My Love 2 "296"

3.4K 325 33
                                    



"Tuan!"

"Ayah!"

Pekik mereka langsung panik setelah mendengarnya.

"Kalian dengarkan dulu saat aku bicara!"

Marah paman ini karena selalu dipotong pembicaraannya.

Mikoto hanya diam, dia sebenarnya tidak termasuk dalam hal ini, tapi kalau paman ini sudah baikan berarti dia sudah bebas. Dia kan tahu bahwa bukan dirinya yang melukainya.

Tapi dia belum bisa pergi karena orang-orang itu menghalangi jalan.

"Aku akan pergi dari duniaku, aku sudah terlalu tua untuk melakukan tugas ini lagi. Jadi aku akan menunjuk seseorang menggantikannya."

Ucapnya membuat semuanya jadi was-was, pemimpin baru? Sudah pasti Eirin menjadi penerusnya. Karena dia satu-satunya anak dari pemimpin mereka.

Mikoto tidak peduli dengan semua itu, yang dia mau adalah pulang karena dia sudah sangat ngantuk sekali.

"Anak muda siapa namamu?"

Tanya ayah Eirin tiba-tiba membuat semua pandangan menatapnya, bahkan Eirin menatapnya. Tiba-tiba saja dia jadi pusat perhatian, padahal tadi tidak ada yang peduli dengan kehadirannya.

"A-aku Mikoto.."

Jawabnya gugup karena semua mata melihatnya.

"Terima kasih sudah menolongku, kau sangat berani."

"Sa-sama-sama. Aku senang anda baik-baik saja, berarti tugasku sudah selesai. Bisakah aku pergi sekarang?"

Tanya Mikoto akhirnya untuk bisa kabur dari sini.

"Tentu saja kau boleh,"

"Terima kasih!"

"Tapi setelah pembicaraanku selesai."

"Eh-Ah iya? Kupikir aku tidak berhak mendengar perbincangan kalian. Aku bukan siapa-siapa.. Aku akan pergi saja."

"Tidak, justru ini ada kaitannya denganmu."

Ucapnya membuat keringat dingin Mikoto bercucuran.

Apa maksudnya ini? Kenapa ada kaitannya denganku? Apa yang akan terjadi padaku nanti?!

Jerit hatinya karena semua mata menatapnya curiga, bahkan ada yang sampai sudah ancang-ancang memegang senjatanya.

Jika paman ini mengucapkan satu kata "Bunuh!" maka tamat sudah riwayatnya.

"I-iya? Aku tidak mengerti maksud anda?"

"Catat baik-baik semua perkataanku sekretaris Shou. Mulai sekarang pemuda itu akan menjadi pemimpin kalian."

Ucapnya menunjuk Mikoto.

Mikoto terdiam sebelum..

"Hah?!"

Jerit semuanya kaget. Mikoto membatu.

"Tuan, kenapa anda memilihnya?! Bukannya tuan muda Eirin.."

"Eirin masih terlalu dini, aku tidak mau anakku yang manis ini menanggung beban berat ini. Dia tidak cocok menjadi seorang pemimpin."

Jelas ayahnya.

Eirin terdiam, dia tidak bisa membantah ayahnya.

"Kenapa anda memilihnya?! Dia itu siapa?!"

"Dia Mikoto, penolongku. Sebagai balasan sudah menyelamatkanku, aku akan berikan jabatanku padanya, itu imbalan yang pas untuk nyawaku."

"Tuan, pemuda ini tidak tahu apa-apa!"

"Kau bisa mengajarinya. Dia mempunyai jiwa pemimpin sekaligus tanggap dalam segalanya. Karena itu dia bisa membawaku ke sini dalam sekejap."

Jelasnya menatap Mikoto masih membatu.

"Dia juga terlihat polos, dia tidak punya pikiran buruk sama sekali. Dia akan menjadi pemimpin yang baik setelah diasah. Aku yakin kalian akan bisa akrab dengannya. Dia bahkan tidak meminta balasan apapun setelah menolongku. Bukankah dia orang yang cocok untuk memimpin kalian?"

Tanyanya menatap Shou. Shou menatap Mikoto yang sangat tidak menjanjikan itu.

Dia masih diam membatu.

Eirin hanya terdiam menatap Mikoto.

Setelahnya paman tersebut tertidur pulas.

Mikoto diantar pulang ke apartemen kecilnya, dia dalam keadaan tidak sadar. Tapi masih bisa mengucapkan alamat apartemennya. Dia benar-benar masih shock setelah mendengar pengumuman paman tersebut, dia bukan siapa-siapa tapi menjadi pemimpin sebuah grop gangster? Salah apa hidupnya ini? kenapa begitu malang sekali terlibat dengan hal ini?

Pikirnya sambil menangis dalam hati. dia benar-benar sial sekali.

Ini lebih buruk dari dibunuh, benar-benar diluar nalar Mikoto.

"Tidak!!!"

Jerit Mikoto terbangun dari tidurnya yang singkat.

Dia celingak-celinguk melihat sekitarnya dan masih berada di apartemennya.

"Haa.. ternyata hanya mimpi. Kupikir beneran, bikin jantungan saja."

Ucapnya merasa lega karena masih dalam apartemen kecilnya dan semuanya masih sama saja, sendirian dalam ruangan ini.

Dia tertawa kecil,

"Kalaupun kenyataan tidak buruk juga, jadi pemimpin? Wah apa aku akan menjadi seorang mafia seperti di Tv? Dikejar sana sini! Sepertinya keren!"

Pekiknya kembali pada dirinya sendiri karena berpikir semua kejadian semalam adalah mimpi.

Dia merasa lapar karena semalam tidak makan, dia pun bersiap-siap keluar untuk mencari makan.

Dengan bersiul kecil dia membuka pintunya, alangkah kagetnya dia melihat sederet orang berjas hitam berdiri di depan apartemennnya.

"Selamat Pagi ketua!!"

Pekik mereka kompak.

"Ha-ha-ha apa aku masih bermimpi?"

Ucapnya gagap dan masih shock.

Semua berjas hitam itu menatap Mikoto kemudian Eirin datang menghampirinya, kini dia mengganti pakaiannya dengan serba hitam. Rambut panjangnya juga dia kucir kuda. Mikoto tetap pangling dengannya walau sudah pakai pakaian lelaki. Dia mengalihkan duniaku, Motto Mikoto.

"Kami datang menjemputmu."

Ucapnya pada Mikoto yang lebih tinggi 20 cm dari Eirin, tinggi Mikoto 188cm.

Mikoto menatap Eirin yang rendah dimatanya (Bukan rendah hal lain, tapi masalah tinggi rendahnya tubuh) dan memasang wajah bingung.

"Ha? Jemput?"

"Mulai sekarang kau akan tinggal bersamaku. Jadi tinggalkan tempat ini."

Pesannya dan Mikoto membatu dalam sedetik.

"Tidak mungkin ini nyata..Ini pasti mimpi..Pasti.."

Ucap Mikoto akhirnya tumbang karena shock. Semua mimpinya jadi kenyataan.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang