menepisnya dan membuat isi dalam gelas tersebut tumpah beserta gelasnya.
Saat itu suster datang melihatnya,
"Apa terjadi sesuatu?"
Tanyanya dan Kio menggeleng tidak ada.
"Tanganku kaku karena dingin jadi menjatuhkannya, maafkan sus."
Ucapnya memunguti pecahan kaca tersebut.
"Astaga kau berdarah, tunggu sebentar."
Ucap suster pergi mengambil sapu dan sekop melihat kaki Kio yang terluka karena pecahan kaca.
Yuka memalingkan wajahnya dan tidak terlihat menyesal. Dia tidak bersuara sama sekali.
Suster mengobati luka Kio sebelum memeriksa Yuka.
Dia bertanya beberapa pertanyaan tapi Yuka tidak mau bicara sama sekali.
Dia tidak lagi bicara seperti menjadi orang bisu. Suster tidak bertanya lagi karena dia tidak menjawab apapun yang ditanyakan suster.
"Yuka, apa ada yang sakit?"
"............................."
Yuka tidak sudi memandangnya.
"Tolong katakan sesuatu, jangan diam saja."
"..............................."
Yuka bertahan dan tidak mengatakan apapun.
Bahkan saat dokter datang pun dia tidak bicara pada dokter. Dia hanya diam dan diam.
Dokter keluar dari kamar Yuka karena tidak mendapatkan hasil apapun, Kio mengikutinya.
"Apa dia bisu?"
"Tidak dokter, dia bisa bicara. Tapi entah apa yang membuatnya tidak mau bicara."
"Ini masalah serius, apa yang kalian ributkan?"
"..........................."
"Segera selesaikan masalah kalian okey! Aku tidak mau pasien dan janinnya dalam bahaya!"
Pesan dokter berjalan pergi dengan perasaan kurang senang. Kio menatap Yuka dari balik pintu kacanya. Dia diam dan duduk termenung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.