Mikoto kembali tersadar, tapi kini dirinya dalam keadaan terikat di kursi.
Muncul seseorang memakai tongkat karena kakinya yang pincang.
Mikoto belum jelas melihatnya, dia semakin mendekat dan Mikoto menatapnya.
Dia sangat terkejut melihat sosok paman yang seumuran dengan ayah Eirin.
Dia ingat wajah paman ini, karena Sato memperlihatkannya padanya.
Dia adalah ayahnya Sato, paman Eirin sendiri.
"Kenapa?!"
"Kau mengenalku anak muda?"
"Aku melihatmu bersama Sato!"
"Jadi anakku sudah memperlihatkan fotoku padamu yah? Ketua."
"Kenapa kau melakukan ini?! kenapa kau melibatkan Eirin!?"
"Karena ponakanku yang satu itu memang keras kepala, dia selalu bisa menggagalkan rencana pembunuhan padamu. Dia selalu menjadi pelindungmu! Kalau dia tidak ada maka kau tidak akan ada di sini, ketua."
"Kau! Jika melukai Eirin lagi! Tidak akan kumaafkan!"
Marahnya, orang tua ini juga kesal karena diteriaki. Dengan tongkatnya di memukul Mikoto dengan keras serta menusuknya dengan ujung tongkat.
Mikoto hanya bisa menahannya.
"Kau jangan sombong anak muda! Hidupmu sekarang ada di tanganku!"
"Siapa yang peduli! Jika aku mati maka kau juga akan kubawa!"
Balasnya.
"Hajar dia!"
Perintahnya dan bodyguardnya memukul Mikoto dengan keras hingga berdarah dan jatuh ke lantai bersamaan dengan kursinya.
Paman Eirin menusuknya dengan tongkat.
"Aku bingung kenapa orang itu menyerahkan posisi ketua pada orang sepertimu? Padahal aku sudah menyarankan Sato untuk mewarisinya jika dia tidak memilih Eirin. Tapi kenapa orang sepertimu yang dia pilih?! Apa bagusnya orang rendahan sepertimu!"
Marahnya sangat kesal karena kakaknya menolak sarannya menjadikan Sato ketua selanjutnya.
"Padahal aku sudah mempertaruhkan nyawaku untuk menyelamatkannya dan jadi begini keadaanku! Tapi dia tidak pernah memikirkanku! Dan memberikan jabatan penting pada orang sepertimu! Kenapa?!"
Pekiknya kesal dan memukul Mikoto sebagai pelampiasaannya.
Mikoto tidak berdaya. Dia tidak menunjukkan kelemahannya sekali pun. Dia terlihat tegar dan kuat dari segala pukulan mereka.
Ketika dia kehilangan kesadarannya, mereka menyiraminya air dingin agar dia kembali sadar.
Mikoto meringgis karena air mengalir ke lukanya.
Mereka mendirikan kursi Mikoto yang masih dia duduki.
Paman Eirin juga sudah duduk tidak jauh dari tempat Mikoto.
Mikoto tersenyum melihatnya.
"Kau tanya kenapa paman memberikan jabatan ini? Jujur saja aku juga tidak tahu, jadi kau tanya sendiri saja pada orangnya."
Ucapnya sinis melihat paman Eirin.
"Aku tidak lagi perlu bertanya! Setelah membunuhmu! Aku akan membunuh mereka!"
Ancamnya serius,
"Jika kau berani menyentuh Eirin! Aku benar-benar akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!"
Balasnya serius.
"Apa yang bisa dilakukan ketua bodoh sepertimu?! Yamamoto tidak becus mengurus orang sepertimu! Jika dia tidak bermain-main maka aku tidak perlu turun tangan!"
"Jadi kau dalang dibalik semua ini?!"
"Karena itu aku bilang kau bodoh! Dengan mudahnya wanita itu membunuhmu! Tapi di saat-saat akhir dia menolak perintahku! Sialnya kau bisa selamat karena dia tidak serius menusukmu!"
Marahnya.
Mikoto benar-benar terlihat marah, karena ulah orang tua ini. Dia bersih tegang dengan Eirin dan bahkan sampai membuatnya menangis dan terluka.
Dia marah, kesal, emosi. Matanya menatap tajam paman Eirin.
"Kau tidak perlu khawatir! Aku akan membunuhmu dengan perlahan! Agar kau tahu tempatmu sekarang! kau hanya orang biasa! Aku akan mengambil alih semua yang seharusnya menjadi milikku!"
"Keparat sepertimu tidak akan mendapatkan apapun!"
"Tutup mulutnya! Hajar dia sampai tidak bisa bicara!"
Perintahnya pada anak buahnya.
Mikoto hanya menggigit bibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.