My Love 2 "220"

5K 367 40
                                    



Dokter Hide masih tertidur di kasurnya karena hari liburnya, Ayumu mengemasi mainan Hiroi yang berantakan di lantai.

"Mama!"

Panggilnya membuat Ayumu kaget, dia berbalik dengan susah payah karena perutnya yang sudah besar. Dia segera bangkit berdiri di depan anaknya,

"Ada apa Hiroi?"

"Mama tidak perlu mengemasi barangku! Aku bisa melakukannya!"

Jawabnya.

"Iya? Tapi.."

"Aku bisa melakukannya, mama cukup diam saja!"

Pesannya menarik ibunya duduk di sofa.

Ayumu menatap anaknya yang mulai mandiri. Hiroi tidak mau ibunya ke sana kemari dengan perut besarnya, dia sudah berjanji pada ayahnya akan menjaga ibunya.

Dia pun duduk di sofa sambil mengusap perut besarnya.

Sebentar lagi anaknya akan lahir. Tinggal menghitung hari.

Dokter Hide sudah juga siap dengan persalinan Ayumu.

Siangnya setelah makan siang, Hiroi dan Ayumu duduk di sofa nonton Tv. Dokter Hide pun mandi setelah makan. Dia hampir tidur seharian ini, merasa perut sudah diisi dia segera mandi.

Ayumu pun tiba-tiba merintih perutnya sakit.

"Mama?"

"Aww! Sakit!"

"Kenapa mama?!"

"Perutku sakit Hiroi, panggil dokter cepat."

Pesan ibunya dan dia segera berlari ke kamar dokter Hide.

"Papa!! Papa!!! Mama sakit!"

Pekiknya keras menggedor pintu kamar mandinya. Dalam sedetik pintu kamar terbuka dan Dokter Hide telanjang tanpa busana dengan busa menyelimuti tubuhnya.

"Apa yang terjadi?!"

"Bilas dulu!! Pakai baju dokter!!"

Marah Hiroi dan dokter Hide segera membersihkan diri, memakai pakaian asal dan segera keluar kamar hanya dalam waktu 2 menit.

"Ayumu!"

"Dokter perutku sakit!"

Jawabnya memegangi perutnya.

"Tahap pertama pembukaan bersalin! Ayumu ayo ke rumah sakit! kau bisa menahannya kan?!"

"Iya, uh.."

"Ayo!"

Pekiknya menggendong Ayumu lebih cepat lebih bagus, Hiroi mengikuti mereka dengan memegang tangan ibunya yang disodorkan Ayumu padanya. Ayumu masih tetap memikirkan Hiroi dalam kondisi saat ini.

"Jangan lepaskan tangan mama.."

Pesannya pada Hiroi. Hiroi akan segera menangis tapi melihat ibunya yang sakit dia mengurungkan niatnya. Dari pada ibunya sedih melihatnya menangis? Lebih baik dia tidak menangis di depan ibunya.

15 menit saja perjalanan ke rumah sakit. Untung saja tidak macet di jalan karena belum waktunya pulang kerja.

Dokter Hide segera membaringkan Ayumu ke kursi bersalin.

"Haa..Haa..uh.."

Desahnya memegangi perutnya.

"Pembukaan kedua dan ketiga sudah lewat, tolong siapkan semuanya suster!"

Pesannya pada suster yang membantunya. Dia memakai sarung tangannya yang sudah disterilkan. Dia melihat cairan sudah mengalir keluar dari selangkangan Ayumu, cairan putih itu mulai menuruni kursi bersalinnya dengan perlahan.

"Hide..."

Panggil Ayumu membuatnya menatapnya.

"Ayumu, kau tahu hal ini kan? Kau akan segera melahirkan."

"Aku tahu..."

"Jadi..Jadi.. kau harus berjuang.."

"Aku tahu dokter, jangan gemetar seperti itu."

Ucapnya melihat dokter Hide yang gemetaran melihat istrinya akan melahirkan. Padahal dia dokter tapi takut melihat istrinya melahirkan.. Bukankah aneh? Dokter mesum..

"Aku akan berusaha!"

"Mohon bantuanmu dokter."

Tanpa pakaian lengkapnya yang hanya memakai celana pendek dan kaos oblong dia melakukan persalinan istrinya sendiri. Dia bahkan tidak pakai masker dan melihat ke dalam selangkangan Ayumu tanpa merasa jijik.

Darah dan cairan putih mulai bercampur.

Ayumu pun kehilangan kesabaran dan menjerit sakit.

"Ahh!! Ahh!!"

Jeritnya sakit mencengkram besi kursi bersalinnya dengan erat sebagai pengganti pegangan. Kau tahu kekuatan orang melahirkan lebih keras dari seekor gajah.

Hiroi yang dijaga suster lain pun sampai kaget mendengar suara jeritan ibunya.

"Mama! Mama!!"

Panggilnya panik akan masuk ke dalam tapi suster menahannya.

"Mama Hiroi sedang berjuang di dalam. Jadi Hiroi harus jadi anak baik di sini."

"Mama!"

"Dia akan baik-baik saja."

Dokter Hide pun fokus mengeluarkan bayinya di dalam sana. Dia melakukan persalinan bayinya sendiri. Dia sangat deg-deg an.

Ayumu terus menjerit sakit, dia keringatan banyak begitu juga dokter Hide yang ikut berkeringat.

Suster selesai menyiapkan segala sesuatunya dan menunggu bayinya dikeluarkan dokter Hide.

"Ayumu! Berusahalah! Sedikit lagi! Ayumu!"

Jerit dokter Hide menyemangati Ayumu.

"Hufft..Hufft..Ah..Haa..Haa.."

"Tarik napas dalam dan tahan. Lepaskan dalam satu kali nafas."

"Nng!!!"

"Kepalanya sudah terlihat Ayumu! Lebih keras lagi berusaha! Ayumu! Bayi kita akan segera lahir! Ayumu! Haruto akan segera lahir!!"

Pekiknya panik serta haru. Dia menyemangati istrinya agar dia tidak tegang.

Ayumu berusaha semampunya mengeluarkan anaknya dalam perutnya.

Dan dalam satu tarikan nafas lagi terdengar suara bayinya menangis.

Dokter Hide terdiam dan melihat anaknya yang dipenuhi darah berada di tangannya.

Betapa bahagianya rasanya saat ini.

"Ayumu! Haruto lahir!"

Jeritnya senang dan memeluk anaknya yang penuh darah, dia benar-benar tidak merasa jijik sama sekali. Ayumu tertawa kecil melihat suaminya yang kegirangan seperti itu. Dia meringankan otot-ototnya yang sedari tadi menegang, tubuhnya jadi lemas sendiri dan lelah.

"Aku seperti baru saja mengeluarkan isi perutku..."

Gumamnya kecil dan menatap langit.

Perlahan dia menutup matanya.

Dokter Hide yang kegirangan ini tidak tahu istrinya tidak sadarkan diri. Suster segera mengambil Haruto dari tangan dokter Hide setelah bayinya di pisahkan dari ibunya.

Dokter Hide melepas sarungnya dan melihat Ayumu.

"Ayumu?"

Panggilnya dan tidak ada jawaban.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang